Konflik Afghanistan

Bagaimana Cara Taliban Mengalahkan Amerika Serikat Sang Negara Adidaya

Amerika dan sekutunya menggunakan semua jenis senjata di Afghanistan tetapi itu tidak berguna dan sia-sia.

Editor: Mumu Mujahidin
SERAMBINEWS.COM
Aqib Farooq Mir 

TRIBUNCIREBON.COM - Berikut ini sebuah artikel tentang bagaimana Amerika Serikat kalah dari Taliban yang ditulis oleh Aqib Farooq Mir.

Seperti yang kita ketahui bahwa setelah serangan 9/11.

Presiden Amerika, George W Bush mengatakan bahwa "Anda bersama kami, atau Anda bersama para teroris."

Amerika menginvasi Afghanistan ketika Taliban menolak untuk mengekstradisi Osama bin Laden.

Menurut Taliban, Osama tidak berada di balik serangan 9/11.

Karena itu, mereka tidak menyerahkannya ke Amerika.

Dunia tahu bahwa itu adalah pekerjaan orang dalam untuk menyerang negara-negara Muslim yang lemah dan banyak akal.

Puluhan ribu orang Afgani tewas dan jutaan mengungsi. Tujuan Amerika adalah untuk mengontrol ladang opium di Afghanistan.

Karena, Afghanistan menghasilkan 80 persen opium dunia dan Afganistan kaya akan mineral dan Afghanistan memiliki keunggulan Geopolitik.

Afghanistan menjadi tempat transit sumber energi yang berasal dari Iran dan Turkmenistan ke Pakistan, India, bahkan China. Setiap negara ingin mendominasi Afghanistan.

Di sisi lain, Taliban tidak menyerah kepada Amerika. Puluhan ribu pejuang Taliban tewas dan terluka dalam 20 tahun.

Baca juga: Taliban Berkuasa, Khalida Popal Minta Pemain Timnas Perempuan Afganistan Membakar Jersey

Meski begitu, mereka tetap teguh pada tujuan mereka. Seluruh dunia menentang mereka. Amerika dan sekutunya menggunakan semua jenis senjata di Afghanistan tetapi itu tidak berguna dan sia-sia.

Menurut sebuah studi Brown University pada tahun 2019, yang telah melihat pengeluaran perang di Afghanistan dan Pakistan, AS telah menghabiskan sekitar $978 miliar dolar (Rp14.047.747.500,000,000.00).

Amerika mendanai pemerintah boneka mereka di Afghanistan dan menghabiskan miliaran dolar untuk mereka. Pemerintah boneka mereka tidak mampu memerintah di Afghanistan.

Korupsinya tinggi dan keadilan tidak diberikan kepada rakyat Afghanistan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved