Apa Itu Amul Huzni? Ini Kaitannya dengan Peristiwa Isra Miraj dan Kesedihan Nabi Muhammad SAW
Isra Miraj berkaitan dengan berbagai peristiwa yang menyebabkan Nabi Muhammad SAW bersedih.
TRIBUNCIREBON.COM- Berikut ini penjelasan mengenai apa itu Amul Huzni.
Isra Miraj berkaitan dengan berbagai peristiwa yang menyebabkan Nabi Muhammad SAW bersedih.
Ada berbagai peristiwa yang menyebabkan nabi bersedih hingga akhirnya melaksanakan Isra Miraj.
Waktu kejadian yang menyebabkan kesedihan bagi Nabi Muhammad SAW itu dikenal sebagai tahun kesedihan atau Amul Huzni.
Akademisi Fakultas Syariah IAIN Surakarta, Sulhani Hermawan, M.Ag menerangkan, Amul Huzni oleh para ulama disebut terjadi pada tahun ke-10 atau ke-11 masa kenabian.
Baca juga: Keterangan Saksi Mata Kecelakaan Maut Bus Masuk Jurang Wado, Situasi Mencekam Korban Bergelimpangan
Peristiwa itu terjadi sebelum Nabi Muhammad melakukan hijrah dari Mekkah ke Madinah.
"Ini tahun ke-10 atau ke-11 dari masa kenabian, kalau dihitung itu sebelum hijrah ke Madinah," kata Sulhani saat berbicara di Program Oase Tribunnews.com, Jumat (5/3/2021).
Perhitungan yang paling masyhur, kata Sulhani, peristiwa itu terjadi pada sekitar 621 tahun Masehi.
"Rasulullah hijrah ke Madinah tahun 622 Masehi, maka hitungannya ini satu atau atau dua tahun sebelumnya, ada yang menyebut 621 M," kata Sulhani yang juga Katib Syuriah PCNU Sukoharjo ini.
"Jadi kalau menyebut tahun hijriyahnya belum ada, yang ada penanggalannya waktu itu namanya Ammul Huzni, tahun kesedihan Nabi Muhammad," sambungnya.
Baca juga: Libur Isra Miraj, Jalur Arteri Bandung-Cirebon di Majalengka Padat, Laju Truk Pelan Tambah Kemacetan
Peristiwa yang Membuat Sedih
Ada berbagai peristiwa saat itu yang membuat Nabi Muhammad besedih, diantaranya, yakni meninggalnya Istri Nabi Muhammad SAW, Siti Khadijah yang selama hidup selalu mendukung perjuangan dakwah.
"Khadijah adalah orang yang menopang kehidupan Rasullah, terumata ketika ada di rumah, beliau merasa aman tentram ada tukar pikiran dan dukungan lahir batin dari Khodijah luar biasa, dan itu menguatkan perjuangan Rasulullah," terang Sulhani.
Selain itu, sang paman, Abu Thalib juga meninggal di tahun yang sama.
"Abu Thalib semenjak kecil ditunjuk oleh kakeknya sebagai paman untuk mengasuh, dia yang paling menyayangi Rasulullah, bahkan sayangnya bisa jadi melebihi terhadap anak-anak beliau sendiri yang salah satu anaknya adalah Ali Bin Abi Thalib," sambungnya.