Muktamar NU 2021
Dukungan NU Jabar Terbagi, Ada yang Pro Said Aqil & Gus Yahya, Lebih Banyak yang Dukung Gus Yahya
Dengan demikian, tegas KH Choirul, mayoritas PCNU di Jabar bulat mendukung Gus Yahya.
"Kami berkeyakinan bahwa suara PWNU Jabar utuh mendukung KH Said Aqil Sirodj. Alasannya, secara teritorial [KH Said Aqil] adalah orang Jabar. Kalau bukan oleh kami, oleh siapa lagi? Alasan lainnya, beliau punya prestasi bagus," ujar KH Abun Bunyamin, kepada Tribun, saat dihubungi, kemarin.
Tak hanya itu, ujar KH Abun, keputusan PWNU Jabar menjatuhkan pilihannya terhadap KH Said Aqil Sirodj juga karena lebih mengutamakan visi dan misi ke depan agar NU lebih kuat dan mantap untuk memajukan bangsa, negara, dan agama demi kedamaian dunia yang rahmatan lil alamin.
"Kalau ada PCNU yang membelot, ya itu sih istafti qalbaka (mintalah fatwa kepada hati nuranimu). Kami tak ada sanksi apapun. Tapi, yang jelas kami semua sudah miliki komitmen terhadap tekad dan niat, yang sudah dibahas secara bersama," ujarnya.
Mustasyar PWNU Jabar, KH Hasan Nuri Hidayatullah (Gus Hasan), mengatakan siapapun yang akan maju dan terpilih menjadi Ketua Umum PBNU dalam muktamar yang berlangsung selama dua hari nanti adalah kader-kader terbaik yang dimiliki NU.
"Di satu sisi, saya tidak dapat memilih atau memberikan dukungan suara, baik sebagai kultural maupun sebagai mustasyar di PWNU. Tapi saya mengapresiasi dan memberikan dukungan kepada semua kandidat," ujarnya kepada Tribun, saat dihubungi melalui telepon, kemarin.
Ia berharap, pemilihan Ketua Umum PBNU periode 2022-2027 memiliki semangat dan itikad yang baik untuk dapat meneruskan cita-cita dari para pendiri NU, yaitu memiliki sisi kebermanfaatan dan kemaslahatan yang lebih besar bagi masyarakat.
"Siapa pun yang terpilih nanti, harapan kami, mampu membawa hadirnya NU ke depan untuk lebih dirasakan manfaat dan maslahatnya bagi masyarakat, khususnya bagi warga NU," ucapnya
Berpengaruh
Guru besar Bidang Ilmu Politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof Cecep Darmawan, mengatakan, sebagai salah satu provinsi dengan jumlah kabupaten/kota terbesar, suara dari PWNU Jabar dapat mempengaruhi perolehan jumlah dukungan terhadap salah satu kandidat calon Ketua Umum PBNU Periode 2022-2027.
Menurutnya, dinamika dalam sebuah kontestasi pemilihan calon ketua/kepala dari sebuah organisasi, adalah suatu hal wajar. Namun, bagaimana ekses tersebut tidak terus berlanjut saat terpilihnya pemimpin baru, itu yang harus diperhitungkan dengan matang.
"Adanya perbedaan pilihan atau dukungan adalah hal wajar dan mau tidak mau harus dihadapi, termasuk dalam muktamar ini. Tapi yang penting adalah soliditas dari seluruh kader NU, termasuk di PWNU Jabar agar tetap terjaga sehingga dapat memajukan NU lebih baik lagi," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, kemarin.
Menurutnya, siapapun yang terpilih nanti, bukan saja harus membawa NU lebih baik lagi, tapi juga harus mampu merangkul dan mempersatukan kembali para kader yang sempat bersilang pendapat terkait pemberian dukungan.
PWNU Jabar, ujar Cecep, harus mampu menjadi contoh dan menunjukkan kepada masyarakat bahwa sebagai salah satu organisasi keagamaan yang besar, NU selalu solid dan akan diperhitungkan secara nasional.
Sebagai organisasi keagamaan yang besar, sikap dan kebijakan yang dikeluarkan NU akan memiliki pengaruh sangat besar dalam menentukan situasi politik.
"NU itu suaranya sangat besar, maka meskipun NU sebagai ormas tidak dapat mencalonkan secara formal, kemampuan kader dan potensi suara dari warga NU akan berdampak signifikan terhadap dukungan dalam kontestasi pemilu 2024 nanti," katanya. (tribunnetwork/cipta permana/ferri amiril mukminin/nandri prilatama/bayu saputra)
Baca juga: Amerika Serikat Disebut Akan Pantau Muktamar NU: AS Selalu Paham Kepada Siapa Menitipkan Pesan