Politik

SBY Ungkap Isi Hati, Curhat Lewat Puisi yang Ditulisnya, Singgung Soal Sahabat yang Melukai Hati

Ketua Majelis Tinggi Pertimbangan Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengunggah video podcast

Editor: Fauzie Pradita Abbas
Warta Kota/Henry Lopulalan
Susilo Bambang Yudhoyono bersama Majelis Tinggi Partai Demokrasi saat mengungumkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Kantor DPP Demokrat, JAlan Prokalamasi, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2018). Partai Demokrat mendukung 17 pasangan calon gubernur dan wakil gubernur hari untuk mengikuti ajang Pilkada Serentak 2018. (Warta Kota/Henry Lopulalan) 

Tak ada cahaya rembulan atau gemerlapnya bintang-bintang. Rintik hujan yang turun sejak senja haripun kini telah pergi.

Tinggal derak pohon dan dedaunan yang terdengar lirih berdesir... pertanda angin malam masih menyapa dan menghampiri.

Kututup kembali jendela tua di kamarku, dan aku mencoba untuk merebahkan diriku di ranjang, mengingat jam dinding telah menunjukkan angka dua belas.

Namun, entah mengapa, sulit sekali memejamkan kedua mataku. Hatiku terjaga, pikiranku mengembara.

Aku bangkit kembali dari tempat tidurku, dan duduk di kursi coklat tua tepat di depan televisi lamaku.

Sepertinya, aku harus menata hati dan pikiranku yang tiba-tiba terbang ke mana-mana.

Nampaknya pula aku harus bertafakur, berkontemplasi, seperti yang sering kulakukan di sepanjang perjalanan hidupku.

Terutama ketika aku tengah menghadapi cobaan dan ujian Tuhan.

Di keheningan malam itulah, aku berkontemplasi untuk mencari hikmah dari cobaan baru yang kualami.

Dalam kekuatan iman yang kumiliki, aku bertanya kepada Sang Pencipta, juga mengadu, mengapa cobaan ini mesti datang seperti ini.

Perbuatan dan perlakuan sejumlah "sahabat" yang sangat melukaiku.

Juga melukai orang-orang yang setia, yang mencintai dan berjuang di sebuah perserikatan partai politik, yang selama 20 tahun aku juga ikut bersamanya.

Sesuatu yang tak pernah kubayangkan bahwa itu bakal terjadi.

Sesuatu yang menabrak akal sehat, etika dan budi pekerti.

Juga bertentangan dengan sifat keperwiraan dan kekesatriaan.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved