Setahun Diteror Tawon, Warga di Indramayu Ini Akhirnya Bernapas Lega Usai Petugas Lakukan Evakuasi
Sarang tawon itu menjadi tempat tinggal ribuan tawon yang meneror warga dalam satu tahun terakhir.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Machmud Mubarok
Tindakan pelayanan terhadap lapisan masyarakat, kata dia, petugas pemadam kebakaran tidak serta melakukan pemadaman akibat kebakaran yang dimunulkan dari arus pendek dan sejenisnya.
“Namun pelayanan umum seperti evakuasi sarang tawon dan penangkapan hewan buas atau liar berbahaya, pun kami lakukan demi kenyamanan lingkungan masyarakat,” katanya.
Sementara untuk penanganan langsung dari petugas damkar, berkaitan dengan kegiatan pencegahan dan penanggulangan non kebakaran.
“Kami lakukan evakuasi atau pemusnahan sarang tawon itu terbilang sebanyak 342 kasus , dengan rincian korban sengatan tawon sebanyak 22 orang dan jumlah meninggal nihil,” ujarnya.
Tidak hanya itu, kata dia, petugas damkar yang terbagi dalam jadwal piket setiap harinya.
“Juga melakukan evakuasi atau penangkapan ular yang masuk ke permukiman warga di sejumlah daerah, kami mencatat ada sebanyak 33 kasus dengan lokus berbeda, dan melakukan evakuasi kerbau masuk sumur atau spitank di Kecamatan Cipicung belum lama ini,” katanya.
Selain itu, kata dia, petugas damkar juga melakukan evakuasi terhadap binatang hidup di dunia alam yakni biawak yang masuk ke pemukiman warga. “Kami mencatat ada sebanyak 22 kasus yang kami lakukan evakuasi, dan untuk evakuasi terhadap hewan melata atau ular, masuk dalam hitungan sebanyak 17 kasus,” katanya.
Untuk penangkapan hewan buas atau liar yang dilakukan evakusi dengan kondisi masih hidup. “Kami berikan kepada komunitas atau di kirim BKSDA yang dilangsungkan dengan berita acara,” ujarnya.
Untuk jenis ular, kata dia, ini terjadi disejumlah pemukiman warga dengan nama dan jenis ular berbeda. “Beberapa hari kemarin, kami tangkap ular phyton dengan panjang lima meter dan bobot sekitar 20 kg,” ungkapnya.
Lebih lanjut Khadafi menjelaskan soal kerugian akibat kebakaran yang terjadi pada lahan atau hutan di daerah Kuningan.
“Kami mencatat ada sebanyak 102 kasus kebakaran, dengan perhitungan Estimasi kerugian sekira Rp 485.000.000,” kata dia.
Sedangkan untuk jumlah kebakaran permukiman, rumah dan atau tempat dan tempat usaha. “Hingga saat ini ada sebanyak 77 kasus,dengan taksiran estimasi kerugian mencapai Rp 11.435.200.000,” katanya. (*)