Epidemiolog Menilai Kesadaran Masyarakat dalam Memakai Dobel Masker Masih Rendah: Satu Aja Jarang
Epidemiolog pengetahuan masyarakat terkait upaya pencegahan Covid-19 perlu ditingkatkan mengingat informasi tentang virus corona sangat dinamis.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mumu Mujahidin
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung satu tahun lebih, hingga saat ini belum dapat dipastikan kapan berakhirnya.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk menekan penyebaran virus corona itu.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Masyarakat (PPKM) Darurat pada 3-20 Juli 2021.
Pelaksanaan itu hingga kini terus diperpanjang hingga 23 Agustus 2021 nanti.
Akan tetapi, semua itu tidak bisa berjalan maksimal jika upaya pemerintah untuk menekan penyebaran Covid-19 tidak dibarengi dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
"Pandemi Covid-19 itu memang tanggung jawab kolektif sebetulnya, tidak bisa semata-mata diserahkan sepenuhnya ke pemerintah. Akan kesulitan kalau tidak didukung semua pihak termasuk masyarakat," ujar ahli epidemiologi lulusan Universitas Indonesia (UI) asal Majalengka, Ucu Supriatna melalui pesan singkat, Rabu (18/8/2021).
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan, pengetahuan masyarakat terkait upaya pencegahan Covid-19 perlu ditingkatkan mengingat informasi tentang virus corona sangat dinamis.
Bahkan saat sekarang, Covid-19 telah berkembang menjadi beberapa varian baru, salah satunya varian Delta yang diketahui sangat mudah menular dan dikatakan cukup fatal.
Oleh karena mudah menular, Ucu menyarankan semua masyarakat untuk menggunakan masker dobel sesuai dengan rekomendasi Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yang diacu di banyak negara.
Baca juga: 147 Orang di Majalengka Meninggal Akibat Covid-19 dalam 10 Hari Terakhir, Ini Kata Epidemiolog
Dalam hal ini, penggunaan masker dobel terdiri atas lapis pertama atau bagian dalam memakai masker bedah.
Sedangkan yang kedua berupa masker kain tiga lapis.
Hanya saja, kesadaran masyarakat untuk menggunakan masker dobel hingga saat ini masih kurang, terutama warga yang tinggal di pedesaan.
"Jangankan memakai masker dobel, menggunakan masker medis atau masker kain satu-dua lapis pun jarang dilakukan," ucapnya.
Tidak hanya dalam penggunaan masker, kesadaran masyarakat untuk menghindari kerumunan atau mengurangi mobilitas pun masih kurang.
Meskipun, sambung dia, pemerintah telah mengambil kebijakan PPKM Darurat sebagai upaya mengendalikan lonjakan kasus Covid-19.
Seperti halnya daerah lain di Indonesia, sebagian warga Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, pun masih banyak yang setengah hati dalam menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Padahal Pemerintah Kabupaten Majalengka telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) nomor: 443.1/1251/BPBD tentang Perpanjangan Ketiga Pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3 Covid-19 di Kabupaten Majalengka.
Baca juga: Alasan Indonesia Disebut Jadi Negara Terburuk di Dunia dalam Tangani Covid-19, Diungkap Epidemiolog
Bupati Majalengka, Karna Sobahi berharap, warga bisa mendukung seluruh kebijakan yang dibuat pemerintah.
Hal itu semata-mata untuk melindungi masyarakat dari ancaman paparan virus corona.
"Ini tanggung jawab saya sebagai kepala daerah untuk melindungi masyarakat dari ganasnya virus. Saya tidak akan menginformasikan bahwa PPKM berakhir, agar semuanya terbiasa dengan kondisi seperti ini," jelas Karna.
