Ribuan Pemudik Lolos dari Penyekatan

Banyak Pemudik Lalui Jalur Tikus, Warga Desa Patrol Baru Indramayu Senang, Banyak Pemudik Dermawan

Seperti yang terlihat di jalur tikus di Desa Patrol Baru, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu, Rabu (12/5/2021) dini hari.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Pemudik saat memberi sumbangan terhadap warga yang menjaga di Jalur Tikus di Desa Patrol Baru, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu, Rabu (12/5/2021) dini hari. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Ribuan pemudik yang melintas di jalur tikus turut membawa berkah tersendiri bagi warga setempat.

//

Seperti yang terlihat di jalur tikus di Desa Patrol Baru, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu, Rabu (12/5/2021) dini hari.

Di sana, para pemudik yang melintas jalur tikus memberi sumbangan kepada warga yang membawa sejumlah kotak dan berdiri di sepanjang bahu jalan jalur tikus.

Sumbangan tersebut sebagai bentuk terima kasih para pemudik karena sudah ditunjukan rute melalui jalur tikus hingga bisa lolos dari pos penyekatan U-Turn Patrol.

Salah seorang warga, Angga Andrio (23) mengatakan, ada banyak pemudik yang lewat dan memberi sumbangan, hari ini menjadi puncak arus mudik lebaran 2021.

"Alhamdulillah banyak banget mas yang ngasih," ujar dia kepada Tribuncirebon.com.

Angga Andrio mengatakan, aktivitas ini sudah warga lakukan sejak pemberlakuan larangan mudik diterapkan pemerintah.

Adapun untuk satu malamnya, jika dikumpulkan secara keseluruhan bisa mencapai kurang lebih Rp 4 juta.

Lanjut Angga Andrio, hasil lebih mengiurkan lagi didapat warga di Desa Sumuradem, Kecamatan Sukra.

Berdasarkan informasi yang diterimanya, Angga Andrio, ia mengatakan, di sana semalam bisa dapat Rp 6 juta.

"Jalur tikus ini rute awalnya di Desa Sumuradem lalu keluar di sini kembali ke Pantura di Desa Patrol Baru," ujar dia.

Ribuan Pemudik Lolos

Lolos dari penyekatan di Subang, ribuan pemudik kini memadati Jalur Pantura Indramayu, Rabu (12/5/2021) dini hari.

Para pemudik itu menggunakan sepeda motor untuk menuju kampung halamannya masing-masing.

Pantauan Tribuncirebon.com di Desa Patrol Baru, Kecamatan Patrol, arus kendaraan masih mengular panjang memadati Jalur Pantura.

Seperti diketahui pada malam hari ini merupakan puncak arus mudik.

Baca juga: Positif Konsumsi Sabu Dua Pria Provokasi Pemudik Lawan Arus di Pos Penyekatan Karawang

Baca juga: Hari Kelima Penyekatan Larangan Mudik, 885 Kendaraan di Majalengka Diputarbalikkan

Menurut warga setempat, Edi (36) mengatakan, kepadatan arus lalu lintas sudah terjadi sejak pukul 21.00 WIB malam tadi.

"Tapi ramai-ramainya baru sekarang, tadi mulai jam 1 malaman," ujar dia kepada Tribuncirebon.com.

Hingga pukul 03.00 WIB, arus lalu lintas di Jalur Pantura Indramayu masih terus dipadati pemudik.

Tampak dari kejauhan, antrean kendaraan masih mengular panjang.

Ribuan pemudik yang menggunakan sepeda motor kini memadati Jalur Pantura Indramayu, Rabu (12/5/2021) dini hari.

Para pemudik itu diketahui lolos dari penyekatan polisi di Pos Pam U-Turn Patrol dengan menggunakan jalur tikus.

Menurut salah seorang warga setempat, Edi (36) mengatakan, para pemudik itu masuk dari jalur tikus di Desa Sumuradem, Kecamatan Sukra.

Lanjut dia, ribuan pemudik itu lalu keluar dari Desa Patrol Baru, Kecamatan Patrol dan kembali melintas di Jalur Pantura.

"Lolos semua, pada lewat sini, jalur tikus," ujar dia kepada Tribuncirebon.com.

Baca juga: BREAKING NEWS - Lolos Dari Subang, Ribuan Pengendara Motor Kini Padati Jalur Pantura Indramayu

Baca juga: Positif Konsumsi Sabu Dua Pria Provokasi Pemudik Lawan Arus di Pos Penyekatan Karawang

Salah seorang pemudik, Riko (33) mengatakan, nekat mudik demi bertemu orang tua di Tegal, Jawa Tengah.

Ia mengetahui adanya jalur tikus ini setelah mengikuti rombongan pemudik yang ada di depannya.

"Tahun kemarin dilarang mudik, masa tahun sekarang juga dilarang, kasian orang tua pengen ketemu," ujar dia.

Pantauan Tribuncirebon.com di Desa Patrol Baru, Kecamatan Patrol, arus kendaraan masih mengular panjang memadati Jalur Pantura.

Seperti diketahui pada malam hari ini merupakan puncak arus mudik.

Menurut warga setempat, Edi (36) mengatakan, kepadatan arus lalu lintas sudah terjadi sejak pukul 21.00 WIB malam tadi.

"Tapi ramai-ramainya baru sekarang, tadi mulai jam 1 malaman," ujar dia kepada Tribuncirebon.com.

Hingga pukul 03.00 WIB, arus lalu lintas di Jalur Pantura Indramayu masih terus dipadati pemudik.

Tampak dari kejauhan, antrean kendaraan masih mengular panjang.

Dari penelusuran Tribun, dengan menyusuri  jalur tikus pemudik lewat Jalan Nasional Pantura, dimulai dari Karawang hingga Subang pemudik sudah bisa lolos dari dua pos penyekatan.

Situasi di jalur tikus diwarnai euforia warga sekitar yang banyak memberikan dukungan terhadap pemudik baik melalui poster-poster maupun pengeras suara yang mendoakan keselamatan para pemudik.

Diawali dari Kampung Cikalong Kabupaten Karawang, pemudik menyusuri perkampungan dan hingga ke Kampung Krajan Kabupaten Subang yang langsung berbatasan dengan Kabupaten Karawang.

Jalan yang dilalui tidaklah mudah, selain jalanan perkampungan, para pemudik juga harus melintasi jalur gelap di tengah persawahan jalanan juga licin berbatu.

Astri (24), pemudik asal Jakarta tujuan Sidoarjo Jawa Timur, mengungkap jalur tersebut memang terbilang jalanan yang rusak, tapi jalur tersebut diakuinya cukup membantu untuk menghindari pos penyekatan.

"Saya seneng sih merasa terbantu, tahu sendiri lewat penyekatan ribet banget periksa surat ini itu tetep aja disuruh balik," ujar Astri ketika diwawancara Tribun di jalur tikus pantura, Kampung Cikalong, Jatisari Kabupaten Karawang, Rabu dini hari (12/5/2021).

Astri mengungkap ia tak keberatan jika harus memberi uang sedekah untuk warga sekitar yang perkampungannya hendak ia lalui.

"Enggak bayar saya nyawer aja itung-itung sedekah gedenya sepuluh ribu atau lima ribu gak masalah," kata dia.

Astri enggan melewati pos penyekatan pemudik ia sudah dikabari oleh kawannya yang mudik lebih awal,

"Kemarin temen saya gitu, antigen ada, surat keterangan ada, bahkan identitas ada. Cuma masa disuruh putar balik, saya juga males kalau ceritanya begitu," imbuhnya.

Terpisah IF (25) warga Krajan Patokbeusi Kabupaten Subang mengungkap bahwa ia bersama dengan warga lain sengaja mesang petunjuk arah disetiap persimpangan gang, hal itu dilakukan untuk mempermudah perjalanan setiap pemotor yang hendak mudik.

Dituturkan IF ramainya kendaraan pemudik dimulai dari sore hari, "Tadi perkiraan sekitar pukul 17.00 itu mulai ramai, tapi dari dua hari kebelakang juga ramainya mulai jam segitu perkiraan sampai pukul 02.00 jalur ini ramai," kata IF ketika ditemui Tribun di Kampung Krajan, Patokbeusi Kabupaten Subang, Rabu (12/5/2021).

Terlihat suasana jalur tikus tersebut sangat ramai ditontoni warga sekitar, bahkan beberapa sudut gang menyediakan pengeras suara khusus untuk memberi petunjuk pemotor yang melintas sekaligus mendoakan serta memberikan semangat bagi para pemudik, tak jarang di setiap pagar maupun pos ronda yang dilintasi dihiasi poster-poster yang bertuliskan dukungan bagi para pemudik.

Keadaan tersebut diungkap IF, karena warga ingin membantu sesama saudaranya yang saat ini sedang melakukan perjalanan mudik.

"Mereka itu datang dari jauh mungkin sudah berjam-jam dari Jakarta dari Bekasi sudah sejauh ini harus putar balik kasihan mereka kami pernah merasakan suka duka perjalanan mudik," kata dia.

Kendati demikian dijelaskan IF, warga berbuat seperti itu bukan karena tidak mendukung kebijakan larangan mudik dari pemerintah.

"Kami bukannya tidak mendukung keputusan pemerintah, hanya sebagai sesama muslim kami punya rasa iba, kasihan aja soalnya saya kalau dalam posisi mereka pasti akan merasakan kesulitan yang sama," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved