Intip Proses Pembuatan Kolang-kaling di Desa Girimulya Majalengka, Camilan Kenyal Putih Menyegarkan
Camilan kenyal berwarna putih transparan ini memiliki rasa menyegarkan, namun siapa sangka proses pengolahannya tak semudah mengunyahnya
Penulis: Eki Yulianto | Editor: dedy herdiana
Setelah itu, dipipihkan untuk mendapatkan tekstur kenyal.
Sebelum dijual ke pengepul, kolang-kaling harus kembali direndam selama tiga hari.
“Caranya masih manual, dan masih menggunakan alat seadanya,” ujar Iip Lutfirahma (52), warga Desa Girimulya yang sudah kurang lebih 20 tahun berjualan kolang-kaling, Sabtu (24/4/2021).
Baca juga: Ayah yang Diduga Aniaya Putri Kandung di Tasik Karena Soal Kucing, Datangi Kantor Polisi, Ini Akunya
Baca juga: CEK Daftar Harga HP Oppo Terbaru di Bulan Ramadan April 2021, Ada Oppo A92, Oppo A11K, Hingga Reno5
Sementara itu, basanya Iip menjual kolang-kaling seharga Rp 10.000 per kilogram (kg) pada hari biasa.
Namun, pada bulan Ramadan menjadi Rp 12.000 hingga Rp 15 ribu per kg bergantung ukuran.
“Ongkos produksinya naik, kadang kita harus tambah pekerja lagi,” ucapnya.
Dalam sehari, petani kolang-kaling bisa memproduksi hingga 20 kg per hari Selama Ramadan.
Dengan tingginya permintaan kolang-kaling tentu saja menjadi berkah bagi warga Desa Girimulya.
Namun, pandemi Covid-19 dan adanya saingan kolang-kaling Medan menjadi hambatan tersendiri bagi mereka.
Yang mana, omzet penjualan pun menurun karenanya.