Yogyakarta Tak Jadi Lockdown, Sri Sultan Hamengku Buwono X: Saya Tak Sanggup Biayai Rakyat Jogja

pemberlakuan lockdown ini adalah pilihan terakhir. Apabila semua upaya untuk pencegahan penyebaran Covid-19 di Yogyakarta sudah tidak ada

Editor: Machmud Mubarok
Tribun Jogja/Kurniatul Hidayah
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan bahwa tidak akan memberlakukan lockdown di wilayahnya, Selasa (22/6/2021). 

TRIBUNCIREBON.COM - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X menegaskan bahwa tidak akan memberlakukan lockdown di wilayahnya.

Hal ini dikarenakan, biaya yang harus dikeluarkan pemerintah kepada rakyat sangatlah besar jika lockdown dilakukan.

Sri Sultan HB X mengaku pemerintah tidak sanggup untuk menanggung semua biaya tersebut.

Lebih lanjut, Sultan menekankan bahwa pemberlakuan lockdown ini adalah pilihan terakhir.

Apabila semua upaya untuk pencegahan penyebaran Covid-19 sudah tidak ada yang bisa dilakukan lagi.

"Nggak ada kalimat lockdown. Saya nggak kuat untuk ngragati (membiayai) rakyat sak Yogya."

"Itu pilihan terakhir. Saya kan sudah bilang kemarin, lockdown tapi pemerintah tidak akan kuat," kata Sultan dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Selasa (22/6/2021).

Baca juga: Camat Rancasari dan Lurah Derwati Ketahuan Pelesiran ke Yogyakarta Padahal Wilayahnya Darurat Covid

Baca juga: Warga Jakarta dan Yogyakarta Jadi Korban Kecelakaan Minibus Vs Truk Tronton di Tol Cipularang  

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 bagi Pelayan Publik di Kota Cirebon Capai 140 Persen, Mulai Sasar Pekerja Mal

Menurut Sultan, untuk sekarang ini pencegahan penyebaran Covid-19 diatasi dengan tetap memberlakukan PPKM.

Baca juga: Sultan Hamengku Buwono X Ancam akan Lakukan Lockdown di DIY Jika Warga Tidak Mau Disiplin Prokes

Selain itu, Sri Sultan HB X juga menuturkan untuk jangan mudah mengatakan lockdown.

Karena pengertian lockdown itu sendiri berarti semua tutup, tidak ada orang yang berjualan.

Hanya apotek atau toko obat, lalu supermarket yang dibolehkan untuk tetap buka.

"Keputusannya tetap PPKM, di mana konsekuensinya jangan mudah mengatakan lockdown. Karena pengertian lockdown itu totally close."

"Orang jualan enggak ada, yang buka hanya apotek, toko obat dan supermarket, yang lain tutup. Pemerintah ganti duit untuk masyarakat. Kita nggak kuat," sambungnya.

Lonjakan Kasus Covid-19 di DIY Disebabkan oleh Banyaknya Wisatawan

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved