Virus Corona Mewabah

Soal Pandemi Covid-19 Segera Berakhir yang Disebut Bos Vaksin, Menkes Pernah Beri Penjelasan Begini

Kapan pandemi Covid-19 akan berakhir? Pertanyaan ini mungkin muncul di benak banyak orang.

Editor: dedy herdiana
Freepik
Ilustrasi virus - Kapan pandemi Covid-19 akan berakhir? Pertanyaan ini mungkin muncul di benak banyak orang. Sejumlah ahli atau bos vaksin Covid-19 menyebutkan pandemi Covid-19 akan segera berakhir dan virusnya akan menjadi virus biasa. 

Contohnya seperti terjadi di Israel dan Amerika Serikat.

Cakupan vaksinasi Covid-19 di negara itu sudah tinggi, tetapi masih ada kasus infeksi virus corona.

Bos Moderna prediksi pandemi terjadi hingga 2022 Kepala eksekutif Moderna Stephane Bancel memprediksi, pandemi corona bisa berakhir setahun lagi.

Hal itu disampaikannya ketika diwawancarai surat kabar Swiss, NZZ, Kamis (23/9/2021).

Dia optimistis, dengan perluasan kapasitas produksi vaksin Covid-19 di seluruh industri selama 6 bulan terakhir, maka peroduksi vaksin akan cukup untuk semua orang di Bumi pada pertengahan tahun depan.

Selain itu, hingga batas tertentu, akan lebih banyak stok suntikan booster yang tersedia.

Bancel berharap, bahkan bayi juga bisa mendapatkan vaksinasi Covid-19

Ketika ditanya apakah itu berarti tahun depan "kembali normal", ia memprediksinya demikian.

"Mulai hari ini, dalam setahun, saya berasumsi," kata Bancel kepada NZZ.

Tergantung negara-negara

Melansir Washington Post, Kamis (23/9/2021), prediksi Bancel akan menjadi kenyataan atau tidak, bergantung pada upaya negara-negara mempersempit kesenjangan antara negara kaya dan miskin.

Selama ini, negara-negara kaya menawar vaksin dengan harga tinggi dan negara-negara miskin bergantung pada sumbangan vaksin.

Menurut Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, ironi ketika sejumlah pemerintahan negara menimbun stok vaksin Covid-19 dan menyia-nyiakannya.

Sementara, orang-orang di negara lain masih menunggu dosis pertama mereka. Hampir 80 persen orang di negara-negara kaya di dunia telah menerima dosis pertama.

Tetapi, sebagian menghadapi kendala pasokan dan perusahaan biotek seperti Moderna menjual paling banyak dosis awal ke negara-negara kaya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved