Polemik Keraton Kasepuhan

Pemkot Cirebon Bakal Langsung Turun Tangan di Keraton Kasepuhan, Jika Hal Tak Diinginkan Ini Terjadi

Pemkot Cirebon tidak ikut campur dalam polemik siapa yang berhak mewarisi takhta Ketaton Kasepuhan.

Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi
Suasana Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Minggu (30/8/2020). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Pemkot Cirebon tidak ikut campur dalam polemik siapa yang berhak mewarisi takhta Ketaton Kasepuhan.

Wali Kota Cirebon, Nasrudin Azis, mengatakan, hal tersebut merupakan ranah internal keluarga besar keraton.

Namun, ia memastikan pemerintah langsung turun tangan saat kisruh tersebut mulai mengganggu kelestarian cagar budaya.

Baca juga: Kisah Kaum Ibu Rancakalong di Masa Pandemi, Olah Pekarangan Jadi Sayuran Siap Jual

"Yang menjadi kewajiban pemerintah adalah bagaimana lindungi keraton sebagai cagar budaya," kata Nasrudin Azis saat ditemui di DPRD Kota Cirebon, Jalan Siliwangi, Kota Cirebon, Senin (30/8/2021).

Karenanya, pemerintah tidak akan melibatkan diri selama kisruh yang terjadi tidak mengganggu kelestarian cagar budaya.

Ia mengakui petugas TNI - Polri bersiaga sejak terjadi aksi lempar batu antarkelompok massa di Keraton Kasepuhan beberapa waktu lalu.

Menurut dia, hal itu sebagai bentuk kehadiran pemerintah dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat sehingga Kota Cirebon tetap kondusif.

Baca juga: ALHAMDULILLAH, Pembelajaran Tatap Muka di Bandung Akan Dimulai 8 September 2021, Ini Persyaratannya

"Kami pastikan jika terjadi kerusakan di cagar budaya ini maka pemerintah akan turun," ujar Nasrudin Azis.

PRA Luqman Zulkaedin (kiri) saat jumenengan Sultan Sepuh XV di Bangsal Prabayaksa Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Minggu (30/8/2020).
PRA Luqman Zulkaedin (kiri) saat jumenengan Sultan Sepuh XV di Bangsal Prabayaksa Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Minggu (30/8/2020). (Ahmad Imam Baehaqi/Tribuncirebon.com)

Diketahui, terdapat beberapa pihak yang mengklaim paling berhak menduduki jabatan Sultan Keraton Kasepuhan, di antaranya, PRA Luqman Zulkaedin dan Raharjo Djali.

Selain itu, ada juga Santana Kasultanan Cirebon dan Keluarga Besar Kesultanan Cirebon yang menuntut agar takhta dikembalikan kepada trah atau keturunan Sunan Gunung Jati.

Sebab, Luqman dan Raharjo dianggap bukan keturunan Sunan Gunung Jati sehingga tidak berhak menduduki posisi tersebut.

Diberitakan sebelumnya, Polemik pewaris takhta Keraton Kasepuhan tampaknya hingga kini masih bergulir.

Bahkan, beberapa waktu lalu sempat terjadi aksi lempar batu dua kelompok massa di keraton yang berada di Kecamatan Lemahwunkuk, Kota Cirebon, itu.

Wali Kota Cirebon, Nasrudin Azis, memastikan, Pemkot Cirebon tidak akan ikut campur dalam polemik siapa yang paling berhak mewarisi takhta Keraton Kasepuhan.

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved