Kampung Mati
Setelah Majalengka & Kuningan, Kini Viral Kampung Mati di Ponorogo, Ditinggal Warga Karena Mistis?
Awalnya kampung yang dikenal dengan nama Sembulan tersebut dihuni oleh 30 kepala keluarga. Namun sejak lima tahun terakhir, kampung tersebut mati
Ia meyakini seluruh tempat pasti memiliki cerita mistis masing-masing. Warga banyak meninggalkan kampung tersebut karena kondisinya sepi.
"Dulunya banyak penghuninya. Karena tempatnya tidak ramai ada yang sudah nikah ikut pasangannya. Kemudian, yang punya anak ikut anaknya," kata Ipin.
Walaupun kampung itu kosong, masih ada musala yang masih dimanfaatkan warga utuk menjalankan ibadah shalat zuhur dan ashar. Mereka yang datang adalah petani yang memiliki sawah di dekat lingkungan tersebut.
“Musala masih sering dipakai untuk beribadah. Dan selalu dibersihkan setiap hari,” kata Iping.
Ipin mengatakan hingga saat ini, tidak ada satu pun warga yang ingin kembali ke kampung tersebut karena mereka sudah memiliki rumah sendiri.
Namun sesekali mereka datang ke kampung mati karena masih memiliki aset. Kepemilikan tanah di kampung tersebut sebagian besar dikuasai beberapa ahli waris.
Serta mereka datang untuk menggelar acara peringatan hari wafatnya pendahulu yang meninggal di kampung tersebut.
Kampung mati tersebut sempat ditawar oleh pengembang untuk dijadikan komplek perumahan.
Namun pemilik tanah menolak tawaran tersebut. Mereka hanya akan menjual tanah mereka jika untuk membangun pesantren.
"Namun, bila dibeli untuk pembangunan pesantren ahli waris menerimanya," ujar Ipin.
Setelah kampung mati itu viral di media sosial, banyak orang yang datang ke kampung tersebut karena penasaran.
Kampung Mati di Majalengka
Blok Tarikolot di Desa Sidamukti, Kecamatan/Kabupaten Majalengka kian viral lantaran kini tak berpenghuni ditinggal oleh para warganya.
Para warga meninggalkan kampung itu lantaran khawatir bencana pergerakan tanah kembali menimpa yang pernah terjadi beberapa tahun silam.
Masyarakat telah direlokasi di tempat lebih aman, yakni di Blok Buahlega.