Penyebab Ratusan Burung Pipit Mati Secara Misterius di Balai Kota Cirebon Diduga Faktor Cuaca
burung-burung itu tidak sempat beradaptasi akibat cuaca berubah secara mendadak dalam waktu singkat.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Ratusan burung pipit mati secara misterius di Balai Kota Cirebon, Jalan Siliwangi, Kota Cirebon, pada Selasa (14/9/2021).
Bangkai burung pipit tersebut berserakan di sekitar pepohonan yang berada di halaman depan hingga belakang Balai Kota Cirebon.
Petugas Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan, dan Perikanan (DPPKP) Kota Cirebon juga telah mengambil sampel untuk diuji laboraturium.
Sampel burung pipit diuji laboratium menggunakan alat PCR di Balai Veteriner Subang karena fasilitas yang tersedia di Kota Cirebon belum memadai.
Medis Veteriner DPPKP Kota Cirebon, drh Tri Angka, mengatakan, hingga kini penyebab kematian ratusan burung pipit itu belum dapat dipastikan karena harus menunggu uji lab.
Baca juga: HEBOH Ratusan Burung Pipit Mati di Kota Cirebon Sampel Air Liur Diambil untuk Mengetahui Penyebabnya
Baca juga: MISTERIUS Ratusan Burung Pipit Mati Mendadak di Halaman Balai Kota Cirebon, Ini Kesaksian ASN
Namun, menurut dia, dari analisis sementara diduga burung pipit tersebut mati akbiat faktor perubahan cuaca sehingga tidak dapat beradaptasi.
"Ini dugaan awal, karena untuk pembuktian ilmiahnya harus menunggu hasil uji sampel selesai," kata Tri Angka kepada Tribuncirebon.com, Rabu (15/9/2021).
Ia mengatakan, burung-burung itu tidak sempat beradaptasi akibat cuaca berubah secara mendadak dalam waktu singkat.
Selain itu, hujan mengguyur wilayah Cirebon dan sekitarnya selama hampir sehari penuh meski intensitasnya tidak terlalu deras.
Pihaknya juga menduga burung pipit tersebut baru saja memakan tanaman yang mengandung pestisida sehingga berdampak buruk pada konidisinya.
"Ini prediksi awal, hanya dugaan, dan belum tentu kebenarannya. Untuk lebih jelasny harus menunggu uji lab seledai," ujar Tri Angka.