Mendadak Jadi Miliarder, Warga Desa Kawungsari di Kuningan Sawer Saat Beli Motor Baru
Warga Desa Kawungsari, Kecamatan Cibeureum, Kuningan terlihat sumringah ketika melihat motor baru berada di lingkungan desa setempat
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM,KUNINGAN - Warga Desa Kawungsari, Kecamatan Cibeureum, Kuningan terlihat sumringah ketika melihat motor baru berada di lingkungan desa setempat, Jumat (19/2/2021).
Tidak sedikit anak - anak dan emak - emak serta pemuda di sana, menanti sang pemilik untuk sawer alias berbagi kebahagiaan atas pembelian motor baru tersebut.
Emak Yohana (43) saat ditanya mengaku bahwa saweran ini biasa dilakukan warga saat memiliki barang baru, terutama kendaraan.
Baca juga: Cegah Penyalahgunaan Narkoba Puluhan Personel Polresta Cirebon Jalani Tes Urine, Ini Hasilnya
Baca juga: Virus Corona Kembali Mengganas, Hari Ini Bertambah 46 Kasus Covid-19 Baru di Majalengka
"Iya setiap beli motor atau mobil. Warga disini pasti sawer dan itu sudah menjadi budaya mungkin ya," ujar Yohan, Mak - Emak berdaster Kuning tadi saat menyampaikan keterangannyaa tadi.
Motor yang baru turun dari mobil pick up dengan nama dealer tertentu, langsung dikerubuti warga yang ingin melihat motor tersebut.

"Ya warga kumpul dan melihat motor baru itu wajar. Namun berkumpulnya itu menunggu sawer," katanya.
Singkat aksi sang karyawan dealer saat menurunkan dan menuntun motor ke rumah calon pemilik.
Motor itu tidak lantas dimasukkan ke langsung ke rumah pemilik. Melainkan motor matic dengan fiture bagus ini, malah di parkir di halaman rumah.
"Tadi motor di karang rumah dan disitu terjadi adat saweran gitu," katanya.
Selain ada uang pecahan bercampur beras dan bunga tadi, juga ada permen dengan aneka rasa terlihat mengapung di atas kepala warga saat hendak berebut uang.
"Meski tidak banyak mendapat uang saweran tadi. Ya, yang penting senang aja, itung - itung hiburannya sih," ujarnya.
Ditempat sama, pemilik motor baru yakni, Cahyono mengungkap bahwa kejadian yang di alami warga disini. Itu sama dengan di Tuban, Jawa Timur.
"Iya ada desa miliader, sama dengan di Tuban itu," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Warga Desa Kawungsari, Kabupaten Kuningan mendadak menjadi miliader.
Hal itu setelah sebelumnya lahan dan bangunan rumahnya kena gusuran alias terdampak pembangunan Mega Proyek Waduk Kuningan.
Ada enam desa terdampak akibat pembangunan tersebut dan satu desa harus otomatis pindah dan mencari baru berikut perangkat dan kantor desa.
Kehidupan yang terjadi di Tuban ini dialami juga oleh warga Desa Kawungsari, Kecamatan Cibeureum, Kuningan.
Saat ditemui, Kades setempat, Kusto menyebut kejadian di Tuban itu sama persis di sini.
Baca juga: Catat, Ada 4 Zona Pengetatan PPKM Mikro di Indramayu, Penerapannya hingga di Tingkat RT
Baca juga: Ingin Punya Anak Kembar? Perhatikan 11 Faktor Penentu Kehamilan Anak Kembar, Posisi Seks hingga Diet
"Disana (Tuban), warganya mendapat ganti untung dari PT Pertamin dan disini kami juga sama dapat ganti untung dari pembangunan waduk Kuningan juga," ungkap orang nomor satu desa setempat saat mengawali perbincangan dengan Tribuncirebon.com, Jum'at (19/2/2021).
Dampak pembangunan waduk Kuningan, kata dia, ganti untung menyisakan sekitar 3 persen lagi.
"Ketiga persen itu dari bidang tanah milik warga yang belum dapat ganti untung dan alasan, itu dari administrasi serta menunggu keuangannya dari pemerintah juga," ujarnya.
Sejak mendapat keuntungan bak ketiban durian, kata Kusto, warga banyak menggunakan keuangannya itu bersifat konsumtif dan ini bisa dibuktikan dengan pembelian unit mobil dan motor.
"Dalam setiap hari, ada 30 unit motor dengan berbeda merk itu di miliki warga kami. Mayoritas motor matic besar seperti NMax yang menjadi idola warga kami," ujarnya.
Baca juga: Ada Rekayasa Lalu Lintas di Sekitar Alun-alun Majalengka, Dewan: Awas Usaha Pedagang Kecil Putus!
Melihat perilaku warga, kata dia, tentu menjadi suka dan duka. Terlebih dengan program pemerintah yang memaksa warga dan pemerintah desa harus hengkang dari sini.
"Iya, sukanya melihat warga senang bisa punya keinginan. Seperti ada yang beli motor, beli tanah dan beli perhiasan dan lainnya.
Namun, dukanya juga bisa dibayangkan ketika kami harus pindah domisili dan ini dirasakan warga kami semua tanpa kecuali," ujarnya.
Total kendaraan baru, baik roda dua maupun roda empat.
Kades ini mengaku sudah ada sebanyak 300 unit kendaraan motor khususnya. Hal itu terbukti dengan satu keluarga atau satu rumah itu motor baru lebih satu.
Baca juga: Ada Rekayasa Lalu Lintas di Sekitar Alun-alun Majalengka, Dewan: Awas Usaha Pedagang Kecil Putus!
"Iya dalam satu rumah warga kami, motor baru itu ada yang dua, tiga atau lebih dari itu. Kejadian ini sudah berjalan dan pemberian ganti untung beberapa waktu lalu," kata Kusto yang menambahkan bahwa jumlah Kepala Keluarga di desanya itu ada sekitar 300 KK.
"Iya jumlah KK disini hanya tiga ratusan dan jumlah jiwa disini ada sekitar 1300 an jiwa, ungkapnya. (*)