Segudang Misteri Supersemar yang Mengantar Jenderal Soeharto Lengserkan Soekarno dan Jadi Presiden

Surat perintah bertanggal sebelas Maret yang mengantarkan Soeharto ke puncak kekuasaan di Republik Indonesia itu  menyimpan segudang misteri.

Editor: Machmud Mubarok
Arsip Kompas
Presiden Soekarno dan Jenderal Soeharto. 

TRIBUNCIREBON.COM - Surat Perintah 11 Maret 1966 atau Supersemar merupakan salah satu misteri dalam sejarah tumbangnya Orde Lama dan munculnya Orde Baru.

Kemisteriusan itu dipicu dengan dari isi Supersemar sendiri yang menunjukkan penyerahan kekuasaan secara absolut dari Presiden Soekarno kepada Jenderal Soeharto, ketika itu.

Selain itu, misteri lainnya adalah jumlah halaman surat sakti itu. Ada yang menyebut hanya satu lembar, dua lembar, ada yang menyebut tiga lembar dan seterusnya.

Semua misteri itu terbawa ke liang kubur para pelaku sejarahnya.

Meski sudah berusia 55 tahun, Supersemar masih menuai kontroversi. Surat perintah bertanggal sebelas Maret yang mengantarkan Soeharto ke puncak kekuasaan di Republik Indonesia itu  menyimpan segudang misteri.

Baca juga: Charly Van Houtten Disuntik Vaksin Bersama Bupati Cirebon, Ini yang Dirasakan Vokalis Setia Band

Baca juga: Zodiak Besok Jumat 5 Maret 2021: Cancer Ada Peluang Hubungan Baru, Aquarius Fokus Masalah Keuangan

Baca juga: Mas Aldebaran Tersipu Malu dengan Tingkah Laku Andin, Elsa Terpuruk, Sinopsis Ikatan Cinta 4 Maret

Dari sisi sejarah Supersemar adalah surat yang mengawali peralihan kepemimpinan nasional dari pemerintahan Orde Lama ke Orde Baru.

Ia juga merupakan surat sakti yang menentukan kelahiran dan keabsahan pemerintahan Soeharto, sekaligus "penyingkiran" Soekarno.

Namun, pengungkapan misteri seputar Supersemar bisa dibilang menemui jalan buntu karena surat aslinya tidak diketahui keberadaannya. Ia hilang secara misterius.

Bersama dengan raibnya surat maha penting itu, berbagai spekulasi pun muncul. Orang bertanya tentang siapa yang menyimpan surat itu, siapa sebenarnya yang membuatnya, seperti apa isinya, hingga apa tujuan dibuat dan bagaimana perintah itu kemudian dilaksanakan.

Dalam artikel berjudul “Arsip Supersemar 1966” yang diterbitkan Kompas  10 Maret 2015, ditulis: Surat Perintah Sebelas Maret alias Supersemar adalah surat perintah yang ditandatangani Presiden Soekarno pada 11 Maret 1966.

Isinya berupa instruksi Presiden Soekarno kepada Letjen Soeharto, selaku Menteri Panglima Angkatan Darat, untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk mengawal jalannya pemerintahan pada saat itu.

Namun hingga saat ini setidaknya ada tiga versi naskah Supersemar yang beredar di masyarakat.

Pertanyaannya: Mengapa ada tiga? Mana yang asli? Apakah ada bagian yang ditutupi? Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) saat ini menyimpan tiga Supersemar. Namun, ketiganya memiliki versi masing-masing.

Pertama, Supersemar yang diterima dari Sekretariat Negara, dengan ciri: jumlah halaman dua lembar, berkop Burung Garuda, diketik rapi, dan di bawahnya tertera tanda tangan beserta nama "Sukarno".

Kedua, Supersemar yang diterima dari Pusat Penerangan TNI AD dengan ciri: jumlah halaman satu lembar, berkop Burung Garuda, ketikan tidak serapi versi pertama.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved