Sosok Almarhum Bapak Tumin Ayahanda Mohammad Ahsan, Sudah Masukkan Ahsan ke Klub Sejak Umur 5 Tahun

Lantas bagaimana sosok Haji Tumin Ahmadi Usman ayah Mohammad Ahsan yang jadikan Ahsan menjadi pebulu tangkis Indonesia yang mendunia.

Editor: dedy herdiana
INSTAGRAM MohAMMAD AHSAN
Ayanhanda Mohammad Ahsan bernama Tumin Atmadi Meninggal Dunia 

"Saat kakaknya mengabarkan, saya sangat senang mendengar kabar itu, kalau disini tidak ada informasi, kalau di tv tidak ditayangkan," katanya yang saat itu masih berusia 74 tahun.

Tumin yang mengaku masih mampu bermain bulu tangkis selama 2 set itu pun menerangkan bahwa Ahsan selalu minta doa restu kepada kedua orang tuanya.

Terakhir meminta doa pada pukul 13.00 WIB (Minggu siang, red) saat masuk final.

"Dia (Ahsan, red) telpon minta didoain, tapi nadanya sedikit lemah. Terus bapak jawab 'loh kok lemah, terus dia jawab 'aku tidak sakit ayah', aku baru bangun tidur'. Pesan ayah bermainlah dengan baik, jangan terburu-buru, tapi berisi artinya permainan secara maksimal," ungkap penulis buku Kejar Bulutangkis terbitan 2010 ini.

Baca juga: Innaililahi Wainaillahi Rojiun Ayahanda Mohammad Ahsan Atlet Bulutangkis Meninggal Dunia

Mantan Ketua Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) cabang Pagaralam, Sumatera Selatan ini menceritakan bahwa dulunya waktu kecil, disamping dilatih sendiri, Ahsan dimasukkan ke klub Pusri, waktu itu umur Ahsan sekitar 5,5 tahun.

"Waktu itu saya arahkan. Saya ajak lari-lari, maraton. Namun d irumah diberi PR (Pekerjaan Rumah, red) untuk menunjang di klub di lapangan. Bisa berupa untuk menguatkan pergelangan tangan, memakai dumble, memakai raket tenis atau pemukul bola tenis," ungkapnya.

Lanjutnya, setelah di Pusri, saat umur 8 tahun, Ahsan pun pindah klub ke Sekanak dan bertahan hingga 3 tahunan.

Di sana ada pelatihnya, tapi tetap diberikan PR oleh sang ayah.

Sampai setelah masuk Pelatnas, Ahsan diambil PT. Djarum Kudus dan memperkuat Jateng.

"Ahsan terus dipindahkan agar menambah pengalaman. Setelah tamat SMP, saya sekolahkan ke sekolah Ragunan Jakarta, dimasukkan ke klub Bina Bangsa Jakarta. Seumurnya, dia selalu juara, baik kabupaten, kota, maupun provinsi," terangnya.

Ahsan adalah salah satu dari sekian banyaknya atlet yang ditarik begitu saja oleh provinsi yang ada di Indonesia.

Hijrahnya Ahsan ke klub luar Sumsel karena kurangnya perhatian dari pengurus PBSI provinsi Sumsel saat itu.

"Tapi terus terang, saya kurang puas atas apa yang didapatkan Ahsan saat ini (terakhir 2014) karena dia bukan membawa nama Sumsel, namun nama provinsi lain. Saya masih berharap dia masih bisa pulang ke Sumsel lagi, dengan mengharumkan nama Sumsel. Sangat disayangkan kalau banyak atlet yang harus pindah ke luar provinsi hanya gara-gara tidak mendapatkan perhatian, sementara di luar, mereka mendapatkan perhatian lebih, termasuk Ahsan," tukasnya.

Ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan gagal melaju ke final cabor bulutangkis ganda putra setelah dikandaskan ganda putra Taiwan
Ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan gagal melaju ke final cabor bulutangkis ganda putra setelah dikandaskan ganda putra Taiwan (Twitter)

Baca juga: Gagal Raih Medali Perunggu, Hendra/Ahsan Minta Maaf Kepada Masyarakat Indonesia

Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Profil Tumin Ayah Mohammad Ahsan, Meninggal Usia 81 Tahun, Pernah Berharap Ahsan Kembali ke Sumsel, https://sumsel.tribunnews.com/2021/08/09/profil-tumin-ayah-mohammad-ahsan-meninggal-usia-81-tahun-pernah-berharap-ahsan-kembali-ke-sumsel?page=all.
Penulis: Weni Wahyuny | Editor: Weni Wahyuny

Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved