Kisah Guru Selamat dari Kecelakaan Maut di Wado, Cium Bau Kampas Rem, Anaknya Terlempar Keluar Bus
Imam (32) seorang guru selamat dari kecelakaan bus maut di Jalan Raya Wado-Malangbong menceritakan detik-detik kejadian.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNCIREBON.COM, SUMEDANG - Imam (32) seorang guru di SMP IT Al Muawanah Cisalak, Subang selamat dari kecelakaan bus maut di Jalan Raya Wado-Malangbong, Dusun Cilangkap, RT 01/06, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Rabu (10/3/2021) malam.
Imam mengatakan, awalnya rombongan ziarah dan tour tersebut berangkat ke Pamijahan, Tasikmalaya dengan melewati Jalur Parakanmuncang, Sumedang, sedangkan pulangnya melewati Jalur Wado.
"Bisanya pulang lewat Nagreg, jalur Bandung tapi terlalu jauh. Terus dari teman-teman ada inisiatif lagi, bagaimana kalau jalur Wado, kira-kira sanggup gak pak sopirnya," ujar Imam saat ditemui di RSUD Sumedang, Kamis (11/3/2021).
Baca juga: Ini Perkembangan Penyelidikan Polisi soal Remaja Ditembak Orang Tidak Dikenal di Kota Cirebon
Setelah ada insiatif tersebut, kata Imam, kemudian awak bus atau pihak travel menyanggupi untuk melewati jalur Wado karena mereka tergantung keiinginan dari penumpang meskipun tidak tahu medan jalannya seperti apa.
Selama menempuh perjalanan baik berangkat maupun pas pulang atau sebelum kejadian, kata dia, mobil bus tersebut kondisinya memang prima, tapi entah mengapa saat diperjalanan pulang kerap tercium bau.
"Saya tanyakan bau apa? katanya kampas remnya masih baru. Yaudah kalau begitu mah berarti bagus," ucap Imam.
Hanya saja, perkiraan para penumpang terkait terciumnya bau kampas rem yang tidak akan terjadi masalah, akhirnya meleset, karena saat di Turunan Cae, bus tersebut mengalami rem blong.
Baca juga: BREAKING NEWS - Kejaksaan Negeri Indramayu Jadi Klaster Baru, Ada 14 Pegawai Positif Covid-19
Baca juga: ZODIAK Besok Jumat 12 Maret 2021: Aries Habiskan Banyak Uang, Capricorn Dapat Keuntungan Tak Terduga
"Pas di jalur menurun (Turunan Cae) dan belokan bus kenceng. Iya (rem blong) pas jalur menurun," katanya.
Setelah itu, kata dia, sopir dan penumpang bus tersebut langsung panik hingga bus oleng ke kiri dan akhirnya masuk jurang dan menyebabkan banyak penumpang yang meninggal di lokasi kejadian.
"Saat itu, penumpang hanya bisa pasrah saja, karena bus sudah terlalu kenceng dan semuanya panik," ucapnya.
Bahkan, dirinya juga yang saat itu memegang anak, anaknya langsung terlempar bersama penumpang lainnya ke luar bus, hingga akhirnya selamat dari kecelakaan maut tersebut.
Baca juga: ZODIAK Besok Jumat 12 Maret 2021: Aries Habiskan Banyak Uang, Capricorn Dapat Keuntungan Tak Terduga
Imam mengatakan, saat itu banyak penumpang yang terlempar ke luar bus hingga tergeletak di lokasi kejadian dengan kondisi terluka dan ada juga yang langsung meninggal dunia.
"Saat itu siswanya hanya 22 orang, sisanya kebanyakan orangtua dan tokoh masyarakat," ujar Imam.
Kisah Resa korban kecelakaan maut di Wado
Kisah pilu terjadi pada salah satu korban kecelekaan maut di Wado, Kabupaten Sumedang, Resa Siti Khoeriyah.
Resa Siti Khoeriyah merupakan seorang guru di SMP IT Al Muawanah diketahui akan melangsungkan pernikahan dalam beberapa waktu mendatang.
Diketahui, Resa sempat dilarang oleh sang ibu sebelum ia berangkat rombongan ziarah sekolahnya tersebut.
Baca juga: Pria Diduga Pelanggan PSK Kaget, Saat Mau Jemput, Si Wanita Malah Tewas di Tengah Sawah
Namun Resa menolak dengan alasan tidak enak kalau tidak ikut, karena ia juga merupakan salah satu guru di sekolah tersebut.
Yayat (50), ibu Resa (korban meninggal kecelakaan bus maut di Sumedang) menuturkan, putrinya tersebut sempat mengeluh karena tangannya terasa kaku sehari sebelum ia berangkat berziarah.
"Gak usah ikut teh, sekarang musim hujan, tapi dia bilang harus ikut, gimana lagi atuh karena sudah direncanakan dari awal kata si teteh," papar Yayat ketika ditemui di Kediamannya Kampung Pasirlaja, Desa Cisalak, Kabupaten Subang. Kamis (11/3/2021).
Sambil menahan isak tangis Yayat melanjutkan cerita, sebelum kejadian kecelakaan tersebut Resa sempat melakukan panggilan video kepada ayahnya yang kebetulan diangkat Yayat, sang ibu.
Baca juga: Harga HP Vivo Terbaru Maret 2021: Vivo Y12s, V19, V20 SE hingga X50 Pro, Dilengkapi Spesifikasinya
Baca juga: Klaster Wedding Organizer di Bandung Barat, 25 Orang Positif Covid-19, Satu Kampung Diisolasi
"Sebelum kejadian sekitar jam enam magrib video call bapak nya, dia ngasih kabar sudah sampai di Wado agar dijemput jam sembilan," imbuhnya.
Tak lama berselang, keluarga Resa mendapat kabar kejadian tersebut dari aparat setempat, ayah Resa juga langsung bergegas menemui Resa ke RSUD Sumedang sampai disana pada pukul 21.00 WIB.
Cerita dilanjutkan Witono (30) Kakak Resa, ia bergegas menyusul sang ayah untuk menjemput Resa sang adik pada pukul 01.00 WIB dini hari setelah lulang kerja ke RSUD Sumedang.

"Resa itu salah satu guru SMP IT Al Muawanah, ia juga sempat dilarang ibu karena sempat cerita Resa itu merasa lemas dan kaku tangannya itu, ibu nyangka dia kurang sehat," kata Witono.
Witono juga mengungkapkan, sang adik Resa korban kecelakaan tersebut baru selesai di Wisuda di salah satu perguruan tinggi di Sumedang.
Baca juga: Pria di Cianjur Nekat Curi Tali Pengait Bra Wanita di Perusahaan Tempatnya Bekerja, Ini Alasannya
"Dia juga sudah melangsungkan pertunangan bersama teman lelakinya," imbuhnya.
"Sekarang teman lelakinya masih di Korea dia jadi TKI, rencana melangsungkan pernikahan setelah calon suami selesai kontrak dan pulang ke Indonesia akhir tahun nanti." pungkas Witono.
Diketahui saat ini keluarga tunangan Resa juga sudah mengunjungi kediaman Resa, "Mereka sudah kesini, turut berbela sungkawa, tunangannya yang disana juga sempat telepon. Dia menangis karena histeris, tapi dia juga sadar kalau ini sudah takdir." tutupnya.
Korban Tewas 27 Orang
Basarnas Bandung menginformasikan jumlah korban tewas akibat kecelakaan maut bus masuk jurang di di Jalan Raya Wado-Malangbong, sebanyak 27 orang.
Sementara korban yang menderita luka-luka sebanyak 39 orang.
Sehingga total penumpang bus pariwisata Sri Padma dengan nomor polisi T 7591 TB, sebanyak 66 orang.
Baca juga: Cerita Penumpang yang Selamat, Sebelum Bus Masuk Jurang di Tanjakan Cae Sumedang, Semua Siswa Takbir
Baca juga: Gak Nyangka, Cinta yang Saat Bicara Suaranya Cempreng Terpilih Jadi Salah Satu Wakil Jabar LIDA 2021
Mereka merupakan peserta ziarah dan tour dari SMP IT Al Muawanah Cisalak, Subang yang terdri dari siswa, orang tua, perwakilan tenaga pengajar.
Bus tersebut mengalami kecelakaan tunggal di kawasan Dusun Cilangkap, RT 01/06, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Rabu (10/3/2021).
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Bandung, Supriyono mengatakan, total penumpang di dalam bus yang mengalami kecelakaan tersebut ada 66 orang.
"Dari total semua penumpang, 39 orang selamat, dan korban meninggal dunia 27 orang," ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian.
Supriono mengatakan, korban meninggal dunia terakhir, berhasil dievakuasi pada pukul 07.40 WIB, dengan jenis kelamin laki-laki dewasa dan langsung di bawa ke RSUD Sumedang.
Menurutnya, dalam melakukan evakuasi korban terakhir ini, pihaknya mendapat kesulitan karena korban tersebut berada di bawah body bus tersebut.
"Kita membutuhkan waktu kurang lebih 6 jam," kata Supriono.
Dalam melakukan evakuasi korban terakhir ini, kata dia, pihaknya harus memotong body bus dengan menggunakan alat khusus.
Ia mengatakan, dari jumlah kursi bus 63, pihaknya berhasil melakukan evakuasi sebanyak 66 orang. Evakuasi tersebut dilakukan sejak pertama kejadian hingga pagi hari ini.
"Korbannya ada bayi, anak-anak, dan dewas," ucapnya.
Petugas gabungan dari Basarnas dan aparat kepolisian berhasil melakukan evakuasi semua korban kecelakaan bus di di Jalan Raya Wado-Malangbong, Dusun Cilangkap, RT 01/06, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Kamis (11/3/2021).
Pantauan Tribun Jabar, bus Sri Padma dengan nomor polisi T 7591 TB yang mengangkut peserta ziarah dan tour SMP IT Al Muawanah Cisalak, Subang ini masih berada di lokasi kejadian dengan posisi terbalik dan kondisi rusak parah.