Prabowo Marah Besar Sebut Edhy Prabowo Anak yang Dipungut dari Selokan, 'Saya Sudah Mewanti-wanti'

Prabowo bahkan menyekolahkan Edhy dan turut mengajak Edhy saat mengasingkan diri ke Yordania, tak lama setelah Presiden Suharto lengser akibat reforma

Editor: Machmud Mubarok
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Partai Gerindra Prabowo Subianto sampai menyebut Edhy Prabowo anak yang dipungut dari selokan saking marahnya kepada Menteri Kelautan dan Perikanan itu.. Foto diambil saat Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (kiri) didampingi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Edhy Prabowo keluar dari dalam kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2019) sore. 

Warganet juga menyertakan berita soal penengkapan Menteri Edhy oleh KPK.
Netizen seakan tak sabar ingin mendengar penjelasan dari Susi soal penangkapan Menteri KKP Edhy Prabowo.

"Bu susi @susipudjiastuti kami padamu selalu, ngopi dulu buk sambil lihatin berita pagi ini kita," ujar akun @fanmuh_.

"Hahah penerus bu susi , yg kemaren viral gegara benih lobster," cuit akun @_d_essert.

"Ngopi dulu ya bu Susi @susipudjiastuti, sambil nungguin konpers KPK," kata akun @Serena49458181.

"Bagaimana ini, pengganti bu Susi terbongkar sudah," kata akun @Nani09444339.

Penangkapan tersebut telah dikonfirmasi oleh Wakil Ketua KPK Nawai Pomolango.

Berdasarkan informasi dari KPK, Edhy tidak ditangkap sendirian, ada beberapa orang lain yang ikut diamankan oleh KPK.

Namun belum diketahui siapa saja selain Edhy yang telah ditangkap oleh KPK.

"Benar kita telah mangamankan sejumlah orang pada malam dan dini hari tadi," kata Nawawi saat dikonfirmasi, Rabu (25/11/2020) pagi.

Nawawi juga belum mengungkapkan secara detail apa kasus yang menjerat Edhy dan orang-orang lain yang diamankan oleh KPK.

"Maaf selebihnya nanti aja, saya masih dalam perjalanan ke kantor," kata Nawawi.

Sebagaimana diketahui, Menteri KKP Edhy Prabowo dikabarkan ditangkap KPK pada Rabu (25/11/2020) dini hari di Bandara Soekarno-Hatta usai pulang dari Amerika Serikat.

Susi Pudjiastuti tolak ekspor benur

Isu soal larangan ekspor benih lobster kembali mencuat setelah Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo berencana membuka merevisi aturan yang melarang ekspor benur.

Pendahulu Edhy, Susi Pudjiastuti terang-terangan menolak ekspor benur kembali dibuka.

Dia khawatir kebijakan itu mendorong eksploitasi besar-besaran benih lobster, yang di sisi lain nilai tambahnya sedikit bagi nelayan.

Pedagang di Pasar Baru Indramayu Arak Keranda Jenazah, Sebut Keadilan Sudah Mati

Di era Susi, terbit Peraturan Menteri (Permen) Nomor 56 Tahun 2016, tentang Larangan Penangkapan dan atau Pengeluaran Lobster, Kepiting, dan Rajungan dari Indonesia.

Meski negara tujuan benih lobster selundupan dari Indonesia adalah Vietnam, nyatanya hampir sebagian besar benur mampir di Singapura.

Seperti diberitakan Harian Kompas 16 Juli 2019, Susi meminta Pemerintah Singapura tidak lagi mengizinkan benur atau benih lobster dari Indonesia masuk ke wilayahnya.

Pihak Rumah Singgah Satwa Ungkap Penyebab Banyak Ular Muncul di Musim Hujan & Masuk Ke Pemukiman

 ”Pemerintah Singapura seharusnya tidak mengizinkan barang hidup masuk. Bagaimana balai karantina Singapura bisa mengizinkan bibit (lobster) masuk tanpa ada surat keterangan kesehatan? Saya tidak habis mengerti,” kata Susi dikutp dari Kompas.com

Produksi lobster budidaya di Vietnam selama ini bergantung pada benur dari Indonesia yang diselundupkan lewat Singapura.

Benur itu dibesarkan dan dijual kembali dengan harga jauh lebih tinggi. Hal ini sangat merugikan Indonesia. Susi menyatakan, jika benur terus diselundupkan ke luar negeri, lobster di Indonesia akan punah.

Tubuh Bagian Belakang Vanessa Angel Disundul Lucinta Luna, Warganet Malah Peringatkan Hal Ini

”Dulu kita punya banyak lobster di laut, sekarang yang besar sudah tidak ada karena yang kecil-kecil diambil untuk dijual ke luar negeri,” ujarnya.

Kebijakan pemerintah untuk produksi lobster dalam negeri bertumpu pada tangkapan langsung di laut. Budidaya lobster sebatas pembesaran benur.

Pemijahan lobster masih sulit untuk dilakukan. Hanya Indonesia Negara penghasil lobster lain, misalnya India dan Australia, sudah lama berhenti menjual benih lobster.

”Cuma Indonesia yang masih jual (benur). Padahal, sayang sekali kalau dijual kecil-kecil karena kalau besar laku sampai jutaan rupiah,” kata Susi.

VIDEO - Bayi Kukang Ditemukan Warga dalam Kondisi Lemah, Akhirnya Dievakuasi BKSDA Wilayah Cirebon

Sepanjang tahun 2019, tercatat ada 39 upaya penyelundupan benur yang digagalkan. Jumlah benur yang diselamatkan 3,1 juta ekor. Nilainya ditaksir sekitar Rp 474,6 miliar.

Dua kasus terakhir di Lampung dan Jambi digagalkan pada waktu yang bersamaan.

Para penyelundup membeli benur Rp 15.000-Rp 20.000 per ekor dari pengepul. Mereka lalu menjual kembali seharga Rp 150.000 per ekor untuk jenis lobster pasir dan Rp 200.000 jenis lobster mutiara.

Sementara itu dari catatan Kompas, selama Januari-Oktober 2016, Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan atau BKIPM, Kementerian Kelautan dan Perikanan bekerja sama dengan aparat bea cukai dan kepolisian sudah menggagalkan penyelundupan benih lobster sebanyak 800.000 ekor senilai Rp 124,8 miliar.

Harga benih yang diselundupkan sekitar 12 dollar AS (Rp 156.000) per ekor.

VIDEO - Bayi Kukang Ditemukan Warga dalam Kondisi Lemah, Akhirnya Dievakuasi BKSDA Wilayah Cirebon

Tak Terima Lobster disamakan dengan Nikel

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kembali merespons soal ekspor benih lobster.

Kali ini, soal pernyataan Menteri KP Edhy Prabowo yang menyamakan ekspor benih lobster dengan ekspor nikel.

Susi menyebut dirinya tidak sependapat dengan Edhy. Pasalnya menurut Susi, nikel adalah benda mati yang sewaktu-waktu memang bisa habis. Sedangkan lobster adalah benda hidup yang bisa terus ada jika dijaga.

"Nikel adalah SDA yg tidak renewable/ yg bisa habis. Lobster adalah SDA yg renewable, yg bisa terus ada & banyak kalau kita jaga!!!!!," kicau Susi Pudjiastuti dalam akun twitternya @susipudjiastuti, Selasa (17/12/2019).

Lebih lanjut Susi menyebut, lobster sebagai SDA yang renewable, cara penangkapannya maupun pemeliharaannya pun harus diperhatikan.

Menurut dia, pengambilan tidak perlu menggunakan kapal besar atau alat modern lainnya. Negara pun wajib menjaga sumber daya ini dengan baik dan benar.

Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya alam renewable yang ekstraktif dan masif harus dilarang.

"Pengelolaan SDA yg renewable secara instant extractive & massiv harus dilarang. Apalagi pengambilan plasmanutfahnya. Its A NO NO !! Sblm thn 2000 an Lobster ukuran >100 gram di Pangandaran & sekitarnya pd saat musim bisa 3 sd 5 Ton per hari. Sekarang 100 kg/ hari saja tdk ada," ucap Susi.

 Dua Polisi Ganteng & Tajir Tewas Secara Tragis, Tabrak Pohon Hingga Tersambar Kereta Api di Jombang

 HASIL Indonesian Idol Top 11, Reaksi Juri Buat Tiara Menangis, Kontestan Pria Ini Tersingkir

Sebetulnya kata Susi, tak hanya di Indonesia saja ekspor benur dilarang. Di negara-negara lain seperti Australia, India, dan Cuba, lobster tidak diambil bibitnya.

Di Australia misalnya, pengambilan lobster minimal berukuran 1 pound dan ukurannya pun turut diatur.

"Australia, India, Cuba dll yg ada Panulirus Hommarus mrk tidak ambil bibitnya, mrk ambil size tertentu saja. Australia min 1 pound &max size jg diatur. Yg besar bisa jadi indukan yg produktif. Mrk tidak budidayakan bibit, tidak ekspor bibit. Apakah krn mrk lebih bodoh dr kita????," sebut Susi.

Lobster.
Lobster. (SHUTTERSTOCKS)

Seperti diberitakan, sebelumnya Menteri KP Edhy Prabowo menyamakan ekspor benih lobster yang masih dalam kajian dengan ekspor nikel.

Dia bilang, nikel dieskpor sejak tahun 2016 hingga 2019 untuk menunggu perusahaan siap membuka pengolahannya. Begitu pun nantinya lobster yang diekspor guna menunggu industri pengolahannya siap.

Kemudian ekspor akan diberhentikan seperti bijih nikel yang akan berhenti diekspor mulai Januari 2020.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Soal Edhy Prabowo, Hashim: Prabowo Bilang, Dia Kecewa dengan Anak yang Diangkat dari Selokan", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2020/12/04/18500551/soal-edhy-prabowo-hashim-prabowo-bilang-dia-kecewa-dengan-anak-yang-diangkat.
Penulis : Rakhmat Nur Hakim
Editor : Icha Rastika

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved