Ibu Hambali Teroris Asal Cianjur Dalam Kondisi Sakit-sakitan, Mau Bertemu Anaknya Walau Lewat Video
karena peristiwa Hambali ditangkap dan sudah berlangsung lama, keluarga dan kakaknya sudah mengikhlaskan istrinya untuk menikah lagi.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril Mukminin
TRIBUNCIREBON.COM, CIANJUR - Encep Nurjaman alias Hambali alias Riduan Ishomudin, teroris asal Cianjur, sudah ditahan di penjara super ketat di Guantanamo selama 17 tahun.
Rencananya dalam waktu dekat, Hambali akan diajukan ke muka sidang pengadilan di Amerika Serikat terkait dengan kasus pemboman Bali I dan Hotel JW Marriot Jakarta.
Saat ditemui di kediaman keluarga Hambali di Cianjur, adik kandung Hambali, Kankan Abdulkodir (41), mengaku hanya sekilas mengenal sosok kakaknya tersebut.
Baca juga: Langka Terjadi, Atap Rumah Berikut Genting dan Rangka Hilang Disapu Angin Puting Beliung di Tasik
Baca juga: Kepala Desa di Kuningan yang Wajahnya Mirip Jokowi Ingin Sekali Bertemu Presiden Joko Widodo
Pasalnya saat Hambali merantau ke Malaysia pada tahun 1983, Kankan baru saja berumur lima tahun.
Kankan mengatakan, ia juga terpaut umur jauh dengan kakak pertamanya tersebut. Kankan hanya mengingat dari beberapa warga Cianjur yang merantau bersama ke Malaysia beberapa orang pulang lagi, hanya kakaknya saja yang tidak kembali pulang.
Kankan mengatakan, beberapa sahabat kakaknya di Cianjur juga sudah meninggal. Ia hanya kenal kakaknya tersebut bersahabat dengan satu ustaz tak jauh dari rumahnya.
"Satu sahabat kakak saya di Cianjur juga sudah meninggal belum lama ini," kata Kankan ditemui di rumahnya, Jumat (22/1/2021) malam.
Kankan mengetahui kakaknya merantau dan menikahi orang Malaysia. Namun selama belasan tahun menikah, kakaknya tersebut tak dikaruniai anak.
"Saya juga mendengar keduanya sehat, mungkin saat itu belum diberi rizki anak oleh Allah SWT," katanya.
Kankan mengatakan, karena peristiwa kakaknya ditangkap dan sudah berlangsung lama, keluarga dan kakaknya sudah mengikhlaskan istrinya untuk menikah lagi.
"Istrinya sudah menikah lagi di Malaysia," katanya.
Kankan mengatakan, dari 12 bersaudara dua kakaknya juga sudah meninggal. Di Cianjur, ibunya masih ada namun dalam kondisi sakit karena usia.
"Ibu selalu ingin ikut melihat kakak melalui video, namun karena kondisinya tak memungkinkan maka kami dari keluarga yang selalu menyampaikan kepada ibu bahwa kondisi kakak sehat-sehat saja," katanya.
Kankan mengatakan, ibunya sempat beberapa kali ikut ke Jakarta ketika kondisinya masih sehat dan memungkinkan.