Ini Kehebatan 3 Pasukan TNI yang Diterjunkan Buru Kelompok MIT Ali Kalora di Sigi Sulawesi Tengah
pasukan khusus yang diturunkan ini akan membantu memperkuat pasukan Satuan Tugas Tinombala yang ada selama ini.
TRIBUNCIREBON.COM - Tiga pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) diterjunkan untuk memburu kelompok Mujahidin Indonesia Timur ( MIT) yang dipimpin Ali Kalora di Sigi Sulawesi Tengah.
Ketiga pasukan itu terdiri dari Komando Strategi Angkatan Darat ( Kostrad), Marinir dan Peleton Pengintai Keamanan (Tontaikam).
Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf mengatakan, pasukan khusus yang diturunkan ini akan membantu memperkuat pasukan Satuan Tugas Tinombala yang ada selama ini.
Baca juga: Sebelum Meninggal Dunia, Soeharto Sempat Shalat Tahajud Dulu, Setelahnya Bilang Mau Menyusul Tien
Baca juga: Kabar Habib Rizieq Masuk Daftar Deportasi Dibantah Dubes Arab Saudi: Tak Ada Pelanggaran Apapun kok
Baca juga: Gadis Usia 14 Tahun di Tasikmalaya Dirudapaksa 10 Pria, Semua Pelaku Pakai Modus Sama Selama Setahun
Baca juga: Ayah Lesti Kejora Beri Kode Setuju Lesti Dinikahi Rizky Billar, Tulis Kalimat Seperti Ini di IG
"Dengan penambahan pasukan ini kita berharap pengejaran kelompok Ali Kalora semakin efektif," kata Danrem Farid, Selasa (1/12/2020).
Menurutnya, selama ini sinergitas TNI dan Polri dalam memburu kelompok teroris cukup efektif mendesak pergerakan Kelompok Ali Kalora.
Hal ini terlihat dari pergerakan kelompok ini yang terus berpindah, dari Kabupaten Parigi Moutong hingga ke Kabupaten Sigi.
"Selama ini kan dia seolah-olah menguasai Poso. Sebenarnya tidak ada kehebatan mereka kecuali mereka sangat menguasai medan. Karena Ali Kalora itu dulunya bekas penebang kayu, sehingga dia menguasai jalur-jalur di dalam hutan," jelas Farid.
Sebagai informasi, setelah pembunuhan satu keluarga di Desa Lembantongoa, Satuan Tugas Tinombala dikerahkan untuk memburu pelaku.
Menurut Kapolres Sigi AKBP Yoga Priyahutama, pelaku pembunuhan berjumlah enam orang dan diduga dari kelompok MIT.
"Terindikasi seperti itu ada kemiripan dari saksi-saksi yang melihat langsung saat kejadian yang kami konfirmasi dengan foto-foto (DPO MIT Poso) ada kemiripan. Terindikasi," terangnya, Sabtu (28/11/2020).
KOSTRAD
1. Skill Tempur Khusus
Pasukan khusus RKostrad yang diturunkan, memiliki skill khusus untuk memburu pasukan separatis.
Dikutip Grid.ID dari Intisari, sesuai dengan arti kata 'raid' di namanya, pasukan Raider Kostrad memiliki kemampuan untuk memburu pasukan gerilya lawan sampai tuntas.
Untuk melawan musuh yang bergerilya, pasukan khusus Raider Kostrad juga menggunakan taktik yang sama, yakni bergerilya (counter guerilla warfare).
Bedanya, pasukan khusus Raider Kostrad memiliki status sebagai 'pemburu'.
Baca juga: Patroli TNI Diserang KKB Papua Diduga Pimpinan Egianus Kogoya, Prada Fajar Tertembak di Leher
2. Senjata Pasukan Raider
Senapan serbu yang pendek nan ringan, SS-1 R5, menjadi andalan pasukan khusus Raider Kostrad.
Senjata ini menjadi andalan ketika pasukan Raider Kostrad hendak menghadapi pertempuran di hutan secara senyap.
Selain ringan, senapan SS-1 R5 ini juga dilengkapi dengan teleskop bidik, yang dapat meningkatkan akurasi tembakan yang dilepaskan pasukan Raider Kostrad.
Baca juga: Polri Kehilangan Pejabat Utama Jenderal Bintang Dua, Ignatius Sigit Widiatmono Meninggal Dunia
3. Ahli dalam Berbagai Operasi Khusus
Mengutip Intisari, pasukan Raider Kostrad sudah terlatih untuk melakukan berbagai operasi khusus.
Contoh operasi khusus yang dapat dilakukan seperti teknik dril kontak, infiltrasi atau penyusupan, eksfiltrasi, Mobud (mobil udara), Ralasuntai (Operasi di Rawa, Laut, Sungai dan Pantai), raid Baswan (operasi pembebasan tawanan), dan raid penghancuran.
Baca juga: SOSOK Mayjen TNI Herman Asaribab Dimutasi Jadi Wakil Jenderal Andika Perkasa, Kelahiran Papua
4. Dapat Tidur di Bawah Guyuran Hujan
Sebagai pasukan antigerilya, pasukan khusus Raider Kostrad harus selalu siap untuk hidup berhari-hari di hutan belantara demi lancarnya operasi militer yang dilakukan.
Mengutip dari Intisari, pasukan khusus Raider Kostrad ini dikenal bisa tidur nyenyak walau diguyur hujan lebat.
Walau hanya berlindung di bawah selembar matras tipis, pasukan khusus Raider Kostrad harus bisa tidur demi menjaga kelancaran operasi militer yang tengah dijalankan.
Baca juga: KKB Papua Mengamuk Lagi, Tembaki Rombongan TNI di Pegunungan Bintang, 3 Prajurit Terluka
5. Pejalan Kaki yang Tangguh, Mampu Berjalan hingga Ratusan Kilometer
Pasukan Raider Kostrad dikenal memiliki endurance serta tenaga yang kuat, yang membuat mereka mampu berjalan jauh.
Bertugas memburu gerilyawan sampai tuntas, pasukan khusus Raider Kostrad harus mampu berjalan kaki hingga ratusan kilometer.
Oleh sebab itu, latihan lari setiap hari menjadi makanan wajib pasukan Raider Kostrad di setiap markas Batalyon Raider.
Demi membina kemampuan setiap personel agar tetap prima, latihan lari ini tetap dilakukan setiap hari, walaupun prajurit Raider sedang menjalankan ibadah puasa.
MARINIR
Sejatinya perjalanan Korps Marinir di Indonesia sudah ada sejak penjajahan yang tergabung dalam Marinir Belanda. Namun, ketika Belanda pergi meninggalkan Indonesia, ada sebagian yang menjadi pelatih Marinir Indonesia.
Keberadaan Marinir Indonesia secara khusus terbentuk pada 15 November 1945 di Pangkalan IV ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia) Tegal.
Di sinilah dilatih para pelaut Indonesia yang masuk dalam ALRI agar bisa bertempur di darat dalam keadaan darurat.
Tugas utama Korps Marinir yakni sebagai pasukan pendarat, pasukan yang menyerang dari laut ke darat.
Mereka dibekali beberapa pelatihan militer lintas matra untuk menunjang penugaan khusus. Pada 9 Oktober 1948, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan Nomor: A/565/1948 ditetapkan adanya Korps Komando di dalam Angkatan Laut sehingga seluruh satuan kelautan tersebut dilebur menjadi Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL).
KKO AL aktif dalam beberapa penumpasan yang dilakukan oleh militer Indonesia. Karena mempunyai kekuatan dalam matra darat, pernah sekali KKO masuk dalam jajaran Angkatan Darat.
Melansir Harian Kompas, 31 Oktober 1975, KKO AL pernah masuk dalam kesatuan di dalam TNI-AD. Namun, identitasnya masih dipertahankan dengan menjadi resimen tersendiri.
Masuknya KKO AL dalam AD untuk reorganisasi Angkatan Bersenjata pada 1948. Resimen ini yang ikut dalam beberapa penumpasan pemberontakan.
Beberapa tahun kemudian akhirnya dikembalikan ke dalam jajaran Angkatan Laut. Pada 15 November 1975, KKO AL berubah kembali namanya menjadi Korps Marinir Angkatan Laut.
Mendapatkan panji khusus
Pada15 November 1959, saat menyerahkan Panji Unggul Jaya kepada KKO ALRI, Presiden Soekarno pernah berpidato, "... Dan kamu daripada Korps Komando Angkatan Laut, telah menyabungkan jiwa ragamu dan beberapa kawan daripadamu, telah gugur di medan pertempuran, tak lain tak bukan, pada hakikatnya ialah untuk membela dan menegakkan sesuatu ide."
Dilansir dari Harian Kompas, 15 November 2017, hanya satuan Korps Marinir yang istimewa memiliki panji (bendera, terutama berbentuk segitiga memanjang) tersendiri.
Selain itu, panji hanya dimiliki matra TNI, yakni Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
Korps Marinir pada zaman Orde Lama dan Orde Baru adalah mempunyai citra positif di masyarakat. Semasa perjuangan membebaskan Irian Barat, KKO AL membentuk Pasukan Pendarat 45 (Pasrat-45) dengan 8.100 prajurit.
Selanjutnya terjadi konfrontasi Ganyang Malaysia dengan Dwi Komando Rakyat (Dwikora), yang menentang pembentukan Malaysia yang disebut Presiden Soekarno sebagai boneka imperialisme Inggris.
KKO AL berulang kali menyusup dan menyerang di pedalaman Kalimantan Utara hingga Semenanjung Malaysia.
Bahkan, dua prajurit KKO, yakni Usman dan Harun, berhasil melancarkan serangan komando dan meledakkan Gedung Bank MacDonald House di Orchard Road, Singapura, pada 1965.
Saat ini, Indonesia memiliki tiga Pasukan Marinir (Pasmar), yaitu Pasmar 1 di Jakarta, Pasmar 2 di Surabaya, dan Pasmar 3 di Sorong. Ini sesuai dengan restrukturisasi organisasi Korps Marinir dalam rencana strategis 2015-2019.
Tujuannya agar gelar pasukan lebih bisa menanggulangi masalah-masalah di berbagai wilayah Indonesia.
Seiring dengan berkembangnya zaman, terutama untuk menuju terbentuknya organisasi militer yang modern dan profesional, Korps Marinir baik secara organisatoris maupun pembinaan kekuatannya mengalami beberapa perubahan.
Perubahan yang dimaksud antara lain mulai dari penyebutan unsur kekuatan, likuidasi beberapa satuan, dan penambahan kekuatan.
Penambahan kekuatan tersebut baik di lingkup Komando Pelaksana (Kolak) maupun Satuan Pelaksana (Satlak) hingga ke tingkat pola pembinaan personel atau pengawak organisasi. Di bidang organisasi, perubahan terakhir terjadi pada 2004, di mana terbentuk kekuatan baru di jajaran Kolak Korps Marinir, yakni terbentuknya Pasmar-II dan Brigif-3 Marinir.
Di masa mendatang, kekuatan Korps Marinir akan terus dikembangkan hingga mencapai bentuk ideal, baik dari segi kualitas maupn kuantitas personel termasuk peralatan tempurnya.
TONTAIKAM
Dilansir dari Wikiwand, Peleton Pengintai Keamanan atau biasa disingkat (Tontaikam) merupakan satuan setingkat peleton di bawah Detasemen Markas Brigif Mekanis 1 PIK/Jaya Sakti, Kodam Jaya dan Dapat sangat membantu tugas Brigif khususnya menangani masalah keamanan di daerah – daerah tertentu yang sangat sulit dijangkau kendaraan besar dan harus dijangkau dengan motor serta perlu segera penanganan secara cepat dan tepat. Sama seperti Yonkav, tontaikam ini diharapkan juga mampu memberikan efek tekanan psikologis kepada para pengacau keamanan. Tontaikam baru dibentuk pada 1992, dengan nama SS 44 A/T (Satuan Khusus Anti Terror), personel berjumlah 44 orang dengan 25 unit sepeda motor (jenis Trail) special engine 125cc. para personelnya menggunakan senjata organik satuan, berupa FNC Carbine 5,56 mm, Sub Machine Gun Scorpion 3,62 mm, P1 9 mm pistol, p2 9 mm pistol, CZ 83 9 mm pistol
Dengan demikian Peleton Pengintai Keamanan merupakan satuan setingkat peleton di bawah Detasemen Markas Brigade Infanteri (Denma Brigif) yang diharapkan memiliki kemampuan untuk menyajikan Intelijen dalam rangka mendukung tugas Brigif, baik dalam operasi intelijen, operasi tempur, baik dalam pembinaan teritorial maupun operasi bantuan.
Pada awalnya, penugasan tontaikam ini lebih dominan untuk menjaga kegiatan-kegiatan resmi kenegaraan. Peleton ini sudah memiliki pengalaman dalam pengamanan, seperti KTT Non Blok 1992, APEC 1994, KTT OKI 1997, termasuk menjaga Ibu kota pada saat-saat kritis keamanan ketika berlangsung Pemilu dan Sidang Umum MPR 1998 serta Sidang Istemewa 1999.
Selain itu terdapat satu tugas yang cukup memberikan pengalaman tersendiri bagi para personel Tontikam adalah pengamanan kedatangan Presiden AS George W. Bush ke Bogor tahun lalu. Pengamanan orang nomor satu AS ini memang cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia pada saat itu.
Dalam tugas pengamanan VVIP/VIP, Tontaikam di BP kan ke Paspampres (Pasukan Pengaman Presiden) dan biasanya setelah melakukan koordinasi, lalu mereka dimasukkan ke check-point yang telah ditentukan. Konsekuensi lingkup tugas peleton ini sudah pasti masuk dalam katagori “Ring satu”.
Tugas pengaman VVIP/VIP tidak terbatas pada wilayah ibu kota Jakarta. Tontaikam belum lama ini ikut mengamankan kunjungan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan rombongan ketika melakukan kunjungan kerja ke Aceh, pasca tsunami. Kebutuhan ini diperlukan karena di wilayah tersebut memang tidak memiliki satuan pengamanan yang spesifik seperti yang dimiliki Tontaikam.
Personel peleton ini disaring dari para prajurit tiga Batalyon Infanteri yang berada dibawah Brigif 1 Pam Ibu kota, melalui ujian yang sangat ketat. Para personel harus mengikuti test psikologi, kesehatan, kesamaptaan dan harus memiliki kemampuan bela diri (minimal sabuk biru). Bagi yang lulus seleksi, kemudian di didik selama dua bulan hingga memiliki kemampuan perorangan, seperti mahir menembak, sniper, bela diri dan menjinakkan bahan peledak (Jihandak).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pasukan Kostrad, Marinir, dan Tontaikam Ikut Buru Kelompok Ali Kalora", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2020/12/01/12180601/pasukan-kostrad-marinir-dan-tontaikam-ikut-buru-kelompok-ali-kalora.
Penulis : Kontributor Palu, Erna Dwi Lidiawati
Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
