Viral di Media Sosial

Ada Tunanetra di Kota Banjar Didenda Rp 50 ribu Gara-gara Maskernya Melorot, Ini Fakta Sebenarnya

Di video yang beredar, tampak terdengar suara ibu-ibu mewawancarai seorang tunanetra yang bernama. . .

Editor: Fauzie Pradita Abbas
istimewa
Ujang Ahmad Ruhyat tunanetra banjar 

TRIBUNCIREBON.COM, BANJAR - Viral di media sosial, video wawancara warga dengan seorang tunanetra yang disebut-sebut didenda Rp 50 ribu gegara masker melorot.

Di video yang beredar, tampak terdengar suara ibu-ibu mewawancarai seorang tunanetra yang bernama Ujang Ahmad Ruhyat (36), warga Kelurahan Banjar Kecamatan Banjar Kota Banjar.

"Rp 50 ribu," kata Ujang saat ditanya didenda oleh penanya. "Pedah nolol (gegara melorot)," kata Ujang saat ditanya soal penyebab.

"Allahu Akbar, ya Allah," kata penanya. Di video, juga tertulis"

"Ya Alloh tega bgt pake masker tapi cuma di bwh hidung di denda 50 ribu, tp org ini tunanetra," isi tulisan di video.

Ujang Ahmad Ruhyat, disabilitas tunanetra di Kota Banjar
Ujang Ahmad Ruhyat, disabilitas tunanetra di Kota Banjar (Capture Instagram)

Lantas, bagaimana faktanya?

Juru bicara Satgas Covid-19 Kota Banjar, Agus Nugraha menyebut bahwa konten viral kemarin memuat banyak informasi simpang siur.

Artinya, ia menegaskan bahwa temuan kasus viral kemarin tidak memuat informasi yang sebenarnya.

"Artinya, kejadian kemarin yang menimpa tunanetra itu bukan oknum. Yang saya analisis, hanya spontan, kemudian tidak ada persidangan langsung menjustifikasi membayar denda Rp 50 ribu seperti yang dialami oleh pak Ahmad (Seorang tunanetra). Dan kejadian tersebut bukan dari Satgas karena kan kalau dari Satgas SOP nya harus jelas," kata Agus di Banjar, Senin (19/7/2021).

Agus memaparkan, dalam penindakan dan penjatuhan sanksi denda terhadap pelanggar protokol kesehatan di masa PPKM Darurat itu ada beberapa tahapan.

"Artinya ada alur atau SOP (standar operasional prosedur) yang harus dilalui saat memberikan sanksi. Jadi tidak bisa, ketika tidak pakai masker orang tersebut langsung ditindak di TKP, itu tidak bisa," ujar Agus kepada beberapa wartawan di pendopo kota Banjar, Senin (19/7/2021).

Kemudian, pihaknya meyakini kejadian pukul 6:30 WIB yang menimpa seorang tunanetra itu bukan petugas Satgas Covid-19.

"Saya kira kurang pas, karena kalau petugas PPKM itu tugasnya pukul 8:00 WIB, sehingga itu harus diinformasikan kembali kepada publik agar tidak simpang siur," katanya.

Baca juga: PENTING, Ini Tiga Kriteria Pasien Covid-19 Dinyatakan selesai Isolasi Mandiri, Tak Perlu Tes PCR

Kemudian perlu disampaikan, bahwa alur sidang tipiring kasus pelanggaran protokol kesehatan Covid-19 yakni, pertama petugas melakukan operasi yustisi di wilayah kota Banjar

Kedua, apabila ditemukan pelanggaran maka petugas akan mengisi berita acara di tempat di depan pelanggar tersebut. Serta ditandatangani oleh penyidik PPNS, orang saksi dan pelanggar.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved