Ribuan Pemudik Lolos dari Penyekatan
Penyekatan Ketat di Indramayu Gak Ngaruh Bagi Pemudik, Kalau Diputarbalik, Pemudik Lewat Jalur Tikus
Kucing-kucingan antara pemudik dan polisi terjadi di Pos Pam U-Turn Patrol, Rabu (12/5/2021).
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Situasi di jalur tikus diwarnai euforia warga sekitar yang banyak memberikan dukungan terhadap pemudik baik melalui poster-poster maupun pengeras suara yang mendoakan keselamatan para pemudik.
Diawali dari Kampung Cikalong Kabupaten Karawang, pemudik menyusuri perkampungan dan hingga ke Kampung Krajan Kabupaten Subang yang langsung berbatasan dengan Kabupaten Karawang.
Jalan yang dilalui tidaklah mudah, selain jalanan perkampungan, para pemudik juga harus melintasi jalur gelap di tengah persawahan jalanan juga licin berbatu.
Astri (24), pemudik asal Jakarta tujuan Sidoarjo Jawa Timur, mengungkap jalur tersebut memang terbilang jalanan yang rusak, tapi jalur tersebut diakuinya cukup membantu untuk menghindari pos penyekatan.
"Saya seneng sih merasa terbantu, tahu sendiri lewat penyekatan ribet banget periksa surat ini itu tetep aja disuruh balik," ujar Astri ketika diwawancara Tribun di jalur tikus pantura, Kampung Cikalong, Jatisari Kabupaten Karawang, Rabu dini hari (12/5/2021).
Astri mengungkap ia tak keberatan jika harus memberi uang sedekah untuk warga sekitar yang perkampungannya hendak ia lalui.
"Enggak bayar saya nyawer aja itung-itung sedekah gedenya sepuluh ribu atau lima ribu gak masalah," kata dia.
Astri enggan melewati pos penyekatan pemudik ia sudah dikabari oleh kawannya yang mudik lebih awal,
"Kemarin temen saya gitu, antigen ada, surat keterangan ada, bahkan identitas ada. Cuma masa disuruh putar balik, saya juga males kalau ceritanya begitu," imbuhnya.
Terpisah IF (25) warga Krajan Patokbeusi Kabupaten Subang mengungkap bahwa ia bersama dengan warga lain sengaja mesang petunjuk arah disetiap persimpangan gang, hal itu dilakukan untuk mempermudah perjalanan setiap pemotor yang hendak mudik.
Dituturkan IF ramainya kendaraan pemudik dimulai dari sore hari, "Tadi perkiraan sekitar pukul 17.00 itu mulai ramai, tapi dari dua hari kebelakang juga ramainya mulai jam segitu perkiraan sampai pukul 02.00 jalur ini ramai," kata IF ketika ditemui Tribun di Kampung Krajan, Patokbeusi Kabupaten Subang, Rabu (12/5/2021).
Terlihat suasana jalur tikus tersebut sangat ramai ditontoni warga sekitar, bahkan beberapa sudut gang menyediakan pengeras suara khusus untuk memberi petunjuk pemotor yang melintas sekaligus mendoakan serta memberikan semangat bagi para pemudik, tak jarang di setiap pagar maupun pos ronda yang dilintasi dihiasi poster-poster yang bertuliskan dukungan bagi para pemudik.
Keadaan tersebut diungkap IF, karena warga ingin membantu sesama saudaranya yang saat ini sedang melakukan perjalanan mudik.
"Mereka itu datang dari jauh mungkin sudah berjam-jam dari Jakarta dari Bekasi sudah sejauh ini harus putar balik kasihan mereka kami pernah merasakan suka duka perjalanan mudik," kata dia.
Kendati demikian dijelaskan IF, warga berbuat seperti itu bukan karena tidak mendukung kebijakan larangan mudik dari pemerintah.
"Kami bukannya tidak mendukung keputusan pemerintah, hanya sebagai sesama muslim kami punya rasa iba, kasihan aja soalnya saya kalau dalam posisi mereka pasti akan merasakan kesulitan yang sama," ujarnya. (*)