Jenazah Covid-19 di Lembang Dibungkus Plastik karena Bandung Barat Mulai Krisis Kantong Jenazah

kesulitan mencari kantong jenazah yang biasa digunakan petugas saat melakukan pemulasaraan sebelum memakamkan jenazah Covid-19 tersebut.

Editor: Mumu Mujahidin
Istimewa
Tim Disinfektan dan Pemulasaraan Jenazah Covid-19 Lembang. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG BARAT - Tim Disinfektan dan Pemulasaraan Jenazah Covid-19 Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) terpaksa harus membungkus jenazah Covid-19 yang meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri menggunakan plastik bening.

Hal itu karena selama ini mereka sudah kesulitan mencari kantong jenazah yang biasa digunakan petugas saat melakukan pemulasaraan sebelum memakamkan jenazah Covid-19 tersebut.

Relawan Tim Disinfektan dan Pemulasaraan Jenazah Covid-19 Lembang, July Heryanto, mengatakan, selain dihadapkan pada kelangkaan obat-obat terapi Covid-19 ditambah oksigen yang kian sulit didapat, stok kantong jenazah pasien Covid-19 di Lembang juga sudah habis.

"Terakhir enam hari ke belakang kantong jenazah dipakai warga di sini. Kami mencari ke puskesmas juga tidak ada, dengan bahasa kosong," ujar July kepada wartawan di Lembang, KBB, Rabu (13/7/2021).

Tim Disinfektan dan Pemulasaraan Jenazah Covid-19 Lembang.
Tim Disinfektan dan Pemulasaraan Jenazah Covid-19 Lembang. (Istimewa)

Nyaris setiap hari, kata dia, tim Pemulasaraan jenazah Covid-19 Lembang menerima laporan serta mengurus pemakaman jenazah yang meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri di rumah.

Ia mengatakan, tingkat kematian pasien Covid-19 di wilayah Lembang yang tengah menjalani isolasi mandiri sangat tinggi, bahkan dalam sehari, ada sekitar 2-3 orang meninggal. 

"Tinggi sekali, beberapa jenazah terpaksa dibungkus trash bag," katanya.

Selain krisis kantong jenazah, pihaknya juga membutuhkan perlengkapan lainnya untuk memakamkan pasien Covid-19 yang meninggal dunia baik yang tengah melakukan isolasi mandiri ataupun dalam perawatan pihak rumah sakit.

Baca juga: Sebanyak 23 Warga Kota Tasik Meninggal Saat Jalani Isolasi Mandiri Per Juli 2021

Perlengkapan tersebut, kata dia, di antaranya alat pelindung diri (APD), sarung tangan karet dan masker agar selama bertugas merasa tenang aman dan nyaman.

"Agar proses pemakaman berjalan dengan prosedur Covid-19 kami membutuhkan peralatan yang lengkap. Untuk masker sebetulnya banyak yang menyumbang tapi cepat habisnya," ucap July.

Selain memakamkan warga lokal, pihaknya juga menerima kiriman jenazah Covid-19 dari luar daerah dan memiliki riwayat pernah hidup atau tinggal di Lembang.

Menurutnya,  jika kondisi ini terus berlangsung, pihaknya mengaku bakal kewalahan untuk menguburkan jenazah Covid-19 seiring meningkatnya kematian pasien konfirmasi positif.

"Soalnya dalam menjalankan tugas, kami wajib dilengkapi alat pelindung diri, butuh sebanyak-banyaknya karena perlengkapan ini sangat dibutuhkan," katanya.

Baca juga: FAKTA BARU Pemakaman Peti Kosong di Klaten, Ternyata Jenazah Pasien Covid-19 Tertinggal di RS

Ini Kata Dinkes

Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK) Dinas Kesehatan KBB, Wishnu Pramulo Adhi, mengatakan, jika ada kematian pasien diluar rumah sakit, maka pihak Satgas desa dan Puskesmas yang sudah dilatih pemulasaraan akan melaksanakan dan meminta peti serta kelengkapan lainnya ke rumah sakit terdekat.
"Saya kurang paham kenapa hal ini terjadi. Apa kematian tersebut diketahui satgas dan puskesmas atau tidak? Jika stok habis di Lembang, bisa ambil di rumah sakit lain," ujarnya saat dihubungi, Kamis (15/7/2021).
Menurutnya, semua Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di wilayah KBB sudah menjadi tempat penyimpanan peti jenazah beserta kelengkapannya, seperti RSUD Cililin, Cikalongwetan, dan Lembang.
"Setahu saya beberapa bulan kemarin Dinkes KBB sudah menyediakan stok peti jenazah dan kelengkapan, baik plastik wrap dan kantung jenazah," katanya.
Sejauh ini pihaknya juga belum pernah menerima laporan adanya desa yang mengalami kehabisan stok kantong jenazah seperti yang terjadi di daerah Lembang. 
"Selama ini semua Satgas desa koordinasi dengan puskesmas setempat," ucap Wishnu.
Ketua Tim Pemulasaraan Jenazah Covid-19 Desa Lembang Ade Juhaeri mengatakan, setelah adanya pasien Covid-19 yang meninggal dunia lalu dibungkus plastik karena stok kantong jenazah habis, pihaknya berharap ada partisipasi dari semua pihak.
"Harapannya kepada semua pihak yang memiliki kewenangan untuk kerjasama menyiapkan kebutuhan apabila ada warga yang meninggal dunia terpapar Covid-19 saat sedang isoman," katanya.
Ade mengatakan, kebutuhan yang sifatnya darurat seperti peti jenazah dan kantong mayat bagi warga positif Covid-19 yang meninggal saat sedang isolasi mandiri bukan kewenangan pihak desa. 
"Soal barang-barang tersebut kita tidak menyiapkan itu karena bukan kewenangan pihak desa," ucap Ade. 
Tak cuma kantong jenazah, Ade mengatakan ia dan anggota tim pemulasaraan jenazah Covid-19 Desa Lembang juga membutuhkan lebih banyak Alat Pelindung Diri (APD). 
Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved