Human Interest Story

Keren, Bocah Asal Majalengka Ini Jadi Mentor 3000 Programmer Dalam Negeri, Berawal Suka Main Game

Adithya Firmansyah Putra, bocah asal Kota Angin menjadi mentor senior 3.000 programmer yang berasal dari dalam negeri.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: dedy herdiana
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Adithya Firmansyah Putra, bocah asal Kabupaten Majalengka yang kini mentor senior 3.000 programmer dari Indonesia 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Belum lama ini, masyarakat Kabupaten Majalengka dibanggakan oleh penampilan Aura Kharisma yang mewakili Indonesia di ajang Miss Grand International 2020 di Bangkok, Thailand.

Kali ini, tak kalah bangganya, seorang bocah asal Kota Angin menjadi mentor senior 3.000 programmer yang berasal dari dalam negeri.

Ialah, Adithya Firmansyah Putra warga Perumahan Sindangkasih, Kecamatan/Kabupaten Majalengka yang kini baru menginjakkan umur ke-16 tahun.

Kepada Tribuncirebon.com, bocah kelahiran Majalengka, tanggal 13 Juni 2004 ini mengaku telah membantu lebih dari 3.000 programmer di tanah Air untuk memecahkan kode pemograman saat mengembangkan aplikasi.

Baca juga: Polisi Heroik, Ibu Hamil Mau Melahirkan Naik Becak Didorong Suami Malam-malam, Langsung Ditolongnya

Baca juga: Aura Kharisma Bikin Bangga Majalengka, Jadi Juara 4 Miss Grand International 2020, Ini Kata Sang Ibu

Aura Kharisma, gadis kelahiran Kabupaten Majalengka yang mengikuti ajang Miss Grand Internasional 2020 di Bangkok, Thailand.
Aura Kharisma, gadis kelahiran Kabupaten Majalengka yang mengikuti ajang Miss Grand Internasional 2020 di Bangkok, Thailand. (Istimewa)

Kata dia, belajar koding salah satu cara untuk berbagi ilmu dan bersama-sama mengakselerasi pengembangan iklim digital di Indonesia.

Kemahirannya dalam bidang pemrograman pun mendapatkan perhatian dari Kotakode.com, sebuah perusahaan rintisan ( start up) di Indonesia.

Di perusahaan ini, bocah yang akrab disapa Adith ini didapuk menjadi mentor senior.

"Awal ketertarikan saya terhadap coding bermula dari hobi saya dalam bermain game. Saya bisa main game sampai 10 jam sehari. Dari ketertarikan inilah, saya mulai mendalami dunia pemograman," ujar Adit saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Jumat (9/4/2021).

Bocah yang berstatus sebagai siswa SMK Negeri 1 Majalengka ini mengungkapkan, meski sering bermain game sejak kecil, ia tidak kecanduan seperti anak seusianya kebanyakan.

Justru, dari kegemarannya itu, timbul penasaran terhadap game di ponsel maupun komputer.

"Saya itu mau tahu gimana si suatu game bisa dibuat, hingga dapat dimainkan oleh banyak orang. Lalu saya coba belajar secara otodidak berkecimpung di dunia pengembangan perangkat lunak (software)," ucapnya.

Adithya Firmansyah Putra, bocah asal Kabupaten Majalengka yang kini mentor senior 3.000 programmer dari Indonesia
Adithya Firmansyah Putra, bocah asal Kabupaten Majalengka yang kini mentor senior 3.000 programmer dari Indonesia (Tribuncirebon.com/Eki Yulianto)

Adit mengatakan, kegemarannya bermain game diaplikasikan dengan seringnya datang ke warung internet (warnet) pada tahun 2017 lalu atau saat masih duduk di bangku SMP.

Di warnet itulah, anak pasangan dari Yana Herdiana dan Alm. Dwi Ratna Yulia ini belajar dunia programing lewat kanal youtube dan sekolah koding.

Diceritakan dia, saat belajar secara otodidak tersebut, ia hanya bermodal pulpen dan buku.

Sebab, saat itu ia belum mempunyai laptop.

Namun, pembelajaran itu lah yang membuatnya jadi paham cara membuat game, bahasa pemrograman, hingga mendesain sebuah aplikasi.

