Kekuatan Vaksin Pfizer dan AstraZeneca dalam Melawan Varian Delta Ternyata Melemah setelah 3 Bulan

Studi menemukan bahwa vaksin Pfizer dan AstraZeneca terhadap virus corona varian delta melemah dalam waktu tiga bulan.

shutterstocks
ilustrasi vaksin corona 

Rencana pemerintah AS itu berdasar data yang menunjukkan bahwa perlindungan yang diberikan vaksin Covid-19 saat ini berkurang dari waktu ke waktu.

Israel mulai memberikan dosis Pfizer ketiga bulan lalu untuk menghadapi lonjakan infeksi lokal yang didorong oleh Delta. Beberapa negara Eropa juga diharapkan mulai menawarkan booster kepada orang tua dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah.

Jenis-jenis vaksin Covid-19.
Jenis-jenis vaksin Covid-19. (clinical trial arena)

Pfizer mengatakan kemanjuran vaksinnya menurun seiring waktu. Bulan lalu AstraZeneca mengatakan masih mencari tahu berapa lama perlindungan vaksinnya bertahan dan apakah dosis booster diperlukan untuk menjaga kekebalan.

"Fakta bahwa kami melihat lebih banyak petunjuk viral load, untuk mencapai herd immunity mungkin jadi lebih menantang," kata rekan penulis Koen Pouwels, juga dari Universitas Oxford.

Kekebalan kelompok adalah ketika sebagian besar populasi kebal terhadap patogen, baik dengan vaksinasi atau infeksi sebelumnya, menghentikan pertumbuhan jumlah infeksi.

"Vaksin mungkin paling baik dalam mencegah penyakit parah dan sedikit mencegah penularan," kata Pouwels.

Para penulis memperingatkan bahwa konsentrasi virus di tenggorokan hanyalah gambaran kasar untuk tingkat keparahan gejala dan bahwa mereka tidak memiliki data baru tentang durasi infeksi.

Survei tersebut, yang belum ditinjau sejawat sebelum dipublikasikan dalam jurnal ilmiah, menggarisbawahi kekhawatiran para ilmuwan bahwa varian Delta, dapat menginfeksi orang yang divaksinasi penuh pada tingkat yang lebih besar daripada garis keturunan sebelumnya, dan bahwa orang yang divaksinasi dapat lebih mudah menularkannya.

Untuk membedakan periode sebelum dan sesudah Delta menjadi lazim, para peneliti Oxford menganalisis sekitar 2,58 juta tes swab yang diambil dari 380.000 orang dewasa yang dipilih secara acak antara 1 Desember 2020, dan 16 Mei 2021, dan 810.000 hasil tes dari 360.000 peserta antara 17 Mei dan Agustus.

Studi ini dilakukan dalam kemitraan dengan Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) dan Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial (DHSC).

Berita tentang vaksin

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved