INNALILLAHI, Camat dan Sekcam Jalancagak Meninggal Dunia Positif Covid-19, Sempat Sekali Divaksin
Kedua almarhum tersebut memang sempat positif COVID-19, dan sudah menjalani vaksinasi dosis pertama, lalu sakit kemudian positif lagi.
Laporan Kontributor Tribun Jabar, Irvan Maulana
TRIBUNCIREBON.COM, SUBANG - Camat dan Sekretaris Camat (Sekcam) Jalancagak meninggal dunia dan dinyatakan positif Covid-19 setelah sempat disuntik vaksin Covid-19.
Sebelumnya Camat maupun Sekretaris Camat diketahui memiliki penyakit berat bawaan, dan sudah sakit-sakitan semenjak beberapa bulan sebelumnya.
Bahkan sebelum divaksin untuk dosis pertama, Camat dan Sekcam Jalancagak juga pernah positif Covid-19.
Informasi ini dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, Maxi ketika dihubungi Tribun, Senin (5/4/2021).
"Sebenarnya Pak Camat sebelumnya memang sudah sakit dan sempat dirawat di klinik Jalancagak," ujar Maxi ketika dikonfirmasi Tribun melalui sambungan telepon.
Lebih lanjut dijelaskan Maxi, setelah dirawat, almarhum Wawan Gunawan Camat Jalancagak kemudian kembali mengeluh sakit dengan gejala panas dengan suhu tinggi dan sesak napas.
"Setelah itu memang sakit lagi, dirawat di klinik yang sama, lalu dirujuk ke RSUD Ciereng, setelah di-swab ia positif Covid-19," katanya.
Baca juga: Warga Bandung Barat Sudah Tak Sabar Punya Bupati Ganteng, Wanti-wanti Hengky Kurniawan Tak Korupsi
Baca juga: Insting Mencetak Gol Ferdinand Sinaga Masih Tajam, Buktinya 1 Kali Shoot, Gawang Persiraja Kebobolan
Baca juga: Breaking News! Satu ABK Korban Kapal Tabrakan di Perairan Indramayu Ditemukan Meninggal
Sementara untuk kabar Sekcam yang juga meninggal positif COVID-19 dijelaskan Maxi, sebelumnya Sekcam Jalancagak almarhum Rusilo Mulyono juga dibenarkan meninggal setelah positif Covid-19.
"Kalau dia memang sebelumnya sakit kronis, tapi informasi saya belum tau sakit apa, dia dirawat di rumah sakit di Jakarta," kata dia.
Kedua almarhum tersebut memang sempat positif COVID-19, dan sudah menjalani vaksinasi dosis pertama, lalu sakit kemudian positif lagi.
Hingga kini Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Subang, telah melakukan swab kepada seluruh staf dan pegawai Kecamatan.
"Itu dimulai dari Jumat, sekarang ini swab hari ke tiga, bahkan kita dapati istri pak Camat juga positif," kata dia.
Diketahui Camat dan Sekcam Jalancagak, sebelumnya diinformasikan meninggal dunia kemarin, Minggu (4/4/2021). Kecamatan Jalancagak diketahui termasuk zona kuning penyebaran Covid-10 di Kabupaten Subang. (
Dua Minggu Tanpa Zona Merah
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja mengatakan selama dua pekan berturut-turut, tidak ada daerah di Jabar berstatus Zona Merah atau risiko tinggi penyebaran COVID-19.
Berdasarkan data Bersatu Lawan COVID-19 pada periode 22-28 Maret 2021, 19 daerah masuk Zona Oranye atau Risiko Sedang, dan delapan daerah berstatus Zona Kuning atau Risiko Rendah.
“Tidak ada satu pun kabupaten/kota yang masuk di dalam kelompok zona resiko tinggi,” kata Setiawan dalam siaran digital, Rabu (31/3).
Adapun delapan daerah yang berstatus Zona Kuning atau Risiko Rendah, yakni Kabupaten Cianjur, Bandung, Kuningan, Majalengka, Sumedang, Purwakarta, Bandung Barat, dan Pangandaran.
Terkait progres vaksinasi, Setiawan mengungkapkan bahwa total cakupan vaksinasi di seluruh Jabar sudah mencapai 1.565.057 dosis atau 23,08 persen terhadap total target sasaran vaksinasi di Jabar.
Persentase cakupan vaksinasi tertinggi dilakukan oleh Kota Cimahi, Kota Bandung, Kota Banjar, Kota Depok, dan Kota Tasikmalaya.
“Dan ini terus kita akan berprogres sampai dengan hari ini juga (vaksinasi) masih berjalan,” tuturnya.
Berhasil Tekan Zona Merah, Satgas Himbau Daerah Untuk Fokus Menuju Zona Hijau
Secara nasional, perkembangan Peta Zonasi Risiko per 28 Maret 2021 semakin menunjukkan perkembangan yang baik. Tren daerah yang masuk zona merah atau risiko tinggi, kembali mengalami penurunan. Perkembangan baik harus dipertahankan dan harus terus ditingkatkan lagi agar daerah segera masuk ke zona hijau.
"Catatan zonasi nasional mencatatkan capaian yang baik. Dimana jumlah kabupaten/kota zona merah terus menurun 50 persen yaitu dari 10 menjadi 5 kabupaten/kota," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito dalam agenda keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (30/3) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Selain itu, penurunan juga terjadi pada zona oranye atau risiko sedang yakni dari 313 menjadi 301 kabupaten/kota. Namun, yang perlu menjadi perhatian terjadinya peningkatan pada zona kuning atau risiko rendah dari 183 menjadi 201 kabupaten/kota. Sementara zona hijau tidak ada kasus baru sebanyak 6 kabupaten/kota dan zona hijau tidak terdampak 1 kabupaten/kota.
Melihat perkembangan ini, dapat disimpulkan bahwa fokus pengendalian Covid-19 terkini bagi sebagian besar pemerintah daerah kabupaten/kota adalah mengubah status daerahnya. Dari zona oranye ke zona kuning, maupun dari zona kuning menjadi zona hijau.
"Karena selama ini kita berfokus pada penekanan jumlah zona merah," kata Wiku.
Kondisi peta zonasi saat ini terlihat membaik jika dibandingkan 31 Mei 2020 dan 17 Januari 2021. Karena angka sebelumnya terdapat 108 kabupaten/kota berada di zona merah. Dan perbandingan ini menunjukkan, jika pemerintah daerah dan masyarakat serius mengendalikan penularan kasus. Maka dalam waktu singkat dapat menekan bahaya penularan secara signifikan.
Hal ini berarti menyelamatkan banyak nyawa. Dan perubahan yang lebih baik ini merupakan buah jerih payah masyarakat dan pemerintah daerah dalam menekan laju penularan di masing-masing daerah.
"Kita harus menguatkan semangat ini untuk perkembangan penanganan Covid-19 kedepannya," ujar Wiku.