PON XX Papua 2021

Siswi SMP Asal Tasikmalaya Raih Emas, Pesaingnya Sudah SMA, Mahasiswa Malah Ada Tentara dan Polisi

Sala Nursyafa Jajuar berhasil meraih medali emas pada cabang eksibisi modern pentathlon (laser run dan triathle).

Editor: dedy herdiana
Tribunjabar.id/Firman Suryaman
Sala Nursyafa Jajuar didampingi kedua orang tuanya, Dindin (52) dan Dede (49). (tribun jabar/firman suryaman) 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Suryaman

TRIBUNCIREBON.COM, TASIKMALAYA - Ada cabang olahraga modern PON XX Papua 2021 yang dijuarai gadis kampung asal Kabupaten Tasikmalaya.

Dia adalah Sala Nursyafa Jajuar, siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Cigalontang, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya.

Sala berhasil meraih medali emas pada cabang eksibisi modern pentathlon (laser run dan triathle).

"Saya tidak menyangka, anak saya dari kampung bisa mendapat medali emas di PON kemarin," kata Dindin Yandin (52), ayah kandung Sala, saat ditemui di rumahnya, Kampung Cigalontang, Desa Jayapura, Kecamatan Cigalontang, Selasa (19/10) siang.

Yang membuat Dindin takjub, anak bungsu dari tiga bersaudara ini, adalah cabang olahraga yang dijuarainya. 

"Namanya saja sudah asing bagi kami. Apalagi Sala dapat dua medali sekaligus," kata Dindin tertawa, didampingi Sala dan Dede Juarsih (59), istrinya.

Medali emas diraih dari cabang laser run (menembak dan lari) dan medali perunggu cabang triathle.

"Tidak ada firasat dan saya memang tak menarget apa-apa kepada Sala. Ia berangkat ke Papua dan kami mendoakan agar semuanya berjalan lancar," ujar Dindin.

Namun tak disangka-sangka, Dindin mendapat telepon dari pelatih Sala agar melihat pertandingan yang diikuti Sala melalui streaming instagran.

"Saya dan istri langsung sujud syukur saat melihat Sala meraih medali emas. Sebelumnya ia sudah meraih medali perunggu," ujar Dindin.

Sama seperti sang ayah, Sala sendiri mengaku tak menyangka bisa meraih medali emas.

"Saya baru pertama kali ikut ajang lomba sebesar ini. Apalagi saingan saya siswa SMA, mahasiswa sampai anggota TNI dan Polri," ujar Sala.

Ia mengaku sangat bersyukur atas prestasinya. Ia akan terus menjaga kemampuannya agar bisa ikut serta dalam lomba-lomba resmi berikutnya. (firman suryaman)

Baca juga: INILAH Pengakuan Tresna Puspita Peraih 2 Medali Emas PON Papua 2021, Bertanding Saat Cedera

Baca juga: Duit Rp 16 Juta dan Perhiasan Emas 30 Gram Hangus Terbakar di Rumah, Sang Pemilik Langsung Lemas

Cerita Anak Polisi Sabet 3 Emas

Berawal dari iseng menggeluti olahraga menembak, kini Audrey Zahra Dhiyaanisa, berhasil meraih tiga medali emas dan dua medali perak untuk Jawa Barat di PON XX Papua 2021.

Ternyata menurut ayah Audrey, Aipda Haradea yang kini bertugas di Polsek Baleendah, sebelumnya Audrey menggeluti voli indoor.

"Namun di kelas 1 SMP, saat Audrey bertanding kerap kalah. Ia ngerasa malu, saat sekolah karena banyak yang nanya, gimana volinya, kalah, kalah, terus," kata Haradea, saat dihubungi tribun jabar, Jumat (8/10/2021).

Haradea mengatakan, voli merupakan olahraga tim. Jika ada satu orang pemain yang kurang latihan, kerap menjadi incaran lawan saat bertanding.

"Dari situ Audrey memilih berhenti voli. Saya sebagai orang tua tak mau memaksakan kalau anaknya sudah tak mau," kata Haradea.

Haradea mengatakan, setelah itu, saat Audrey di pertengahan kelas 7 SMP,  usianya 13 tahun, dibawa ke tempat latihan menembak di Cisangkan, Cimahi.

"Di sana ada teman yang sering latihan menembak, saya bawa Audrey, ternyata kan ada atlet menembak perempuan juga," kata Haradea.

Saat itu Audrey, malah tak mau ikut awalnya.

Audrey Zahra Dhiyaanisa, atlet menembak Jabar, yang meraih tiga medali emas di PON XX 2021 Papua.
Audrey Zahra Dhiyaanisa, atlet menembak Jabar, yang meraih tiga medali emas di PON XX 2021 Papua. (Dokumentasi Aipda Haradea)

"Namun, kelamaan tertarik untuk mencobanya, ia iseng mencoba menembak, hingga akhirnya terus menggelutinya," katanya.

Baru tiga bulan berlatih, kata Haradea, Audrey, bisa mengimbangi seniornya yang sudah lama berlatih.

"Saat ada Kejurnas di Kalimantan ia terbawa mewakili Jabar, usianya masih 13 tahun, lalu ia berhasil dapat medali," kata Haradea.

Haradea menceritakan, setelah itu baru anak pertamanya dari tiga bersaudara itu, lebih semangat lagi menggeluti olahraga menembak.

"Mulai tambah semangat dan lebih mendalami saat itu, sebab ia merasa percaya diri dan mungkin mudah, baru sebentar berlatih bisa bersaing dengan yang sudah lama," ujarnya.

Alhamdulillah katanya, kini Audrey, bisa masuk Pelatnas, hingga bisa merah tiga medali emas dan dua medali perak PON XX.

"Semoga ia terus berprestasi bisa mengharumkan Indonesia, di ajang internasional," ucapnya.

Baca juga: Audrey Zahra Atlet Menembak Jabar Raih Tiga Emas di PON XX Papua, Orang Tua: Saya Tak Menyangka

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved