Kecelakaan Maut di Wado
Ibu Eha Korban Selamat Dalam Kecelakaan Maut Bus Masuk Jurang di Wado, Terpaksa Harus Lepas Busana
Agar bisa keluar dari bus yang mengalami kecelakaan maut masuk jurang, Eha Nuraeti (55) terpaksa harus melepaskan pakaiannya.
Laporan Kontributor Tribun Jabar, Irvan Maulana
TRIBUNCIREBON.COM, SUBANG - Agar bisa keluar dari bus yang mengalami kecelakaan maut masuk jurang, Eha Nuraeti (55) terpaksa harus melepaskan pakaiannya.
Setelah bus pariwisata Sri Padma dengan nomor polisi T 7591 TB itu masuk jurang, pakaian Eha terjepit bagian bus yang ringsek.
Baca juga: Resa Korban Kecelakaan Maut di Wado Akan Melangsungkan Pernikahan, Orangtua Ungkap Petanda Ini
Baca juga: Ini Data Lengkap Identitas Korban Kecelakaan Maut Bus Masuk Jurang di Wado Sumedang, Polisi Rilis
Korban selamat warga Pasirlaja, Desa Pakuhaji, Kecamatan Cisalak, Subang, ini mengaku ikut ziarah, untuk mendampingi anaknya.
Eha mengaku sebelum bus tersebut oleng ia mencium bau hangit kampas rem.
Lalu, ia pun kaget ketika salah satu penumpang bertanya tentang bau kampas rem kepada sang sopir,
Karena sang sopir menjawab bahwa rem bus tersebut blong, dan mobil tersebut akhirnya terjungkal ke dasar jurang di Tanjakan Cae, Wado, Sumedang.
Ia bersama para panumpang lain sempat serempak bershalawat seraya berdoa kepada Yang Maha Kuasa banyak di antara mereka yang mengucap takbir ketika bus tersebut dalam keadaan oleng.
Eha juga berkata ia tak tahu persis yang terjadi pada saat peristiwa itu berlangsung, namun ia menjelaskan detail saat dirinya menyelematkan diri dari bus tersebut,
"Saya terpaksa harus telanjang untuk keluar dari dalam bus. Awalnya saya malu, tapi saat itu juga mati lampu dan keadaan gelap saya buka saja bajunya," papar Eha ketika diwawancara awak Tribun dikediamannya, Kamis (11/3/2021).
"Saya waktu itu tengkurep, baju dan kaki terjepit, waktu itu bilang ke si Ujang (keponakan Eha) masa ibu buka baju telanjang. Kata si Ujang, gak apa-apa buka baju yang penting buka, setelah dibuka saya keluar tapi gak tau keluarnya kemana. Terus saya lihat ada selimut jok bus dipake sama saya terus jalan kaki ke rumah warga yang menolong untuk istirahat sambil minta ganti baju," papar Eha kepada Tribun di rumahnya, Kamis (11/03/2021).
Masih diceritakan Eha, ia sendiri awalnya tidak berniat ikut rombongan ziarah, namun karena Eha khawatir kepada anaknya yang merupakan siswa SMP IT Al Muawanah yang saat itu jadi peserta rombongan ziarah.
"Saya khawatir terjadi sesuatu, ada firasat gak enak, awalnya emang cuma mau ngater ucup sampai ke depan bus, tapi diajak karena masih ada kursi kosong, akhirnya pulang, siap-siap mandi ikut kesana," imbuhnya.
Eha yang saat itu hendak pergi ke sawah, akhirnya ikut juga bersama Yusup, puteranya yang ikut ziarah. Eha, Yusup dan Ujang termasuk dalam korban selamat pada kecelekaan bus maut tersebut.
Selanjutnya diungkapkan Eha, kegiatan ziarah tersebut merupakan kegiatan sekolah yang diadakan pihak sekolah setiap tahunnya. Eha juga merinci biaya ongkos ziarah tersebut, "Siswa yang ikut harus membayar Rp 350 ribu, kalau orang tua pendamping yang ikut bayar Rp 250 ribu. Kalau gak ikut siswa tetap harus bayar Rp 100 ribu untuk biaya komputer." pungkasnya.
Baca juga: Kisah Guru Selamat dari Kecelakaan Maut di Wado, Cium Bau Kampas Rem, Anaknya Terlempar Keluar Bus
Baca juga: Gak Nyangka, Cinta yang Saat Bicara Suaranya Cempreng Terpilih Jadi Salah Satu Wakil Jabar LIDA 2021