Kasan dan Juriyah Selalu Was-was Setiap Hujan Turun, Takut Air Merendam Gubuk Mereka

Kondisi rumah gubuk yang ditinggali Kasan (73) dan Juriyah (55) di Kabupaten Indramayu sudah sangat mengkhawatirkan.

Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Pasutri jompo tinggal di rumah gubug di pusat kota Indramayu di Jalan Talang Tembaga, Kelurahan Lemahabang, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Kamis (2/9/2021). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Kondisi rumah gubuk yang ditinggali pasangan suami istri (Pasutri) jompo, Kasan (73) dan Juriyah (55) di Kabupaten Indramayu sudah sangat mengkhawatirkan.

Lokasi rumah gubuk tersebut tepatnya berada di pusat kota Indramayu, tepatnya di belakang masjid Al-Istiqomah di Jalan Talang Tembang Kelurahan Lemahabang, Kecamatan/Kabupaten Indramayu.

Di rumah gubug itu, mereka sudah tinggal selama 8 tahun.  Di sana pasutri jompo itu juga tinggal bersama 1 orang anak.

Juriyah mengatakan, karena kondisi rumah yang sudah tidak layak, keluarga kecil mereka selalu was-was setiap kali hujan turun.

"Kalau hujan itu pasti banjir, air masuk semua ke rumah," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Kamis (2/9/2021).

Pasutri jompo tinggal di rumah gubug di pusat kota Indramayu di Jalan Talang Tembaga, Kelurahan Lemahabang, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Kamis (2/9/2021).
Pasutri jompo tinggal di rumah gubug di pusat kota Indramayu di Jalan Talang Tembaga, Kelurahan Lemahabang, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Kamis (2/9/2021). (Tribuncirebon.com/Handhika Rahman)

Lanjut Juriyah, banjir itu merendam seisi rumah, ia bersama suami dan anaknya pun terpaksa harus tidur di atas kursi.

Musim penghujan yang sebentar lagi akan datang pun menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Juriyah.

Terlebih, rumah gubug berdinding bilik bambu itu sudah reyot di sejumlah bagian.

Pada rumah bagian belakang, bahkan sudah ambruk saat hujan disertai angin kencang melanda kawasan setempat beberapa waktu lalu.

Ruang kamar mandi atau mandi cuci kakus (MCK) rumahnya bahkan tidak memiliki atap dan tembok.

Termasuk bagian dapur, walau masih ada atap, namun kayu yang menjadi tiang penyangganya nyaris ambruk.

Juriyah mengaku, tidak nyaman tinggal di rumah gubug tersebut karena khawatir jika tiba-tiba ambruk.

Di sisi lain, hanya rumah gubug itu satu-satunya tempat yang dimiliki keluarga kecil mereka untuk ditinggali.

"Berharapnya sih ada bantuan juga dari pemerintah untuk renovasi rumah, takut ambruk," ujar dia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved