Nama Jenderal Andika Perkasa Ada di Bursa Calon Panglima TNI dan Kepala BIN, Bagaimana Peluangnya?

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa tak hanya digadang-gadang jabat Panglima TNI tapi juga Kepala Badan Intelijen Negara (BIN)

Editor: dedy herdiana
(DISPENAD)
KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa 

TRIBUNCIREBON.COM - Bulan masa pensiun Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto tinggal beberapa hari lagi. Kerap dikabarkan Hadi Tjahjanto akan memasuki masa pensiun pada November 2021 dan kini sudah tanggal 25 Oktober 2021.

Namun hingga sekarang ini, Presiden Joko Widodo masih belum memutuskan nama calon Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto. 

Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Action (CISA) Herry Mendrofa, menilai Presiden Jokowi sepertinya masih memiliki sejumlah pertimbangan tersendiri terkait masalah tersebut.

Terlebih sekarang ini juga ramai dibicarakan bahwa Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa tak hanya digadang-gadang menjabat Panglima TNI, tapi juga Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).

Untuk menjabat Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa diperkirakan akan bersaing ketat dengan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono. 

Sementara sebagai kepala BIN, selain Jenderal Andika Perkasa, ada nama-nama lain seperti , Marsdya (Purn) Dedy Permadi, Letjen (Purn) Doni Monardo, dan Marsdya (Purn) Kisenda Wiranata.

Analisis ini disampaikan Herry Mendrofa seperti dikutip dari Tribunnews dan Surya.co.id (grup Tribuncirebon.com), Senin (25/10/2021).

Baca juga: Nama Jenderal Andika Perkasa Makin Santer Dikaitkan dengan Isu Reshuffle Kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin

Baca juga: Jokowi Disebut Akan Pilih Calon Panglima TNI yang Terbaik, Andika Perkasa atau Yudo Margono?

"Presiden adalah sosok yang memiliki hak prerogratif untuk memilih Panglima TNI, pastinya figur yang duduk di posisi ini tidak terlepas atas kepentingan dari Jokowi," ujarnya kepada Tribunnews.com, Senin (25/10/2021).

"Hemat saya posisi ini masih tarik ulur karena dari ketiga figur kepala staf angkatan yang menjadi calon Panglima TNI, sepertinya Jokowi sedang menghitung tentang memprioritaskan kepentingan stabilitas nasional atau mewujudkan poros maritim dunia. Artinya antara KSAD atau KSAL," ujar Herry.

Sementara untuk isu pergantian Kepala BIN, ia mengingatkan Jokowi agar siapapun yang memimpin lembaga telik sandi tersebut adalah figur yang memiliki kapasitas intelijen yang kuat dalam konteks penyelidikan, pengamanan dan koordinasi ihwal intelijen

"Tentunya yang tepat menjadi Kepala BIN adalah figur yang memiliki kapasitas intelijen yang kuat dalam konteks penyelidikan, pengamanan dan koordinasi ihwal intelijen."

"Dalam beberapa momentum, BIN sering kecolongan mulai data pribadi Presiden yang bocor, data penduduk penting lainnya juga ikut bocor dan persoalan lainnya. Soal ini harus dievaluasi dan dibenahi," kata Herry.

Menurutnya, hal yang harus ada pada Kepala BIN selanjutnya yakni optimalisasi strategi mitigasi hingga kontra intelijen yang terukur serta terintegrasi.

 "Calon Kepala BIN saya kira dari kalangan TNI seperti KSAD Jenderal Andika Perkasa, Marsdya (Purn) Dedy Permadi, Letjen (Purn) Doni Monardo, dan Marsdya (Purn) Kisenda Wiranata bisa jadi pilihan Presiden," katanya,

"Keempat nama itu semuanya pernah berkiprah di intelijen pasti punya pengalaman tinggal bagaimana memetakan kekuatan serta meminimalisasi kekurangan BIN selama ini agar kerja BIN ke depannya bisa efektif."

"Persis dengan jabatan Panglima TNI, Kepala BIN dipastikan cenderung politis karena Presidenlah yang menentukan," tandas Herry.

Baca juga: Sudah Unggul Survei Jadi Calon Kuat Panglima TNI, Jenderal Andika Juga Masuk Bursa Calon Kepala BIN

Halaman
1234
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved