DPD Demokrat Jabar Pastikan Tak Ada Sogok Menyogok Kader Soal Kudeta AHY, Masih Setia Semua
Demokrat Jabar Pastikan Tak Ada Sogok Terkait Kudeta Kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Jawa Barat, Asep Wahyuwijaya, memastikan tidak ada yang menawarkan uang sepeserpun untuk menyogok kader Partai Demokrat di tingkat DPC maupun DPD di Jawa Barat.
Hal itu terkait dugaan gerakan kudeta terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melalui pengajuan Kongres Luar Biasa (KLB).
"Kalau ke DPC-DPC Partai Demokrat di Jabar, dan ke DPD Partai Demokrat Jabar, saya pastikan itu tak terjadi. Dari info yang saya dapatkan dari beberapa Ketua DPC Partai Demokrat di Jabar, mereka tidak ada yang menghubungi apalagi mengiming-imingi uang untuk turut mengadakan KLB," kata Asep melalui ponsel, Rabu (3/2).
Asep mengatakan pihak-pihak yang mencoba memengaruhi kader Partai Demokrat untuk menggelar KLB mungkin saja sudah mengetahui para pengurus dari tingkat DPC dan DPD partai Demokrat di Jawa Barat adalah pendukung kuat AHY.
• Marzuki Alie Ancam Bongkar Borok Demokrat Kalau Terus Dituduh Kudeta AHY, Pengamat Ngaku Heran
• Marzuki Alie Sebut AHY Tak Beretika karena Seret Presiden Jokowi dalam Masalah Internal Demokrat
"Mereka mungkin tahu kalau hubungan para pengurus DPC Partai Demokrat se-Jabar dan DPD Partai Demokrat Jabar dengan Ketum AHY dan jajarannya itu sangat kuat, High Voltage," katanya.
Dengan demikian, katanya, jika para oknum ini mencoba merayu para kader Partai Demokrat, baik dengan uang Rp 100 juta ataupun nominal yang lebih besar, para perayu ini akan langsung menyerah.
"Kalau mereka kontak-kontak ke Jabar pasti akan langsung semaput. Jangankan dengan uang segitu, jauh lebih besar dari itu pun, saya pastikan pengurus Partai Demokrat di Jabar tidak akan mau. Kenapa, karena menjaga Ketum AHY sebagai simbol dari marwah partai adalah harga mati," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Partai Demokrat terus melakukan pendalaman terkait dengan gerakan pelengseran terhadap AHY melalui KLB.
Partai Demokrat pun menyebut menemukan adanya tawaran uang yang diduga untuk menyogok DPC dalam gerakan kudeta ini.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Jawa Barat, Asep Wahyuwijaya, mengatakan pihak yang mencoba merayu para kader Partai Demokrat untuk menggulingkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), telah terkena prank atau kelakar akibat informasi bohong yang menyatakan bahwa kader Partai Demokrat gampang dipengaruhi.
Sejumlah pihak, katanya, memang mencoba memengaruhi para kader Partai Demokrat untuk menggelar Kongres Luar Biasa yang bisa menjadi jalan untuk mengkudeta AHY.
Padahal, katanya, tidak pernah ada dalam pikiran para kader partainya untuk melakukan kudeta sedikitpun.
Akhirnya, katanya, para kader yang dipengaruhi untuk menggulingkan AHY ini melaporkan hal tersebut kepada pimpinan Partai Demokrat.
"Kena prank, orang itu kira mereka (para kader) serius, padahal mereka itu semua laporan," kata Asep melalui ponsel, Selasa (2/2).
Asep mengatakan informasi yang menyatakan bahwa kader Partai Demokrat gampang dipengaruhi soliditasnya tersebut adalah kabar bohong, tapi herannya malah dipercayai oleh pihak yang mencoba memengaruhi kadernya tersebut.
"Kan dia pikir gampang urusannya, sementara situasi sekarang kan sangat solid-solidnya ke Ketum (AHY) ini. Jadi ketika ada info ini gampang dan mudah dipengaruhi, itu bohong. Jadi kalau betul ya ada pihak istana yang main di situ ya mereka kena prank," katanya.
Asep menuturkan tingkat soliditas pengurus dan kader Partai Demokrat, dipastikan sangat solid. Kondisi pengurus dan kader di bawah pimpinan Ketum Partai Demokrat AHY ini sedang dalam kondisi terbaik.
Bukan karena semata-mata oleh semangat kemudaan yang dipancarkan oleh AHY dan jajaran DPP PD saat ini.
Namun karena isu dan gagasan yang digaungkan dan diinstruksikan agar Demokrat berkoalisi dengan rakyat ini benar-benar memberikan spirit yang sangat mengikat dan menguatkan daya juang pengurus dan kader sampai lapisan terbawah.
Jadi, tutur Asep, ketika ada oknum-oknum dari internal atau eksternal Partai Demokrat yang mencoba untuk mengacaukan soliditas Partai Demokrat, dirinya memastikan bahwa mereka sangat salah.
• Ciri-ciri Orang yang Dijaga oleh Allah dalam Pengajian Gus Baha, Apa Saja? Simak Penuturannya
• Ciri-ciri Covid Tongue Gejala Baru Covid-19 yang Perlu Diwaspadai, Pengaruhi Sensasi Rasa Pada Lidah
"Apalagi, ketika DPP Partai Demokrat pun mensinyalir ada pihak-pihak dari istana yang juga turut dalam upaya ini. Saya sarankan, jangankan untuk melakukan perbuatan tercela itu, berpikir pun sebaiknya jangan.
Karena seluruh jajaran pengurus dan kader Partai Demokrat saat ini sedang asyik bermesraan dengan rakyat. Jadi, sebaiknya memang jangan diganggu. Selain sangat tidak etis perbuatan itu pun sangat tidak Pancasilais," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono mengungkapkan partai yang ia pimpin dalam bahaya.
Ada sejumlah orang yang berusaha mengambil alih kepemimpinannya. Bahkan, karena pentingnya isu tersebut, AHY sampai menggelar rapat pimpinan khusus.
Rapat ini digelar untuk membahas terkait adanya upaya gerakan kudeta Partai Demokrat yang dilakukan oleh beberapa menteri di sekitar lingkaran Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut AHY, ada gerakan politik yang ingin mengambil alih kepemimpinan partai secara paksa. AHY menyebut, hal itu didapatkannya setelah ada laporan dari pimpinan dan kader Demokrat, baik tingkat pusat maupun cabang.
"Adanya gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa, yang tentu mengancam kedaulatan dan eksistensi Partai Demokrat," kata AHY dalam konferensi pers secara virtual, Senin (1/2/2021).
AHY menyatakan, menurut kesaksian dan testimoni banyak pihak yang didapatkan, gerakan itu melibatkan pejabat penting pemerintahan, yang secara fungsional berada di dalam lingkar kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo.
AHY menyebut, gerakan tersebut terdiri dari kader secara fungsional, mantan kader dan non-kader.
Gabungan dari pelaku gerakan itu ada lima orang, terdiri dari 1 kader Demokrat aktif, 1 kader yang sudah 6 tahun tidak aktif, 1 mantan kader yang sudah 9 tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai, karena menjalani hukuman akibat korupsi, dan 1 mantan kader yang telah keluar dari partai 3 tahun yang lalu.
• James Kojongian Disidang dan Memohon-mohon Agar Tak Dicopot dari DPRD Sulut Usai Ketahuan Selingkuh
• Ada 2 Mobil Mahal di Rumah Mewah Angel Sepang Disebut Hasil Selingkuh 3 Tahun dengan James Kojongian