Human Interest Story
Kisah Odo, Buruh Tani Majalengka yang Bertahan Hidup di Masa Pandemi, Paling Banyak Dapat Rp 50 Ribu
Penghasilannya menurun drastis akibat para pemilik lahan jarang memanggil dirinya untuk membajak sawah.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Machmud Mubarok
"Ya mau gimana lagi. Sebelum pandemi Covid-19 mah, para juragan juga bisa ngasih lebih, karena harga gabah juga stabil. Tapi ini sulit, jadi hutang menjadi solusi terakhir," jelas dia.
Kendati demikian, Odo menyatakan tetap harus optimistis setiap kali meninggalkan rumah untuk epegi ke sawah.
Sambil berharap, ada rezeki lebih untuk keluarganya di rumah.
Hanya buruh tani pekerjaan yang sudah digeluti berpuluh-puluh tahun membuat ia bisa bertahan hidup.
"Semoga saja pandemi Covid-19 cepat berakhir, ini saja uang bantuan rencananya untuk usaha sampingan selain buruh tani," katanya.
Odo menyadari, bahwa penghasilannya dari buruh tani tidak seberapa.
Bahkan, untuk kebutuhan sehari-hari saja masih serba kekurangan.
Namun, setiap hari ia selalu bersemangat dan gigih bekerja.
Ia tak mengenal lelah dan berkeluh menjalani hidup.
"Ya insya Allah selalu semangat, karena ini yang bisa saya jalani," ujarnya.
Selama pandemi Covid-19, buruh tani ini mengaku belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Beruntung, saat ini ia menjadi salah satu penerima bantuan uang tunai dan sembako dari Baznas Majalengka dan BSI cabang Majalengka.
"Belum, baru pertama kali ini saya mendapatkan bantuan. Rasanya ya bersyukur bisa mendapatkan bantuan ini," ucap dia.
Di balik perjuangannya, Odo merupakan seorang kepala keluarga.
Ia memiliki seorang istri dan anak yang terus mendukung pekerjaannya.
Odo merupakan salah satu dari puluhan warga yang terdampak Covid-19 yang mendapatkan bantuan dari Baznas Majalengka dan BSI cabang Majalengka.
Bersama 26 warga yang terdampak Covid-19, ia mendapatkan uang senilai Rp 1,5 juta dan sembako sebesar Rp 500 ribu.
Selain menyasar para warga yang terdampak Covid-19, bantuan tersebut diberikan juga kepada 26 warga pelaku UMKM dan 12 korban banjir. (*)