Muktamar NU 2021

Dukungan NU Jabar Terbagi, Ada yang Pro Said Aqil & Gus Yahya, Lebih Banyak yang Dukung Gus Yahya

Dengan demikian, tegas KH Choirul, mayoritas PCNU di Jabar bulat mendukung Gus Yahya.

Editor: Fauzie Pradita Abbas
Fransiskus Adhiyuda/Tribunnews.com
Ketua Umu PBNU KH Dr Said Aqil Siradj. 

TRIBUNCIREBON.COM, CIANJUR - Dukungan terhadap KH Yahya Cholil Staquf untuk menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggantikan KH Said Aqil Siradjm menjelang Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama di Lampung, Rabu (22/12/2021) ini, terus menguat.

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cianjur, KH Choirul Anam, mengatakan sudah 16 dari 27 PCNU di Jabar yang memberikan dukungannya kepada KH Yahya Cholil Staquf, atau akrab disapa, Gus Yahya.

Dengan demikian, tegas KH Choirul, mayoritas PCNU di Jabar bulat mendukung Gus Yahya.

Ditemui saat menghadiri acara di Mapolres Cianjur, Selasa (21/12/2021), KH Choirul Anam, mengatakan ada sejumlah alasan kenapa mereka memberikan dukungannya pada Gus Yahya, dan berbeda dengan keputusan Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jabar yang memutuskan untuk memberikan dukungannya pada KH Said Aqil Siradj untuk menjadi Ketua Umum PBNU ketigakalinya berturut-turut.

"Alasan 16 PCNU se-Jabar mendukung Gus Yahya menjadi Ketua Umum PBNU, karena perlu adanya regenerasi," ujar KH Choirul.

KH Choirul juga mengatakan bahwa dari komunikasi para ketua PCNU di Jabar, ada kesepakatan bahwa kepengurusan NU di semua tingkatan hanya dibatasi dua periode. Ini harus dipatuhi agar progres regenerasi di semua tingkatan NU lebih baik.

"Jadi, sebelumnya sudah ada komunikasi dan beberapa diskusi untuk menyamakan pandangan agar NU ke depan ini bisa berjalan dengan baik," kata KH Choirul.

Selain PCNU Kabupaten Cianjur, PCNU lainnya yang sudah bulat mendukung Gus Yahya adalah PCNU  Kota Sukabumi, Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kabupaten Kuningan, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi.

Dukungan kepada Gus Yahya, ujar KH Choirul, juga diberikan antara lain oleh PCNU Pangandaran, Kota Tasikmalaya, dan Kabupaten Tasikmalaya.

Ditemui di sela-sela mengambil ID Card Muktamar NU di Gedung Serbaguna Universitas Lampung, kemarin, Ketua PCNU Kabupaten Tasikmalaya, KH Atam Rustam, membenarkan soal dukungan tersebut.

Ia juga mengungkapkan alasan dukungannya. "Menurut saya, Gus Yahya itu orangnya adem. Keilmuannya, hubungan sosialnya, baik," ujar KH Atam Rustam. 

Meski demikian, kata KH Atam Rustam, itu tak berarti  calon ketua umum PBNU lainnya tidak baik.

"Semua calon ketua umum PBNU yang akan maju dalam Muktamar NU adalah sosok yang baik. Tapi, dari hati, kecenderungan akan mendukung kepada seseorang, yakni Gus Yahya," katanya.

Sebanyak 16 Pengurus Cabang NU (PCNU) telah bulat akan memilih KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua PBNU untuk periode lima tahun mendatang.
Sebanyak 16 Pengurus Cabang NU (PCNU) telah bulat akan memilih KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua PBNU untuk periode lima tahun mendatang. (Istimewa)

Orang Jabar

Rais Syuriah PWNU Jabar, KH Abun Bunyamin, mengatakan dukungan sejumlah PCNU tak mengubah keputusan PWNU Jabar untuk mendukung KH Said Aqil Siradj.

"Kami berkeyakinan bahwa suara PWNU Jabar utuh mendukung KH Said Aqil Sirodj. Alasannya, secara teritorial [KH Said Aqil] adalah orang Jabar. Kalau bukan oleh kami, oleh siapa lagi? Alasan lainnya, beliau punya prestasi bagus," ujar KH Abun Bunyamin, kepada Tribun, saat dihubungi, kemarin.

Tak hanya itu, ujar KH Abun, keputusan PWNU Jabar menjatuhkan pilihannya terhadap KH Said Aqil Sirodj juga karena lebih mengutamakan visi dan misi ke depan agar NU lebih kuat dan mantap untuk memajukan bangsa, negara, dan agama demi kedamaian dunia yang rahmatan lil alamin.

"Kalau ada PCNU yang membelot, ya itu sih istafti qalbaka (mintalah fatwa kepada hati nuranimu). Kami tak ada sanksi apapun. Tapi, yang jelas kami semua sudah miliki komitmen terhadap tekad dan niat, yang sudah dibahas secara bersama," ujarnya.

Mustasyar PWNU Jabar, KH Hasan Nuri Hidayatullah (Gus Hasan), mengatakan siapapun yang akan maju dan terpilih menjadi Ketua Umum PBNU dalam muktamar yang berlangsung selama dua hari nanti adalah kader-kader terbaik yang dimiliki NU.

"Di satu sisi, saya tidak dapat memilih atau memberikan dukungan suara, baik sebagai kultural maupun sebagai mustasyar di PWNU. Tapi saya mengapresiasi dan memberikan dukungan kepada semua kandidat," ujarnya kepada Tribun, saat dihubungi melalui telepon, kemarin.

Ia berharap, pemilihan Ketua Umum PBNU periode 2022-2027 memiliki semangat dan itikad yang baik untuk dapat meneruskan cita-cita dari para pendiri NU, yaitu memiliki sisi kebermanfaatan dan kemaslahatan yang lebih besar bagi masyarakat.

"Siapa pun yang terpilih nanti, harapan kami, mampu membawa hadirnya NU ke depan untuk lebih dirasakan manfaat dan maslahatnya bagi masyarakat, khususnya bagi warga NU," ucapnya

Berpengaruh

Guru besar Bidang Ilmu Politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof Cecep Darmawan, mengatakan, sebagai salah satu provinsi dengan jumlah kabupaten/kota terbesar, suara dari PWNU Jabar dapat mempengaruhi perolehan jumlah dukungan terhadap salah satu kandidat calon Ketua Umum PBNU Periode 2022-2027.

Menurutnya, dinamika dalam sebuah kontestasi pemilihan calon ketua/kepala dari sebuah organisasi, adalah suatu hal wajar. Namun, bagaimana ekses tersebut tidak terus berlanjut saat terpilihnya pemimpin baru, itu yang harus diperhitungkan dengan matang.

"Adanya perbedaan pilihan atau dukungan adalah hal wajar dan mau tidak mau harus dihadapi, termasuk dalam muktamar ini. Tapi yang penting adalah soliditas dari seluruh kader NU, termasuk di PWNU Jabar agar tetap terjaga sehingga dapat memajukan NU lebih baik lagi," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, kemarin.

Menurutnya, siapapun yang terpilih nanti, bukan saja harus membawa NU lebih baik lagi, tapi juga harus mampu merangkul dan mempersatukan kembali para kader yang sempat bersilang pendapat terkait pemberian dukungan.

PWNU Jabar, ujar Cecep, harus mampu menjadi contoh dan menunjukkan kepada masyarakat bahwa sebagai salah satu organisasi keagamaan yang besar, NU selalu solid dan akan diperhitungkan secara nasional.

Sebagai organisasi keagamaan yang besar, sikap dan kebijakan yang dikeluarkan NU akan memiliki pengaruh sangat besar dalam menentukan situasi politik.

"NU itu suaranya sangat besar, maka  meskipun NU sebagai ormas tidak dapat mencalonkan secara formal, kemampuan kader dan potensi suara dari warga NU akan berdampak signifikan terhadap dukungan dalam kontestasi pemilu 2024 nanti," katanya. (tribunnetwork/cipta permana/ferri amiril mukminin/nandri prilatama/bayu saputra)

Baca juga: Amerika Serikat Disebut Akan Pantau Muktamar NU: AS Selalu Paham Kepada Siapa Menitipkan Pesan

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved