Internasional

Bukan Perang Tentara Wanita di Korea Utara Dijadikan Pemuas Nafsu Para Petinggi yang Berkuasa

Seorang tentara wanita di Korea Utara (Korut) harus melayani nafsu para elit politik yang berkuasa.

Editor: Mumu Mujahidin
Mirror
Kim Jong-un dikelilingi perempuan - Memang Terdengar Gila, Kim Jong Un Punya 2 Ribu Wanita Simpanan, Syarat Cantik dan Tinggi 1.65 Meter 

TRIBUNCIREBON.COM - Bagi sebagian wanita menjadi anggota militer atau tentara wanita merupakan suatu kebanggaan.

Karena bisa ikut andil dalam garda terdepan keamanan suatu negara. Namun berbeda dengan tentara wanita di Korea Utara.

Dikarenakan partai politik lebih berkuasa ketimbang militer, nasib tentara wanita di Korea Utara mengalami nasib miris.

Baca juga: Kim Jong-un Punya 2.000 Wanita Simpanan, Cantik-cantik Tinggi Semampai Disebut Brigade Kesenangan

Seorang tentara wanita di Korea Utara (Korut) harus melayani nafsu para elit politik yang berkuasa.

Bukan sebagai patriot bangsa, para gadis-gadis muda yang mengikuti wajib militer di negara itu malah menjadi budak seks para petinggi partai yang berkuasa.

Mirisnya lagi, rumah sakit militer di negara itu dijadikan sebagai rumah aborsi.

Kim Jong Un
Kim Jong Un (IST)

Aborsi yang dilakukan untuk para prajurit wanita tidak menggunakan anestesi (bius) terlebih dahulu, melainkan merendamnya ke air es.

Tak tahan dengan perlakuan rezim komunis, salah satu tentara wanita itu pun melarikan diri ke negara lain.

Prajurit wanita itu bernama Jennifer Kim mengatakan ia dipaksa berhubungan badan oleh seorang elit partai politik di saat berusia 23 tahun.

Peristiwa pilu itu terjadi di saat itu ia memenuhi panggilan elit partai politik.

"Jika saya menolak permintaannya, saya tidak dapat menjadi anggota Partai Buruh Korea," katanya.

Baca juga: Peringati 10 Tahun Kematian Ayahnya, Kim Jong Un Larang Warga Korea Utara Tertawa 11 Hari

Jennifer Kim juga mengatakan, menjadi anggota partai sabgat penting meski ia berstatus sebabagi prajurit.

Warga Korut akan mengalami masalah administrasi dan diskriminasi jika tidak terdaftar sebagai anggota partai.

"Jika saya kembali ke masyarakat tanpa bisa bergabung dengan partai, saya dianggap sebagai anak bermasalah dan saya akan distigmatisasi seumur hidup.

"Itu berarti Anda tidak akan bisa mendapatkan pekerjaan yang baik dan itu akan menjadi masalah ketika Anda mencoba untuk menikah - apa yang bisa saya pilih?

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved