Persoalan Gepeng Masih Jadi PR Besar di Indramayu, Banyak Anak Putus Sekolah Jadi Anak Punk
Terbaru, sebanyak 5 anak punk asal Kabupaten Indramayu dikabarkan terjaring razia oleh Satpol PP Surabaya.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mumu Mujahidin
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Persoalan gelandangan dan pengamen (Gepeng) masih menjadi pekerja rumah (PR) besar bagi pemerintah Kabupaten Indramayu.
Tidak sedikit orang tua yang mengaku kehilangan anaknya karena tidak pulang berhari-hari.
Terbaru, sebanyak 5 anak punk asal Kabupaten Indramayu dikabarkan terjaring razia oleh Satpol PP Surabaya.
Kini mereka tengah diamankan di UPT LIPOSOS milik Dinsos Surabaya.
Baca juga: Sejumlah Anak Punk Asal Indramayu Terjaring Razia Satpol PP di Surabaya Viral di Medsos
Baca juga: Teddy Suami Mendiang Lina Terancam Dipenjarakan, Waktu Pengembalian Aset Rizky Febian Habis
Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Indramayu, Atu Ika Putri mengakui, persoalan gelandangan dan pengemis memang masih marak terjadi di Kabupaten Indramayu.
"Itu kan karena banyak gelandangan-gelandangan dan pengemis itu pak, karena kan kita memang lagi ramai masalah Gepeng ini," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Selasa (2/3/2021).
Atu Ika Putri mengatakan, mayoritas dari mereka adalah anak putus sekolah.
Kumpulan anak punk itu biasanya banyak ditemui di lampu merah Jatibarang dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Jatibarang.
Sebagian dari anak punk tersebut menjadikan tempat itu sebagai tempat tinggal dan tidak pulang selama berhari-hari.
Hal tersebut diketahui dari hasil penelusuran yang dilakukan Dinsos Kabupaten Indramayu melalui peksos atau pekerja sosial dan tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK) dari kelima anak punk yang terjaring razia di Surabaya.
"Demikian hasil penelusuran keluarga klien yang anaknya berada di LIPOSOS Surabaya," ujar dia.
Sebelumnya diberitakan, Ruang Terbuka Hijau (RTH) Jatibarang Indramayu menjadi tempat pelarian anak-anak punk kabur dari rumah.
Danramil 1604/Jatibarang, Kapten Kav Sugiyanto mengatakan, orang tua mereka bahkan sampai menangis mencari keberadaan anaknya di RTH Jatibarang.
Anak-anak itu diketahui terbawa arus dan menjadi gelandangan oleh para anak punk yang berkeliaran di sana.