Hambali Teroris Asal Cianjur yang Ditahan di Guantanamo Akan Disidang di AS, Sudah 17 Tahun Dibui

Tiga tersangka itu telah berada dalam tahanan AS selama 17 tahun atas dugaan peran mereka dalam pemboman mematikan klub malam Bali pada 2002

Editor: Machmud Mubarok
The Stars
Encep Nurjaman alias Hambali alias Riduan Ishomudin, teroris asal Cianjur yang sudah 17 tahun ditahan di Guantanamo akan segera disidangkan di AS. 

TRIBUNCIREBON.COM -  Amerika Serikat (AS) telah mengumumkan rencana untuk persidangan tiga tersangka Bom Bali yang dipenjara di Teluk Guantánamo.

Tiga tersangka itu diduga terlibat dalam pemboman Bali pada tahun 2002 lalu.

Hal itu dilansir Guardian pada Jumat (22/1/2021). 

Tiga tersangka itu telah berada dalam tahanan AS selama 17 tahun atas dugaan peran mereka dalam pemboman mematikan klub malam Bali pada 2002 dan setahun kemudian Hotel JW Marriott di Jakarta.

Pengeboman di pulau Bali menewaskan 202 orang, sebagian besar turis asing, termasuk 88 warga Australia dan tiga warga Selandia Baru.

Jaksa militer mengajukan tuntutan terhadap Encep Nurjaman, seorang Warga Negara Indonesia (WNBI) yang dikenal sebagai Hambali, dan dua orang lainnya pada Juni 2017.

Hambali diduga menjadi pemimpin Jemaah Islamiyah, afiliasi Al-Qaida Asia Tenggara.

Pentagon mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat tentang kasus itu bahwa dia dituduh dengan Mohammed Nazir bin Lep dan Mohammed Farik bin Amin, yang berasal dari Malaysia, merencanakan dan membantu serangan.

Ketiganya ditangkap di Thailand pada tahun 2003 dan ditahan di tahanan CIA sebelum mereka dibawa ke Guantánamo tiga tahun kemudian.

Sebelumnya kala Joe Biden menjadi Wakil Presiden di era Barack Obama berencana untuk menutup pusat penahanan di Guantanamo, tapi gagal.

Calon Menteri Pertahanan di pemerintahan Biden, Lloyd Austin, menegaskan kembali niat untuk menutup Guantánamo ke komite Senat, pada pekan lalu.

Setelah jaksa militer mengajukan tuntutan pada pertengahan 2017, kasus ini ditolak oleh pejabat hukum Pentagon atas alasan yang tidak diketahui publik.

Diberitakan proses pengadilan di Guantánamo telah dihentikan sementara karena pandemi dan tidak jelas kapan akan kembali dibuka.

Serangan Agustus 2003 di Hotel JW Marriott di Jakarta menewaskan 12 orang dan melukai sekitar 150 orang.

Pada bulan Desember, polisi Indonesia menangkap seorang pria yang diyakini sebagai pemimpin militer jaringan Jemaah Islamiyah.

Kasus di Guantánamo yang paling menonjol dan melibatkan lima orang yang didakwa atas serangan teroris 11 September 2001, telah terjebak dalam fase pra-persidangan sejak dakwaan mereka pada Mei 2012. Tidak ada tanggal pasti untuk sidang hukuman mati yang telah ditetapkan.

AS menahan 40 orang di Guantánamo. Barack Obama berusaha menutup pusat penahanan itu dan memindahkan para tahanan ke fasilitas di dalam AS dan memindahkan persidangan militer ke pengadilan sipil.

Obama mengurangi populasi tahanan tetapi upayanya untuk menutup Guantánamo digagalkan oleh Kongres, yang melarang memindahkan siapa pun dari pangkalan ke AS karena alasan apa pun.

Biden telah mengatakan dia mendukung penutupan pusat penahanan tetapi belum mengungkapkan rencananya untuk fasilitas itu. Dalam kesaksian tertulis kepada Senat, Austin mengatakan dia akan bekerja dengan pihak lain dalam untuk melancarkan upaya penutupan penjara tersebut.

"Saya percaya sudah waktunya bagi fasilitas penahanan di Guantánamo untuk ditutup ," katanya.

Hambali diduga kuat mempunyai peran penting dalam peristiwa berdarah Bom Bali 2002 yang menghancurkan Sari Club dan Paddy's Bar tanggal 12 Oktober 2002 yang menewaskan 202 orang, termasuk 88 warga negara Australia.

Tiga penggerak utama peristiwa berdarah tersebut, Amrozi dan Mukhlas bersaudara dan Imam Samudra telah dihukum mati di Nusakambangan pada bulan November 2008.

Ia ditangkap di Thailand pada tanggal 11 Agustus 2003 dan ditahan di Yordania, lalu dipindahkan ke penjara milik Amerika Serikat di Kamp Tahanan Teluk Guantanamo, Kuba.

Bulan Agustus 2009, pejabat senior Amerika Serikat menyatakan bahwa walaupun para ahli, analis intelijen dan pejabat pemerintah mereka mempunyai dugaan kuat bahwa Hambali terlibat dalam peristiwa Bom Bali 2002, keterlibatannya dalam peristiwa tersebut tidak dapat dibuktikan oleh jaksa militer karena kurangnya bukti.

Walaupun keterlibatannya tidak dapat dibuktikan, dinyatakan bahwa keterlibatan Hambali lainnya dalam rentetan peristiwa terorisme di kepulauan Indonesia akan hampir memastikan bahwa dia akan tetap ditahan.

Hambali menikah dengan wanita Malaysia bernama Noralwizah Lee Abdullah. Setelah penangkapan Hambali, Noralwizah ditahan di Malaysia.

Sosok Hambali

Pakar Keamanan Ken Conboy menggambarkan, Hambali adalah sosok berbadan gempal dan pendiam. Usai lulus SMA, Hambali sempat luntang-lantung selama enam bulan. Ia pun memilih merantau ke Malaysia secara ilegal pada 1982.

"Di Malaysia ia memulai hidup baru dan berganti nama jadi Riduan Isamudin," tulis Ken, seperti dikutip dari Tirto.id.

Hidupnya membaik selama tinggal di Selangor, Malaysia. Ia menjual ayam saat pagi dan menjual peci serta buku agama saat malam. Hambali juga sempat bekerja di sebuah warung roti canai.

Selama tinggal di sana, ia berkenalan dengan Abdullah Sungkar, pendiri Jamaah Islamiyah. Jamaah Islamiyah terafiliasi dengan Al-Qaeda. Berkat ajakan Sungkar, Hambali menjadi satu dari 20 orang kombatan yang berangkat ke Afghanistan pada 1986.

Hambali ikut berperang hingga 1988. Namun, dengan waktu dua tahun itu Hambali telah mendapat pelajaran dan pengalaman dasar militer, seperti strategi komunikasi, penyediaan logistik, intelijen dan hal-hal teknis di medan tempur.

Setelah kembali ke Malaysia, Hambali juga membangun jaringan dengan alumni Afghanistan di Filipina Selatan.

Pada 1998 Hambali menjadi pimpinan JI setelah Sungkar meninggal karena penyakit hati. Hambali di bawah JI terpengaruh seruan Osama bin Laden bernama Fatwa 98. Fatwa ini menghalalkan pembunuhan Amerika Serikat dan sekutunya.

JI melakukan pengeboman pada malam Natal 2000 di sejumlah gereja di Indonesia. Pengeboman klub malam di Bali 2002 serta bom Hotel J.W. Marriott di Jakarta pada 2003 juga didalangi oleh Hambali dan anggota JI.

Bom Bali menewaskan 202 orang, mayoritas turis asing. Sementara, bom di hotel JW Marriott Jakarta menewaskan 12 orang.

Hambali tertangkap di Bangkok, Thailand pada 2003. Polisi Thailand dan CIA berhasil membekuk Hambali setelah satu demi satu petinggi Al-Qaeda dan anggota JI tertangkap.

Kini, selain Hambali, Pentagon juga akan mengadili Mohammad Nazir Bin Lep dan Mohammad Farik Bin Amin.

Dakwaan itu menyebut, ketiganya melanggar hukum perang. Rincian dakwaannya adalah persekongkolan, menyerang warga sipil, menyerang objek sipil, perusakan properti, pembunuhan, percobaan pembunuhan, dengan sengaja menyebabkan luka tubuh yang serius, dan terorisme.

Pengadilan Hambali selama ini mengalami hambatan. Tuntutan atas mereka telah diserahkan jaksa ke komisi militer di Guantanamo pada 2003. Namun, Pentagon saat itu belum menyetujui persidangan tahanan di Guantanamo. (Guardian)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Amerika Akan Sidangkan Hambali Cs 'Tiga Tersangka Bom Bali' yang Ditahan di  Guantánamo, https://www.tribunnews.com/internasional/2021/01/22/amerika-akan-sidangkanhambali-cs-tiga-tersangka-bom-bali-yang-ditahan-di-guantnamo.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved