Pascavonis 16 Tahun, Nani Sate Sianida Ingin Pulang Kampung, Berharap Jalani Hukuman di Majalengka

Setelah divonis 16 tahun penjara, Nani Apriliani Nurjaman berharap bisa "pulang kampung". Ia divonis oleh Pengadilan Negeri Bantul, DI Yogyakarta

Penulis: Eki Yulianto | Editor: dedy herdiana
Istimewa/Instagram
Nina Apriliani alias NA ditangkap polisi karena diduga sebagai pengirim sate sianida untuk Tomy, seorang anggota polisi senior di Bantul. 

Bandi dimintai tolong untuk mengantarkan sebuah paket sate bakar ke rumah seseorang bernama Pak Tomy.

Alamat Tomy yang akan dikirimkan paket itu berada di wilayah Kasihan, Kabupaten Bantul.

Polisi melakkan penyelidikan terkait kasus paket sate di Bantul
Polisi melakkan penyelidikan terkait kasus paket sate di Bantul (Dok. Polsek Sewon & ilustrasi sate/TribunJogja)

Pria yang telah memiliki istri dan anak itu sempat menolak mengantar secara offline.

Ia meminta perepuan tersebut memesan melalui aplikasi.

Namun, perempuan yang meminta tolong itu mengaku tidak memiliki aplikasi pesan antar.

"Waktu saya siap-siap jalan, tiba-tiba ada perempuan menghampiri saya."

"Dia minta tolong antarkan paket ke daerah Kasihan ke pak Tomy.

"Saya bilang, pakai aplikasi saja. Terus mbaknya alasannya enggak ada aplikasi Ojol," jelasnya.

2. Ditolak Penerima

Sore itu, Bandi bergegas menuju alamat rumah penerima.

Perempuan misterius itu melampirkan nomor telepon Tomy.

"Dia minta offline, ya saya antarkan ke penerima tersebut. Perempuan itu berpesan, pengirim atas nama pak Hamid," ungkap dia.

Singkat cerita, sesampainya di rumah tujuan penerima paket, Bandi lalu menelepon ke nomor kontak bernama Tomy yang diberikan oleh perempuan yang ia temui di masjid.

Telepon Bandi pun direspons oleh Tomy. Saat itu, Tomy sedang berada di luar kota.

Istri Tomy yang berada di rumah enggan menerima paket yang pengirimnya tidak jelas itu.

Apalagi ia tidak merasa memesan makanan.

Melalui telepon, Tomy berkomunikasi dengan Bandi.

"Saya tanya, lah ini paket sudah sampai alamatnya bener, nomornya bener kok ndak diterima. Terus bapaknya bilang, 'udah dibawa kamu saja pak, buat buka puasa'," terang Bandiman.

Pelayat datang ke ruamh duka, Naba Faiz Prasetya
Pelayat datang ke ruamh duka, Naba Faiz Prasetya (TribunJogja/Miftahul Huda)

3. Anak dan Istri Makan Bumbu Sate

Paket sate itu dibawa Bandiman ke rumahnya. Istrinya, Titik Rini dan anaknya, NFP.

Setelah itu, NFP menyantap sate tersebut.

Bandiman dan anak pertamanya juga makan dua tusuk sate ayam itu.

Namun, ia tidak memakan bumbunya.

NFP dan Titik memakan sate beserta bumbunya.

Makanan itu terasa aneh. Tak berselang lama, anak Bandiman mengeluh rasa sate yang pahit.

4. Anak Meninggal, Istri Selamat

Anak Badiman mengalami muntah kemudian tidak sadarkan diri.

Sedangkan istrinya mengalami lemas.

"Dia lalu ke dapur dan sudah muntah-muntah. Istri juga muntah-muntah. Pas tak pastikan anak saya sudah tidak sadarkan diri," jelasnya.

Karena panik Bandi kemudian membawa putranya ke rumah sakit terdekat. Sayangnya, NFP sudah tak tertolong lagi.

"Sudah meninggal pas perjalanan ke rumah sakit."

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved