Kisah Mantan Juru Masak Hotel di Bandung, Kini Banting Setir Jadi Tukang Surabi di Kuningan

kini banting setir dan memilih sebagai penjual panganan khas daerah yang dikenal dengan sebutan surabi.

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Machmud Mubarok
TribunCirebon.com/Ahmad Ripai
Surabi buatan Uus di Kuningan lebih dikenal warga dengan sebutan surabi Mang Odoy. 

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai

TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Mantan juru masak di sebuah hotel kawasan Kota Bandung, yakni Uus sekaligus warga Desa / Kecamatan Cilimus, Kuningan Jawa Barat, kini banting setir dan memilih sebagai penjual panganan khas daerah yang dikenal dengan sebutan surabi.

Saat ditemui di sela waktu dagang di pinggir Jalan Lingkar Timur Kuningan, Uus mengatakan lebih nyaman hidup di kampung halaman. Terlebih dalam aktivitas kesehariannya itu memiliki usaha tetap sebagai pedagang surabi.

"Kalau dagang surabi sudah sangat lama. Ya pas keluar kerja sebagai tukang masak di hotel daerah Bandung saja," kata Uus dalam perbincangannya, Jum'at (30/7/2021).

Baca juga: Api yang Melalap Warung Surabi Jalan Setiabudi Berhasil Padam, Aset Bangunan Ratusan Juta Selamat

Baca juga: BARU SAJA TERJADI, Warung Surabi di Jalan Setiabudi Bandung Kebakaran, Petugas Masih Padamkan Api

Surabi Mang Odoy
Surabi Mang Odoy (TribunCirebon.com/Ahmad Ripai)

 

Branding surabi buatan Uus lebih dikenal warga dengan sebutan surabi Mang Odoy. "Iya nama itu saya nempel sejak gabung dan bekerja sebagai juru masak di hotel. Jadi hingga sekarang dibawa terus dalam usaha jualan surabi seperti sekarang," katanya.

Memilih usaha kuliner khas daerah, Mang Odoy mengatakan bahwa usaha ini sekaligus sebagai patokan dalam memenuhi kebutuhan hidup dan untuk bahan serta pasar kuliner di Kuningan untuk panganan khas ini cepat dan banyak diburu konsumen.

"Iya, meski semua tahu dan bisa bikin surabi. Tapi saya tetap pilih jualan surabi dengan resep pribadi dan varian dalam membuat surabi tentu berbagai macam. Varian surabi bergam itu mengikuti jaman dan keinginan banyak konsumen," katanya.

Mengenai varian surabi, Mang Odoy menjelaskan tergantung pada pesanan. Sebab menu varian surabi itu ada yang dicampur dengan telur, oreg tempe, ampas kecap dan menu lainnya.

"Kebetulan untuk varian kita sediakan yang pasti itu ada telur, oreg tempe, ampas kecap dan lainnya. Saya bikin untuk menu sebenarnya bagaimana pesanan saja. Dan untuk harga itu mulai dari Rp 2 ribu hingga Rp 5 ribu," kata Mang Odoy yang memiliki tiga anak ini.

Waktu berjualan surabi itu biasa pada waktu pagi dan sore hingga malam nanti. "Dagang surabi waktu pagi itu dilakukan di rumah dan kalau sore hingga malam, ya pinggir jalan baru ini," katanya.

Menyinggung masa PPKM Darurat, Mang Odoy mengaku sangat prihatin dengan usahanya sebagai tukang surabi. Pasalnya, omzet usaha mengalami penurunan sangat drastis.

"Usaha jualan sebelum PPKM mah biasa lima kilo lebih bahan baku, namun untuk sekarang mah. Ngabisin dua kilo adonan saja sangat gimana gitu," ujar Mang Odoy seraya menambahkan masa  PPKM Darurat bisa makan saja sudah mendingan.

"Ya untuk sekarang - sekarang bisa makan anak istri saja sudah bahagia. Kemudian untuk kebutuhan anak sekolah, ya boleh dikatakan merintihlah," katanya. (*)

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved