Longsor Timbun Akses Desa Padahurip
Sehari Longsor di 2 Titik, Evakuasi Material Longsor Padahurip Dipastikan Besok Pakai Alat Berat
sangat dikhawatirkan itu, di wilayah longsor tersebut. Tanahnya pada hidup alias mengalami pergerakan,
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN – Curah hujan cukup tingggi di Kabupaten Kuningan, ternyata menimbulkan bencana alam di sejumlah daerah.
“Untuk hari kemarin dan sekarang, jumlah longsor terjadi di tiga titik. Yaitu di Desa Cirukem kemarin dan sekarang ada dua, di Desa Cimenga dan Desa Padahurip,” ungkap Kepala Bidang Bina Marga Kuningan, Tedi Sukmajayadi saat dihubungi melalui ponselnya tadi, Selasa (15/12/2020).
Kedua titik terjadi longsor, kata Tedi, ini ditangani dengan peralatan seadanya.
Baca juga: Habib Rizieq Shihab Hanya Seorang Diri di Sel Rutan Narkoba Polda Metro Jaya, Polisi Bilang Begini
Baca juga: KESABARAN Rohimah Istri Pertama Kiwil Sudah Habis, Kini Gencar Deklarasikan Mau Cerai dari Kiwil
Baca juga: Jalani Isolasi Mandiri Selama 15 Hari karena Covid-19, Bupati Cirebon Ingatkan Masyarakat Patuhi 3M
“Iya ini mah mesti menggunakan alat berat atau beko. Dan sangat tidak mungkin malam ini langsung diterjunkan,” kata Tedi.
Alasan itu, kata dia, hingga sekarang hujan terus mengguyur Kabupaten Kuningan.
“Dan sangat dikhawatirkan itu, di wilayah longsor tersebut. Tanahnya pada hidup alias mengalami pergerakan, kemudian sekarang sudah malam dan jalur disana gelap,” kata Tedi lagi.
Diberitakan sebelumnya, longsor kembali terjadi di wilayah Kuningan selatan, persis di Blok Jahura, Desa Padahurip, Kecamatan Selajambe, Selasa (15/12/2020).
Kepala Desa Padahurip, yakni Karyono saat dihubungi mengatakan, bencana alam longsor itu terjadi sekitar pukul 16:30 Wib.
“Iya barusan terjadi pas hujan gede saja,” ungkap Karyono saat dihubungi tadi.
Matrial tanah longsor, kata dia, otomatis menutup akses atau jalan menuju desa setempat.
“Tebalan tanah berada di bahu jalan ada sekitar 1.5 meter,” katanya.
Tumpahan tanah itu, kata dia, menyusul akibat gerakan tanah yang berada di atas daerah tersebut.
“Betul, diatas itu ada kebun kopi dan tumbuhan lain, milik Pak Dani warga kami,” katanya.
Tidak ada korban dalam bencana alam tersebut. “Namun dari waktu kejadian, warga kami sebanyak 500 an kepala keluarga terpaksa berdiam dirumah dan tidak bisa aktivitas,” katanya.
