Human Interest Story

Mahasiswa yang Jadi Tukang Parkir di Kuningan Ini Diwisuda Jadi Sarjana, Raih IPK 3,41  

Pengalaman selama menjadi tukang parkir, kata dia, itu sering dialami dan menjadi sasaran keegoisan pemilik kendaraan yang parkir sembarangan.

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Machmud Mubarok
ISTIMEWA
Zulfahmi Pratama, tukang parkir yang berhasil meraih gelar sarjana di Universitas Kuningan dengan Motor Tuanya Merek A100 Suzuki. 

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai

TRIBUNCIREBON.COM,KUNINGAN  - Sosok Zulfahmi Pratama yang baru saja menjadi wisudawan dan lulus kuliah di Universitas Kuningan, kontan menjadi obrolan warung kopi di daerah Kuningan.

Hal itu menyusul dengan pribadi Zulfahmi yang dikenal prihatin dan tak malu menjadi petugas juru parkir di sebuah pusat perbelanjaan besar di Kuningan.

Terlepas latar belakang sebagai juru parkir, hasil kerja kerja dalam merapikan kendaraan layak petugas parkir pada umum.

Baca juga: Pemkot Cirebon Tegas Larang Warga Gelar Aktivitas Perayaan Tahun Baru 2021

Baca juga: WOW, Ada 18 Luka Tembak di Tubuh 6 Anggota Laskar FPI, Bareskrim Polri: Tak Ada Tanda Kekerasan

Baca juga: 5 Cara Dapat Uang dari Internet yang Halal, Dompet Anda Tebal Lagi, Istri di Rumah Gak Ngomel Lagi

“Ini menjadi semangat saya untuk melanjutkan hingga kini selesai kuliah.

Ya, alhamdulillah dengan biayai sendiri dari tukang parkir tadi,” kata Zulfahmi, Jumat (18/12/2020).

Pria kelahiran Kabupaten Kuningan 18 April 1998 ini bisa lulus dan menjadi wisudawan dengan predikat memuaskan.

“Alhamdulillah dapat IPK 3,41 kang,” katanya.

Melihat daripada hasil tersebut, kata Zul, muncul harapan dan semangat baru untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih 'layak'.

“Untuk itu saya berencana merantau ke Jakarta.

Sebab cari kerja di Kuningan itu sekarang susah banget sudah coba kemana-mana,” kata Zulfahmi yang baru dapat gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris. 

Sejak Kelas 4 SD

 Zulfahmi memiliki cerita yang cukup menarik dan menjadi perhatian kalang generasi muda.

"Awal jadi tukang parkir itu kelas 4 SD,” ungkap Zulfahmi saat berbincang dengen wartawan tadi, Jum’at (18/12/2020).

Hal itu sebelumnya, kata Zul, mengaku bahwa dirinya dari keluarga yang pas-pasan.

“Dan menjadi tukang parkir itu diajak orang tua untuk membantu kebutuhan keluarga dan biaya untuk sekolah,” katanya.

Pengalaman selama menjadi tukang parkir, kata dia, itu sering dialami dan menjadi sasaran keegoisan pemilik kendaraan yang parkir sembarangan.

"Ya seperti dimarihi pemilik kendaraan, apalagi saat mengingatkan pengendara saat mau, itu ada saja yang marah pada saya,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, kata dia menceritakan bahwa menjadi tukang parkir itu pun pernah mendapat ejekan dari teman-temannya saat masih sekolah dulu.

“Tapi gak saya masukin hati dan patokan saya kerja waktu itu yang penting halal,” ungkapnya.

Dirinya harus mencari uang untuk biaya kuliah selama 4 tahun. “Saya masuk jadi mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Inggris di Uniku tahun 2016 lalu,” katanya.

Biaya pendaftaran mahasiswa baru di Uniku, pada waktu itu uangnya dari hasil  tabungan selama menjadi tukang parkir.

"Waktu itu 2016 bulan puasa saya daftar dan masuk menjadi mahasiswa di sini,” katanya.

Selama aktivitas menjadi tukang parkir, kata dia, mulai dari pukul 14.00 hingga 21.00 malam.

“Nah, waktu pagi hingga siang itu biasa ikut kuliah,” katanya.

Usaha sebaga tukang parkir, kata dia, upah yang biasa peroleh itu sebanyak Rp 50 hingga Rp 100 ribu.

“Uang itu kemudian ditabung sebagian dan sisanya digunakan untuk biaya hidup sehari-hari,” katanya.

Pengalaman lain selama menjadi mahasiswa, dirinya mengkalim aktif di organisasi intra kampus.

“Saya masuk pengurus BEM Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan pernah berprestasi menjadi runner-up Duta GenRe Kuningan 2019 dan Jajaka Wakil 1 Kuningan 2020,” katanya. (*)

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved