Bupati Kuningan Heran Musik Korea Lebih Terkenal di Kalangan Anak–anak Daripada Kearifan Lokal
Mengenai generasi muda dan pelajar yang tidak mengenal budaya sendiri, ini sangat heran dan prihatin.
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Kondisi generasi muda termasuk pelajar di Kabupaten Kuningan yang tidak mengetahui budaya daerahnya sendiri menjadi keprihatinan dan menjadikan pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah setempat.
Demikian hal itu dikatakan Bupati Kuningan Acep Purnama di sela Kegiatan Rapat Kerja Dewan Kebudayaan, di Wisma Permata Kuningan, Selasa (24/11/2020).
Menurut Acep, Dewan Kebudayaan maupun Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), idealnya mengenalkan sejumlah budaya dan kearifan lokal daerah terhadap generasi.
Baca juga: Dua Pasien Covid-19 di Majalengka Meninggal Dunia, Dimakamkan Pakai Protokol Kesehatan Secara Ketat
Baca juga: HASIL Survei Parameter, Setelah Debat Publik, Nina-Lucky Unggul dalam Polling untuk Pimpin Indramayu
Baca juga: 13 Tanda-tanda Penyakit Ginjal Kronis, Jika Tak Segera Ditangani Nyawa di Ujung Tanduk
Baca juga: Tiba-tiba Gedung DPRD Didatangi Sejumlah Warga di Indramayu, Tolak Imam Besar FPI Habib Rizieq
“Pemerintah tentunya menguasakan terhadap dua lembaga untuk menyosialisasikan budaya daerah secara dini melalui metode pembelajaran,” kata Acep.
Pasalnya, tugas dari Dewan Kebudayaan dan Disdikbud secara formal ini jangan menghilangkan kearifan lokal. “Setidaknya generasi dapat mengetahui dan melestarikan budaya-budaya di Kuningan,” kata Acep Purnama lagi.
Dewan Kebudayaan, kata Acep, akan lebih menggali potensi budaya dari bahasa, sastra, adat istiadat, kebiasaaan dan lain sebagainya.
“Hal ini perlu ditekankan untuk bisa dilestarikan. Ini tugas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kepada para pelajar karena ada pepatah tidak mungkin ada sekarang kalau tidak ada kemarin dulu sebab yang namanya warisan harus betul-betul kita jaga, dan dilestarikan,” ujarnya.
Budaya warisan leluhur secara turun temurun harus dilestarikan jangan sampai terkikis oleh kemajuan jaman dan budaya dari luar. “Apalagi dengan pesatnya kemajuan teknologi saat ini,” katanya.
Mengenai generasi muda dan pelajar yang tidak mengenal budaya sendiri, ini sangat heran dan prihatin.
“Apalagi kalangan generasi muda sekarang itu menyukai seni musik dari Korea dibandingkan seni di Indonesia atau Kuningan khususnya,” katanya.
“Saya juga heran, anak-anak di rumah lebih akrab dengan seni musik dari Korea dibandingkan seni musik Indonesia," ungkap Acep didampingi Kadisdikbud Uca Somantri.
Di tempat sama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kuningan, Uca Somantri berharap budaya dan pendidikan bisa bersatu dalam Sistem Pendidikan Nasional.
“Nilai budaya ini bagaimana caranya bisa dikolaborasikan dalam sistem pendidikan. Saya berharap ke depan nilai-nilai budaya disentuhkan ke satuan-satuan pendidikan jadi materi muatan lokal (mulok),” kata Uca.
Uca mengatakan bahwa pendidikan kebudayaan sangat penting, termasuk budaya lokal yang ada di sekitar anak didik.
“Seperti halnya mengenai Linggarjati, kenapa pemenang lomba tentang Sejarah Linggarjati justru bukan berasal dari Kuningan,” katanya. (*)