"Iya benar. Dulu itu saya tidak punya laptop. Hanya modal buku sama pulpen. Saya tulis dulu semua materi yang ada, jadi biar mudah tinggal dipindahkan saat udah punya laptop," jelas dia.

Baca juga: INI Daftar Pemain Persib yang Diboyong ke Sleman, Hadapi Persebaya, Supardi Nasir Ikut Nggak? 

Baca juga: Sosok dan Biodata Lengkap Arya Saloka Pemeran Aldebaran di Ikatan Cinta, dan Deretan Sumber Uangnya

Baca juga: UPDATE Harga HP Vivo April 2021: Vivo Y20s G, Vivo V20 SE, Vivo X50 Pro, Dilengkapi Spesifikasinya

Ia menuturkan, masuk di jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) di SMK Negeri 1 Majalengka menjadi awal dirinya memiliki perangkat laptop.

Dari situ juga lah, ia mulai disibukkan dengan kanal sekolah daring hingga paham tentang coding.

"Jadi bisa dibilang, peran Ayah saya sangat berarti. Karena berkat ayah saya, ayah jual kamera hanya untuk membelikan laptop. Padahal saya juga saat itu sebenarnya minat di dunia videografi," katanya.

Tahun 2020 lah, Adit mulai berani berkecimpung di dunia programing.

Lewat ajakan temannya untuk mengikuti kompetisi pembuatan game skala nasional, ia menjadi salah satu peserta dalam ajang tersebut.

Di kompetisi itu, ia bersama seorang temannya membuat game ber-genre Role-Playing Game (RPG) yang isinya tentang seorang polisi bersenjata.

Uniknya, di masa pandemi Covid-19 ini, senjata yang dibuatnya berasal dari hand sanitizer dan berpatroli sembari mengimbau kepada masyarakat untuk tetap di rumah atau Stay at Home.

"Tapi waktu itu saya tidak masuk nominasi. Karena banyak kontestan yang lebih baik. Tapi saya senang bisa bikin game kaya gitu," ujarnya.

Menurutnya, membuat game menjadi batu loncatan untuk mengasah dan mengembangkan kemampuan di bidang programing.

Ia bersama beberapa temannya berkeinginan untuk mengembangkan aplikasi berbasis pendidikan.

Platform itu nantinya dilengkapi dengan beberapa fitur untuk merangsang bakat para mahasiswa/i di Indonesia.

Ia menjelaskan, di aplikasi itu dilengkapi dengan bimbingan konseling, mentoring, webinar dan sharing bersama praktisi.

"Jadi kita ingin memperdalam bidang bakat atau kemampuan yang mereka (mahasiswa) tertarik," ucap dia.

Walaupun kini ia masih duduk di bangku SMK, Adit sudah bekerja paruh waktu untuk beberapa perusahaan digital dalam dan luar negeri.

Saat ini ia juga tengah menjalani program magang dari sekolahnya, di salah satu perusahaan digital asal Jepang, di Jakarta.

Baca juga: Berjibaku Demi Konten, Pemuda di Bogor Ini Tewas Terlindas Truk Besar yang Melaju di Jalan Raya

Baca juga: Awal Puasa 2021 Segera Tiba, Ini Link Download Jadwal Imsakiyah Ramadan 1442 H di Seluruh Indonesia 

Saat disinggung kapan waktu untuk bermain, Adit menjawab dengan santai.

Ia menyatakan, meskipun di usia dini terbilang sibuk, ia masih tetap bisa bermain dengan kawan sebayanya.

"Kalo sibuk sih sibuk. Tapi tetep bisa main. Mainnya enggak ngomongin koding dan program kok," kelakarnya.

Meski dinobatkan sebagai senior mentor di perusahaan digital, dia tidak ingin puas begitu saja dalam menimba ilmu.

Adit berkeinginan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, dan Universitas Gajah Mada (UGM) menjadi harapannya kelak.

"Inginnya sih di UGM. Karena UGM itu impian saya dan kalau sekolah di sana biaya hidupnya murah," ujarnya.

Kini, ia ingin membuktikan pada Ayah dan almarhum Ibunya akan menjadi yang pertama dari keluarga besar yang bisa menjadi ahli IT dan mendalami teknologi Aritificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. (*)

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved