Kesehatan

Bolehkan Penderita Kanker Disuntik Vaksin Covid-19? Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasan Dokter

kebanyakan kelompok usia 60 tahun keatas memiliki penyakit penyerta/komorbit seperti hipertensi, diabetes militus, bahkan kanker.

Editor: Mumu Mujahidin
TribunCirebon.com/Handhika Rahman
Ilustrasi: Jumlah vaksin yang rusak di Kabupaten Indramayu kembali bertambah, kini total ada sebanyak 47 dosis rusak. Bolehkan Penderita Kanker Disuntik Vaksin Covid-19? Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasan Dokter 

TRIBUNCIREBON.COM - Ada banyak faktor orang menolak vaksinasi Covid-19?

Selain memang takut akan kandungan vaksin, ada juga masyarakat yang takun disuntik vaksin karena alasan kesehatan.

Seperti memiliki penyakit bawaan yang memeng berisiko hingga mengidap penyakut yang mematikan seperti kanker.

Vaksinasi Covid-19 telah dilakukan di Indonesia sejak Rabu (13/1/2021) untuk menekan laju penyebaran virus corona.

Pada 8 Februari 2021, pemerintah menyatakan bahwa vaksin Covid-19 juga diperuntukkan untuk orang lanjut usia (lansia) usia 60 tahun ke atas.

Namun, kebanyakan kelompok usia 60 tahun keatas memiliki penyakit penyerta/komorbit seperti hipertensi, diabetes militus, bahkan kanker.

Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan, apakah pasien atau penyintas kanker bisa mendapat vaksin Covid-19?

Apakah vaksinasi ini aman untuk penderita kanker? 

Baca juga: Penderita Diabetes Boleh Disuntik Vaksin Covid-19, Cek Gula Darah Sebelum Vaksin demi Keselamatan

Baca juga: Ini 15 Gejala Covid-19 yang Harus Anda Waspadai, Kenali Sebelum Terlambat

Haruskah pasien kanker dan survivor mendapatkan vaksin?

Dr.Ronald Alexander Hukom Konsultan Hematologis dan Medical Oncologis menjawab pertanyaan tersebut melalui webinar yang diselenggarakan oleh Cancer Information and Support Center (CISC) Selasa, (16/2/2021).

Banyak kelompok ahli merekomendasikan, orang dengan kanker atau riwayat kanker perlu mendapatkan vaksin Covid-19 begitu tersedia.

Namun Ronald menjelaskan, yang menjadi fokus utama terkait vaksin Covid-19 untuk penderita kanker bukan aman atau tidak.

Namun yang terpenting adalah seberapa efektif vaksin, terutama pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah.

“Kalau soal keamanan pemberian vaksin pada pasien kanker aman atau tidaknya, pasti aman. Tidak menjadi masalah, karena sampai sekarang vaksin yang digunakan untuk Covid-19 ini bukan vaksin hidup,” ungkap Dr.Ronald.

Para penyintas atau penderita kanker memang lebih berisiko terkena infeksi Covid-19 dari yang lain. Itu karena vaksinasi ini berkaitan dengan sistem imun.

Di sisi lain, masalah yang dihadapi oleh penderita kanker salah satunya adalah gangguan sistem imun.

Nah padahal, respons imun inilah yang sangat berperan dalam melawan virus corona SARS-CoV-2 di dalam tubuh.  

Jumlah vaksin yang rusak di Kabupaten Indramayu kembali bertambah, kini total ada sebanyak 47 dosis rusak.
Jumlah vaksin yang rusak di Kabupaten Indramayu kembali bertambah, kini total ada sebanyak 47 dosis rusak. (TribunCirebon.com/Handhika Rahman)

Kapan waktu yg tepat pemberian vaksin dilakukan untuk penderita kanker?

Bagi penderita kanker, waktu terbaik dalam pemberian vaksin adalah saat imun belum terganggu hal apapun.

“Maka dari itu waktu yang tepat bagi penyintas kanker mendapatkan vaksin adalah sebelum dilakukan kemoterapi,” jelas Ronald.

Lantas bagaimana jika sudah terlanjur melakukan kemoterapi?

Menurut European Society for Medical Oncology (ESMO), jika pasien sudah terlanjur menjalani kemoterapi, masih mungkin melakukan vaksin di antara aktivitas terapi tersebut.

Tentu dengan syarat individu sedang memiliki sistem imun yang baik.

"Intinya, kekebalan yang diharapkan dari vaksinasi tersebut memerlukan imunitas yang utuh dan baik terutama yang berkaitan dengan presentasi antigen, aktivasi sel B, dan sel T," lanjutnya.

Perlu diperhatikan bahwa, vaksinasi menjadi kurang efektif jika pasien mendapatkan antibodi yang anti terhadap Sel B atau pada saat kemoterapi intensif.

Misalnya pasien leukemia akut yang dalam fase induksi atau konsolidasi, mengakibatkan vaksin menjadi kurang aktif karena respon antibodinya rendah.

Baca juga: Ayah Nissa Sabyan Menilai Perselingkuhan Anaknya dan Ayus Hal yang Manusiawi: Itu Pribadi

Baca juga: LOKER Besar-besaran BUMN Terbaru, PT INTI Butuh Lulusan SMA, D3 dan S1, Deadline 26 Februari 2021

Efek samping sesudah vaksinasi

Sesudah vaksinasi, harus ada pemantauan yang ketat yang dilakukan untuk melihat apakah ada efek samping yang tidak diinginkan.

Efek samping ini antara lain:

  1. Nyeri di tempat suntikan
  2. Kelelahan
  3. Sakit kepala
  4. Nyeri otot dan sendi
  5. Menggigil
  6. Demam

Efek samping ini biasanya akan hilang dalam beberapa hari.

Namun, lebih lanjut efek samping ini juga dapat membuat kelenjar getah bening menjadi bengkak/lunak.

Pasien dapat mengalami pembekakan atau nyeri pada kelenjar getah bening dibawah lengan tempat mereka mendapat suntikan.

Hal ini seringkali merupakan respons normal oleh sistem kekebalan tubuh, yang bersiap untuk melawan infeksi Covid-19 selanjutnya. 

Namun, pembekakan kelenjar getah bening di bawah lengan harus diwaspadai.

Ini karena bisa menjadi tanda kanker payudara serta beberapa kanker lainnya.

Waktu yang dibutuhkan kelenjar getah bening untuk menyusut kembali setelah vaksin diperkirakan beberapa hari hingga beberapa minggu.

Jika kelenjar getah bening yang membengkak atau lunak tidak kunjung sembuh setelah beberapa minggu atau malah membesar, segera hubungi dokter.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apakah Pasien Kanker Bisa Mendapat Vaksin Covid-19? Ahli Jelaskan"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved