Dokter Tita : Kaget dan Deg-Degan, Satu Persatu Teman Saya Sakit, Di Masa Pandemi Covid-19

Melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia membuat para tenaga kesehatan harus kembali menerima kedatangan pasien yang terkena virus corona tanpa henti. 

Editor: dedy herdiana
dok. pribadi dokter Tita 
Dokter Tita founder HEUP Project 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita 

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia membuat para tenaga kesehatan harus kembali menerima kedatangan pasien yang terkena virus corona tanpa henti. 

Bahkan di awal minggu lonjakan, tidak tersedianya kamar untuk para pasien membuat banyak pasien yang harus menunggu antrian. 

Melihat keadaan yang melonjak seperti ini, Dokter Tita Rashida pun mengaku sempat kaget dan drop dengan munculnya pandemi Covid-19. 

Dokter Tita founder HEUP Project 
Dokter Tita founder HEUP Project  (dok. pribadi dokter Tita )

Baca juga: Dokter Tita Hadirkan HEUP Project, Edukasi Kesehatan bagi Warga, Berlatar Saat Pasien Datang ke UGD

"Saya baru 5 tahun jadi dokter, ya sama kaget juga ada pandemi seperti ini. Hal yang membuat deg-degan adalah satu persatu teman saya juga sakit, tumbang," ujar Tita saat dihubungi, Sabtu (10/7/2021).

Menjalani profesi sebagai seorang dokter di 5 tahun ini diakuinya juga kaget ketika muncul virus corona dan menjadi pandemi di seluruh  dunia. 

Di awal pandemi, Tita pun merasa kaget dengan kondisi yang baru terjadi di dunia ini, dan membuat cara kerjanya pun berubah. 

"Waktu awal karena kaget, beneran kerja full dan itu malah kena mental. Ngerasa down, stress, ya capek, burn out, " ungkapnya. 

Baca juga: Tips Isolasi Mandiri dari Dokter Tirta: Pasien OTG Tak Usah PCR Usai Isoman 10 Hari dan Bebas Gejala

Bahkan setiap mau berangkat kerja menjadi hal yang begitu menegangkan bagi dirinya. 

"Setiap mau berangkat kerja tuh ada pikiran   duh aku harus masuk ya, deg-degan. Tapi sekarang, belajar dari pengalaman tahun lalu, belajar memastikan untuk jaga kesehatan, " ujarnya. 

Apalagi di kondisi sekarang, pasiennya lebih padat. Hal ini pun membuat dirinya memastikan harus istirahat dengan mendapatkan jatah libur satu hari supaya menjaga kewarasan. 

Ketika libur satu hari, ibu dari satu orang anak ini pun rehat dari segala aktivitasnya karena jika tidak, Tita mengatakan pikirannya tentu akan kacau. 

"Bekerja di rumah sakit, melihat orang sakit, meninggal setiap hari, saya juga nggak terbiasa melihat hal seperti itu," ungkapnya. 

Berbagai keterbatasan untuk mendapatkan pengalihan dari dunia pekerjaan pun harus didapatkan di kondisi seperti ini. 

Ketika bisa berbincang dengan teman dan makan berasal di rumah sakit, diakui Tita bisa mengobatinya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved