Nasihat Terakhir Syekh Ali Jaber pada Ridwan Kamil Sangat Menyentuh dan Diakui Emil Bikin Merinding
Sosok Syekh Ali Jaber yang wafat pada Kamis (14/1/2021), ternyata memiliki relung tersendiri di benak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Sosok Syekh Ali Jaber yang wafat pada Kamis (14/1/2021), ternyata memiliki relung tersendiri di benak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Otomatis kabar wafatnya, ustaz kelahiran Madinah yang berkewarganegaraan Indonesia itu membuat Ridwan Kamil berduka dan kehilangan.
Terlebih, bahwa semasa hidupnya, Syekh Ali Jaber sempat menasihati Ridwan Kamil.
Gubernur Jabar yang akrab disapa Emil ini mengaku sempat berkomunikasi dengan Syekh Ali Jaber belum lama ini.
Baca juga: Gempa Bumi 6,2 Magnitudo Guncang Majene Banyak Rumah Hancur Termasuk Kantor Gubernur dan Rumah Sakit
Baca juga: Doa dan Amalan Hari Jumat, Kerap Disebut Jumat Berkah, Waktu yang Mustajab dan Penuh Keberkahan
Baca juga: Syekh Ali Jaber Pernah Mencium Kaki Seorang Hafiz Cilik, Irfan Hakim Kaget Saat Dengar Alasannya
"Saya sangat berduka, Beliau adalah guru saya dan terakhir bersilahturahmi lewat Instagram live," kata Emil saat ditemui di RSKIA Kota Bandung, Jalan Terusan Kopo, Kota Bandung, Kamis pagi.
Emil mengatakan, dalam komunikasi terakhirnya dengan Syekh Ali Jaber, almarhum memberikan nasihat yang menurut dia sangat sederhana, namun memiliki makna yang sangat dalam.

"Pesan terakhir Beliau bahwa akhlak lebih utama dibanding ilmu. Percuma kita banyak ilmu kalau enggak punya akhlak dan akhlak itu yang Beliau tunjukan sebagai teladan pada saat ada yang menyerang Beliau," kata Emil.
Baca juga: Sosok Pria di Samping Syekh Ali Jaber yang Dijadikan Foto Profil Instagram, Bukan Orang Sembarangan
Baca juga: Irfan Hakim Benar-benar Terpukul atas Meninggalnya Syekh Ali Jaber, Berharap Bertemu di Surga Allah
Emil menilai, akhlak yang ditunjukkan oleh Syekh Ali Jaber bisa dikatakan melebihi manusia biasa.
"Nilai-nilai itu bikin merinding, bahwa ternyata orang yang disakiti masih melindungi orang yang menyakiti. Akhlak Beliau melebihi rata-rata kita manusia biasa. Saya doakan khusnul khotimah dan saya berharap semua menjadikan Beliau sebagai contoh," kata Emil.
Selain itu, Emil mengatakan, program Pemerintah Provinsi Jawa Barat yakni Satu Desa Satu Hafidz Quran terinspirasi dari gerakan mencetak hafidz quran yang dibuat Syekh Ali Jaber.
"Jadi saya sebagai Gubernur Jawa Barat menerjemahkan semangat menghafidzkan banyak orang melalui program satu desa satu hafidz dan itu gagasan Syekh Ali Jaber," kata dia.
Dijuluki Ali Zidane
Tak banyak yang tahu, sebelum mendapat mendapat gelar syekh, Ali Jaber tinggal di Lombok dan ternyata pernah mendapat julukan Ali Zidane dari warga setempat.
Namun, seiring waktu, Syekh Ali Jaber yang juga suami Umi Nadia ini pergi ke Jakarta dan sering berdakwah hingga julukan Ali Zidane ini pun berangsur hilang.
Sebelum berdakwah dan baru tinggal di Lombok, Syekh Ali Jaber hobi bermain sepak bola dengan warga setempat.
Bahakan, dia memiliki grup sepak bola bernama Assyabaab Ampenan (Kota Mataram).
Baca juga: Sambil Jongkok lalu Pegang Nisan Syekh Ali Jaber, Ini Kata-kata yang Keluar dari Mulut Irfan Hakim
Kala itu, Syekh Ali Jaber juga sering membagikan kostumnya ke warga.
Bagaimana kisah Syekh Ali Jaber mendapat julukan Ali Zidane? Simak beritanya di bawah ini.
Pertama kali datang dari Madinah, Arab Saudi ke Indonesia, Ali Jaber tinggal bersama keluarga di Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Di sini dia mendapat sambutan hangat warga lokal. Dengan cepat dia berbaur dengan warga setempat.
Karena memang hobi bermain sepakbola, selama tinggal di Lombok, Ali Jaber pun sering bermain sepakbola bersama warga lokal.
Baca juga: AC Milan Bernafsu Ingin Permanenkan Diogo Dalot, Eits, Tak Semudah Itu, Manchester United Ogah Lepas
Bahkan dia pernah dijuluki “Ali Zidane” karena kala itu dianggap mirip dengan bintang sepakbola asal Prancis Zinedine Zidane.
Tidak hanya itu, dia menjadi sosok penyerang tengah yang ditakuti lawan karena tendangan kerasnya.
”Dia bermain sepakbola di grup Assyabaab Ampenan (Kota Mataram), pemainnya orang Arab-arab semua,” tutur Faisal Jaber, salah satu keluarga Syekh Ali Jaber di Kota Mataram, Kamis (14/1/2021).
Ali Jaber benar-benar hobi bermain bola, namun tetap memiliki sifat dermawan.
Karena sangat hobi bermain bola, dia tidak hanya menjadi pemain, tetapi juga mendukung penuh klub sepakbola lokalnya.
”Sampai-sampai kostum dia bagikan ke grup (klub) itu termasuk sepatu-sepatunya dia berikan,” tuturnya.
Kala itu, dia memang dijuluki Ali Zidane karena tampangnya dianggap mirip seperti Zinedine Zidane.
Baca juga: KESAKSIAN Ganjar Pranowo Setelah Tubuhnya Disuntik Vaksin Covid-19 Buatan China
Di samping itu, sebagai penyerang dia juga cukup disegani lawan. ”Tendangannya terkenal cukup keras,” tuturnya.
Tapi seiring waktu, julukan tersebut pun diganti setelah dia menjadi seorang pendakwah.
Kemudian dia hijrah ke Jakarta selama 12 tahun.
”Sekarang sudah berubah soalnya dia sudah menjadi ustad makanya disebut syekh,” tutur Faisal.
Faisal Jaber menuturkan, Ali Jaber menikah dengan istrinya di Lombok bernama Nadia Salim tahun 1997.
Sejak saat itu dia tinggal di Lombok sembari belajar mendalami Alquran.
Baca juga: Gempa Dua Kali Guncang Sulawesi Barat, Warga Berhamburan Keluar Rumah, Getaran Terasa Hingga Bone
Di masa-masa itulah dia bermain sepakbola untuk meluangkan hobi dan mengisi waktu senggangnya.
Tapi cerita Syekh Ali Jaber hobi sepakbola hampir dilupakan keluarga, sebab sudah cukup lama dan Ali Jaber sendiri telah menjadi salah sat ulama besar di Indonesia.
Dimakamkan di Pesantren Daarul Quran, Tangerang
Adik almarhum Syekh Ali Jaber, Muhammad Jabeer memastikan almarhum kakaknya tak pernah berwasiat dan meminta untuk dimakamkan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ia mengatakan, pernyataan Syekh Ali Jaber yang ingin dimakamkan di Lombok diucapkannya saat mengisi ceramah di sana.
Menurut dia, pernyataan tersebut hanya cita-cita saja.
Pernyataan ini disampaikan Muhammad untuk mengklarifikasi isu yang viral di media sosial itu.
"Bukan wasiat. Tak pernah wasiatkan ke kami secara ucapan dan tertulis. Itu cita-cita beliau," kata Muhammad Jabeer di Rumah Sakit Yarsi, Jakarta, Kamis (14/1/2021).
Jabeer mengungkapkan, almarhum Syekh Ali Jaber juga pernah bercita-cita untuk dimakamkan di Madinah.
Namun, kata dia, cita-cita tersebut akan sulit terwujud lantaran jauhnya jarak antara Jakarta dan Madinah.
"Cita cita beliau (juga) di Madinah. Tapi susah, apalagi di masa pandemi," ungkap dia.
Jabeer mengatakan, pihak keluarga akhirnya memilih agar Syekh Ali Jaber dimakamkan di Pesantren Daarul Quran, Tangerang.
Lahan pemakaman sudah disiapkan oleh pemilik pondok pesantren itu, Ustaz Yusuf Mansur.
Syekh Ali Jaber juga memulai dakwahnya melalui pesantren tersebut.
Jenazah akan dimakamkan sore ini.
Namun ia meminta masyarakat tak berbondong-bondong datang ke rumah duka atau pun pemakaman.
"Tak perlu kerumunan ke sana, cukup di rumah masing-masing saja (mendoakannya)," tutur dia.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Sebelum Jadi Syekh, Ali Jaber Dijuluki Ali Zidane, Wajah Suami Umi Nadia Mirip Zinedine Zidane dan tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Pesan Terakhir Syekh Ali Jaber kepada Ridwan Kamil"