Bencana Alam

Tiga Rumah di Darmaraja Sumedang Diterjang Longsor, Warga Terpaksa Mengungsi ke Rumah Kerabat

Tidak ada korban jiwa akibat peristiwa tanah longsor yang menimpa kawasan tersebut. Namun, ketiga rumah itu jebol pada bagian dinding

Editor: Machmud Mubarok
Istimewa
Sebanyak tiga unit rumah di Dusun Munjul RT 1/1, Desa Sukamenak, Kecamatan Darmaraja, Kabuputen Sumedang, rusak akibat diterjang longsor, Kamis (19/3/2021) sore. 

Hingga akhir Januari lalu, sedikitnya 250 desa telah dibekali konsep dan peralatan untuk menghadapi bencana.

"Kita bangun baru 250-an desa tangguh bencana, setengahnya. Kita buat percepatan untuk 250 desa yang lain dengan program fast track, kalau standar Destana BNPB itu ada 16 indikator, nah untuk kondisi saat ini minimal ada tiga indikator dulu, ada satgas, ada peralatan yang stand by dan anggaran yang tersedia.

Dengan itu ada indikator yang keempat yaitu indikator pelatihan bagi masyarakat paling tidak tokoh dan relawan pemuda," katanya.

Indikator lainnya, katanya, harus membuat peta rawan bencana di level desa, harus membuat jalur evakuasi, dan rambu evakuasi harus membuat tempat evakuasi.

"Kalau desa tangguh bencana reguler selengkap itu sekarang tiga indikator (satgas, peralatan dan anggaran). Kalau ada anggaran apapun bisa dilakukan. Anggaran bencana itu yang biasanya tidak tersedia. Makanya beberapa bupati membuat perbup, terkait anggaran untuk bencana dalam APBDes," ujar Dani.

Mitigasi sederhana, ujarnya, bisa dilakukan di tingkat desa, salah satunya dengan memeriksa saluran air untuk memastikan tidak ada yang tersumbat atau memeriksa keretakan pada tebing yang berpotensi longsor.

Demi Amankan Jabatan, Permintaan Maaf James Kojongian kepada Michaela Dinilai Psikolog Tak Tulus

Bacalah Tiga Jenis Surah Ini Saat Anda Salat Tahajud, Sering Dibaca Juga oleh Rasulullah SAW

Dani menekankan teori periode golden time untuk meminimalisasi terjadinya korban jiwa, periode yang dimaksud ialah nol sampai tiga puluh menit terjadinya bencana.

Sebanyak 34 persen faktor keselamatan dari bencana bersumber dari kesiapsiagaan individu yang dibentuk oleh pengetahuan dan kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan evakuasi.

Faktor lainnya diberikan oleh pertolongan orang-orang terdekat, yakni anggota keluarga yang memiliki kemampuan dan rencana kontijensi yang dilatihkan jika terjadi bencana. Faktor ini menyumbang 31 persen.

Lalu 17 persen dari pertolongan komunitas baik RT, RW atau lingkungan setempat.

"Peran BPBD, Tim SAR dan petugas lainnya hanya menyumbang 1,8 persen saja, karena pada saat golden time mereka tidak berada persis di tempat bencana. Dengan demikian kesiapsiagaan individu, keluarga dan komunitas mutlak diperlukan dalam membangun masyarakat yang berbudaya tangguh bencana," tuturnya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved