Virus Corona Mewabah
Covid-19 Bikin Orang Tak Kontak Fisik, Penyandang Tunantera Ini Curhat: Tak Ada yang Mau Diurut Lagi
Kini ratusan penyandang tunanetra itu kehilangan pekerjaan sebagai tukang pijit akibat pandemi Covid-19. "Hampir semuanya kehilangan penghasilan...
Karena kehilangan penghasilan sebagai tukang urut lebih dari setahun, untuk bertahan hidup, ada penyandang tuna netra yang beralih menjadi pengamen. Tidak sedikit pula yang terpaksa menguras tabungan yang ada.
Selama setahun lebih masa pandemi menurut Siti, belum semua anggota Pertuni Ciamis mendapat bansos.
“ Bansosnya belum menyeluruh. Dari 265 anggota baru sekitar 90 orang yang dapat bansos. Itupun baru 3 kali. Bantuan sembako juga jarang. Alhamdulillah sebagian dari kami dapat bantuan paket sembako,” ujar Siti Nuraisyah usai menerima bantuan paket sembako yang disalurkan PWI Peduli berkolaborasi dengan ACT dan Jabar Bergerak di Sekretariat PWI Ciamis Rabu (28/7/2021).
Ada 11 penyandang tunanetra yang mendapat bantuan paket sembako.
“Alhamdulillah, paket sembako sangat membantu kami untuk menyambung hidup beberapa hari ke depan. Ada beras, mi, minyak goreng, susu, dan lainnya,” ujar Mang Edi (58), penyandang tunanetra asal Desa Mekarjaya Baregbeg.
Mang Edi sehari-hari berprofesi sebagai tukang urut, dan sudah setahun lebih kehilangan penghasilan.
“Sekarang seringnya di rumah saja. Tidak ada yang dipijit. Semua terdampak Covid. Untuk makan sehari-hari kadang diselang-seling. Kadang nasi, kalau ada singkong ya singkong, Mudah-mudahan kondisi bisa normal kembali,” katanya.