Virus Corona Mewabah
Bertambah Hampir 90 Ribu Kasus Baru Covid-19 di Jabar, 70 Ribu Orang Masih Dirawat dan Jalani Isoman
Berdasarkan data tersebut, total kasus Covid-19 di Jabar sampai 5 Juli 2021 mencapai 409.376 kasus.
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Sebanyak 70.596 orang terkonfirmasi positif Covid-19 dan masih dalam perawatan di Jawa Barat sampai 5 Juli 2021.
Padahal sebulan lalu pada 6 Juni 2021, angka kasus aktif Covid-19 di Jawa Barat tersebut hanya mencapai 20.225 orang.
Kenaikan angka kasus aktif tersebut tercatat dalam data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar ( Pikobar) dan juga Kementerian Kesehatan RI.
Baca juga: Kabar Baik di Tengah Pandemi Bagi Warga Indramayu Sedang Isoman di Rumah, Pemkab Akan Berikan Beras
Kasus aktif sendiri adalah hasil pengurangan angka kasus total terkonfirmasi Covid-19, dengan angka kesembuhan dan kematian.
Berdasarkan data tersebut, total kasus Covid-19 di Jabar sampai 5 Juli 2021 mencapai 409.376 kasus.
Sedangkan yang sudah sembuh totalnya 333.183 orang dan yang meninggal dunia mencapai 5.597 orang.
Selama sepekan ini memang terjadi kenaikan angka penambahan kasus harian Covid-19 di Jabar.
Contohnya pada 5 Juli 2021 tercatat penambahan 6.971 kasus di Jabar, kemudian sebelumnya 4.458 kasus, 5.393 kasus pada 3 Juli 2021, kemudian 4.920 kasus, 6.179 kasus, 4.473 kasus, dan bertambah 3.908 kasus pada 29 Juni 2021.
Baca juga: Apa Itu Limbah Infeksius? Salah Satu Dampak dari Vaksinasi Massal, Begini Penanganannya di Jabar
Padahal pada bulan lalu, 6 Juni 2021, rata-rata penambahan kasus Covid-19 di Jabar hanya mencapai 1.018 kasus per harinya.
Dan pada 5 Juli tercatat rata-rata penambahannya mencapai 5.186 kasus per hari. Angka ini meningkat sekitar lima kali lipat dari sebulan lalu.
Jika melihat angka kumulatif Covid-19 di Jabar pada 6 Juni 2021, totalnya mencapai 319.761 kasus, sedangkan pada 5 Juli 2021 tercatat 409.376 kasus, maka dalam sebulan ini terjadi penambahan sebesar 89.615 kasus baru pasien Covid-19 di Jabar.
Dari 70.596 kasus aktif Covid-19 sampai 5 Juli 2021 tersebut, hanya sedikit di antaranya yang dirawat di rumah sakit.
Baca juga: Nekat Beroperasi Saat PPKM Darurat, 9 Toko di Kota Cirebon Langsung Disegel Satpol PP
Di Jawa Barat sendiri tercatat hanya ada 17.737 tempat tidur perawatan pasien di 332 rumah sakit yang melayani pasien Covid-19. Yang terisi pun sudah mencapai 90,76 persen, atau 16.098 tempat tidur.
Sebagian warga Bogor-Depok-Bekasi memang bisa mendapat tempat perawatan dan isolasi di DKI Jakarta. Namun jika tidak memperhatikan perawatan di luar Jabar tersebut, totalnya 54.498 warga Jabar yang tidak dirawat di rumah sakit di Jabar, atau melakukan isolasi mandiri, atau sempat menjalani perawatan di rumah sakit namun melanjutkan masa penyembuhannya secara mandiri.
Angka kasus Covid-19 yang melonjak membuat kapasitas rumah sakit di Jawa Barat menjadi sangat terbatas.
Perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit pun diprioritaskan untuk kasus dengan gejala berat sampai kritis.
Baca juga: CATAT, Ini 3 Fitur Utama di Pikobar untuk Warga yang Sedang Menjalani Isolasi Mandiri
Pasien Covid-19 tanpa gejala atau bergejala ringan pun dapat menjalani isolasi mandiri (isoman) dengan tetap memperhatikan kondisi kesehatan.
Namun demikian, dibutuhkan berbagai dukungan kepada warga yang menjalani isoman ini.
Guna mendukung manajemen perawatan pasien Covid-19 yang menjalani isoman, Pemerintah Daerah Provinsi Jabar meluncurkan fitur Isolasi Mandiri dalam portal Pikobar (Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar).
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan fitur Isolasi Mandiri digagas untuk memudahkan masyarakat Jabar yang menjalani isoman dalam mengakses layanan telekonsultasi serta pengajuan paket obat dan multivitamin.
"Selama ini kami melihat tekanan luar biasa pada rumah sakit. Padahal tidak semuanya sebenarnya perlu dirawat di rumah sakit, hanya sekian persen sebenarnya bisa dirawat di luar rumah sakit atau menjalani isoman," kata Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin (5/7/2021).
Baca juga: PERBEDAAN Gejala Covid-19 dan Flu Biasa Yang Perlu Diketahui, Jangan Sampai Salah Tafsir
Melalui fitur Isoman, warga Jabar bisa mendapatkan informasi praktikal selama menjalankan isolasi mandiri yang meliputi panduan isoman di rumah, prosedur pemantauan kontak erat, kriteria selesai isoman, serta pengajuan layanan telekonsultasi dan obat-obatan.
Semuanya dapat diakses dengan mengunjungi portal Pikobar di https://pikobar.jabarprov.go.id/.
Kang Emil berharap layanan telekonsultasi yang dihadirkan pada Fitur Pikobar Isolasi Mandiri dapat menjadi upaya bersama dalam mengurangi beban fasilitas kesehatan dan rumah sakit di Jabar.
Apalagi tingkat keterisian tempat tidur RS di Jabar per Minggu (4/7/2021) mencapai 91,05 persen.
"Yang menjalani isoman jumlahnya cukup banyak dan saya menerima komplain dari warga yang kebingungan harus berkonsultasi ke siapa. Lalu, mereka juga kebingungan mendapatkan obat-obatan dan suplemen," ucapnya.
"Problem di luar rumah sakit ini menjadi latar belakang dan inisiatif Pemda Provinsi Jabar membuka konsultasi dokter secara online melalui Pikobar dan memberi obat serta suplemen gratis sesuai prosedur kepada mereka yang isoman," katanya.
Pemda Provinsi Jabar melakukan refocusing anggaran pembangunan 11 proyek infrastruktur sebesar Rp 140 miliar untuk penanganan Covid-19.
Baca juga: Duh, di Kuningan, 5 hingga 10 Puskesmas Tutup Karena Tenaga Kesehatan Banyak yang Positif Covid-19
Anggaran sebesar Rp 140 miliar tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan dan suplemen bagi pasien Covid-19 yang menjalani isoman.
"Kami menunda dan membatalkan 11 proyek infrastruktur untuk kepentingan penanganan covid, khususnya penyediaan obat dan vitamin bagi warga yang isoman. Sehingga, banyak yang bisa sembuh dan penularan dapat dikendalikan," kata Kang Emil.
Kang Emil berharap perusahaan farmasi bisa secepatnya memasok obat-obatan yang sudah dipesan ke gudang Pemda Provinsi Jabar.
Bagi pesanan obat yang sudah masuk lewat aplikasi, ia juga berharap untuk langsung dikirim ke rumah masing-masing pasien Covid-19 yang menjalani isoman.
"Saya berharap obat-obatan bisa masuk secepatnya ke gudang Pemprov Jabar. Setelah itu, sesuai pesanan yang ada di Aplikasi bisa dikirim sampai ke rumahnya," ucapnya.
Selain meluncurkan fitur Isoman, kata Kang Emil, Pemda Provinsi Jabar sudah melakukan berbagai upaya untuk menekan beban rumah sakit.
Mulai dari menyiapkan ruang isolasi terpusat di desa sampai menyediakan pusat pemulihan bagi pasien Covid-19 yang akan sembuh setelah mendapatkan perawatan dan penanganan di rumah sakit.
"Kita melakukan beberapa strategi, pertama kita manfaatkan 5.000 ruang isolasi di desa-desa agar mencegah kasus yang gejala ringan untuk ke rumah sakit," katanya.
"Kedua kita sudah punya strategi yang namanya pusat pemulihan, yaitu memindahkan pasien yang mau sembuh supaya tidak menunggu 100 persen sembuh di rumah sakit. 20 persen bisa digeser ke hotel atau apartemen yang kita sebut dengan pusat pemulihan," tuturnya.