Politik
Kader Nasdem Bandung Barat Nyaris Adu Jotos hingga Banting Kursi Saat Rapat, Ini Penyebabnya
sejumlah kader Nasdem tiba-tiba ada yang membanting kursi dan nyaris adu jotos karena merasa aspirasi mereka tidak diakomodir oleh pimpinan rapat.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG BARAT - Rapat Partai Nasdem Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang membahas struktur dan perkenalan kepengurusan baru di tubuh partai malah memanas hingga sejumlah kader terlibat aksi dorong-dorongan, Senin (29/9/2021).
Rapat yang digelar di Kantor DPD Nasdem, Padalarang itu awalnya berjalan kondusif.
Namun, sejumlah kader tiba-tiba ada yang membanting kursi dan nyaris adu jotos karena merasa aspirasi mereka tidak diakomodir oleh pimpinan rapat.
Kekisruhan tersebut bermula saat Dewan Pakar DPD Nasdem KBB Dede Sofyan mempertanyakan legalitas SK kepengurusan yang sudah beredar di media sosial.
Namun hal tersebut belum juga ditanggapi dan kader lain meminta rapat tetap dilanjutkan dan interupsi jangan ditanggapi.
Akhirnya hal itu memancing Dede Sofyan terlibat adu argumen sehingga suasana menjadi kisruh.
Dia mempertanyakan etika soal pemberian SK pengurus karena sebelumnya agenda pemberian SK diberikan dalam forum rapat resmi.
Dede mengatakan, dirinya justru mengetahui ada turunnya SK di media sosial yang beredar sejak enam hari lalu, sehingga dia menanyakan secara resmi mengenai legalitas SK itu di forum rapat tersebut.
"Saya mempertanyakan legalitas SK, itu wajar. Kan biasanya diberikan di rapat ini malah sudah beredar di medsos. Saya tidak mengetahui siapa yang menyebarkan SK tersebut di medsos," ujarnya sesuai rapat.
Ketua DPD Nasdem KBB, Ade Sudradjat Usman mengatakan, adanya kekisruhan yang sempat mewarnai rapat itu akibat miskomunikasi informasi yang tidak sampai ke pengurus.
Baca juga: Ridwan Kamil Klaim Sudah Bertemu Petinggi PKS hingga Nasdem, Adakah yang Akan Melamar Untuk Pilpres?
"Sehingga menjadi catatan ke depan bahwa segala informasi akan disampaikan jauh-jauh hari sebelumnya," kata Ade.
Ade mengatakan, soal SK kepengurusan tersebut diputuskan tanggal 19 Agustus 2021 dan diterima 25 September 2021.
Hal tersebut membuat waktunya mepet karena semuanya harus sudah langsung bergerak untuk bulan Mei dan November 2024.
Dia pun meminta ajang rapat internal menjadi perkenalan pengurus baru dan lama, termasuk menyolidkan partai untuk memulihkan kepercayaan publik dan memenangkan suara di Pemilu.
"Kita punya pengurus baru, muda-muda, dan banyak yang milenial. Itu jadi modal buat Pemilu 2024, dimana pemilih pemula akan lebih banyak," ucapnya.
Baca juga: Ridwan Kamil Bakal Bertarung di Pilpres 2024? Partai Nasdem Sudah Menggodanya, Emil pun Bereaksi
