Polisi Cari Siapa Orang Tua yang Tega Buang Bayi Perempuan dan Dimakan Biawak di Kuningan
Unit Reserse Kriminal Polres Kuningan mencari siapa orang tua yang tega membuang bayi perempuan yang baru dilahirkannya ke sungai.
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Mumu Mujahidin
Laporan Kontibutor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Kasus pembuangan mayat bayi perempuan yang kaki kirinya dimakan biawak didalami polisi.
Unit Reserse Kriminal Polres Kuningan mencari siapa orang tua yang tega membuang bayi perempuan yang baru dilahirkannya ke sungai di Kabupaten Kuningan.
"Kami hingga saat ini masih mencari siapa orang tua dari mayat bayi yang ditemukan di Sungai Ciporang, Desa Pajawanlor Kecamatan Ciawigebang," kata Kasat Reskrim Polres Kuningan AKP Danu Raditya Atmaja saat dihubungi wartawan, Selasa (27/10/2020).
Danu mengungkapkan bayi yang dibuang tersebut diperkirakan baru dilahirkan karena masih terdapat tali pusar yang menempel.
"Terlepas kejadian kemarin, kasus pembuangan bayi sudah terjadi sebanyak dua kali. Dulu pada 21 Agustus 2020 di Desa Cantilan, Kecamatan Salajambe, menemukan sesosok mayat bayi yang sudah membusuk," katanya.
Sampai sekarang orang tuanya belum ditemukan juga.
"Kalau sudah pasti langsung diekspos," katanya.
Biawak Belum Berhasil Ditangkap
Biawak yang memakan habis kaki kiri mayat bayi perempuan di Sungai Ciporang, Desa Pajawan Lor, Kecamatan Ciawigebang, hingga kini belum berhasil ditangkap petugas Damkar Kuningan.
“Meskipun demikian, petugas kami sudah berhasil menangkap dan mengamankan sebanyak 34 ekor biawak,” kata Kepala UPTD Damkar Kuningan, Khadafi saat dikonfirmasi Tribuncirebon.com, Senin (26/10/2020).
Puluhan biawak, kata dia, merupakan hasil tangkapan dari awal tahun 2020, kini ditempatkan di lingkungan Markas Pemadam kebakaran Kuningan.
Sebanyak 34 biawak tersebut tersebar di sejumlah daerah di Kuningan.
Sementara 3 ekor biawak yang diduga memangsa mayat bayi perempuan di sungai belum tertangkap.
Baca juga: Kasus Buang Mayat Bayi Malah Makin Banyak di Kuningan, Warga Minta Pemerintah Turun Tangan
Baca juga: Mayat Bayi yang Dibuang dalam Karung Diduga Berusia Tiga Hari, Membusuk hingga Dimakan Biawak
“Iya masih kita amankan disini dan beban biaya perawatan cukup besar juga. Kemudian, pakan yang diberikan itu seperti ikan dan sewaktu-waktu di kasih ayam goreng kaya gitu,” ujarnya.
Terlepas biawak yang kini diamankan, Khadafi mengatakan, petugas damkar juga berhasil menangkap beragam jenis ular.
“Iya, terhitung sejak awal tahun sekarang, ada sekitar tujuh ekor ular jenis piton dan lainnya sudah dipindah tangankan perawatannya ke komunitas reptil Kuningan,” katanya.
Proses itu, kata dia, tentu melalui tertib administrasi yakni surat berita acara.
“Berita acara itu lengkap dengan identitas calon perawat hewan reptil yang kini kasih. mulai dari foto copy KTP dan sebagainya,” katanya.
Menyinggung cara penangkapan baik itu biwak maupun ular, Khadafi menceritakan bahwa penangkapan itu dilakukan oleh petugas ahli.
“Namun kelengkpan dan alat septi tetap di gunakan saat menangkap. Seperti jeratan yang sudah di buatkan dan menggunakan seragam pelindung dari serangan hewan buas saat ditangkap, serta tidak lupa menggunakan media atau alat tertentu saat menangkapnya,” katanya.
Pemerintah Harus Turun Tangan
Kasus pembuangan mayat bayi perempuan yang menghebohkan terjadi di Desa Pajawan Lor, Kecamatan Ciawigebang mendapat tanggapan dari warga sekaligus tenaga Pendidikan Non Formal Kuningan.
"Pertama kami tentu sangat prihatin dengan kejadian mayat bayi dibuang di aliran sungai," ungkap Ulfa Fajriyah tutor PAUD di Kecamatan Kuningan, Senin (26/10/2020).
Menurutnya, kasus buang mayat bayi di Kuningan ini bukan kali pertama.
"Belum lama kasus buang mayat bayi di Kecamatan Selajambe, kini muncul ulang di Kecamatam Ciawigebang. Hal ini jelas mengerikan mendengarnya saja," katanya.
Baca juga: Mayat Bayi yang Dibuang dalam Karung Diduga Berusia Tiga Hari, Membusuk hingga Dimakan Biawak
Baca juga: Kaki Kiri Mayat Bayi Perempuan di Kuningan Hilang Diduga Dimakan Biawak Saat Dibuang ke Sungai
Melihat jumlah kasus makin banyak, kata dia, idealnya menjadi perhatian pemerintah dalam melakukan pembinaan keagamaan terhadap lapisan masyarakat.
"Ya kami malu ketika Kuningan memiliki visi misi sebagai daerah berbasis agamis, namun kenyataannya tidak selaras dalam lingkungan kehidupan warga," ujarnya.
Ini, kata dia, tentu ada yang salah dalam manajerial pemerintah dalam melakukan pembinaan ahlak dan mental.
"Kan sangat gak mungkin, ketika orang tua melakukan perbuatan keji terhadap anak dan keturunannya tanpa sebab musabab sebelumnya," katanya.
Menurutnya jika memang buah hati yang dihasilkan melalui proses kurang baik atau di duga melakukan intim pra nikah.
"Menurut syariat agama dan pemerintah, kenapa tidak mereka (orang tua,red) yang melahirkan itu mengaku kepada orang dekat atau orang tua kedua belah pihak," katanya.
Apapun itu, kata dia, kasus ini sangat salah besar dan patut mendapat imbalan seberatnya.
"Karena menghilangkan nyawa manusia. Bicara hukum bahwa menghilangkan nyawa seseorang itu perbuatan kriminal," katanya.
Kongkritnya, kata dia, pemerintah melalui lembaga terkait, baik bagian kesra atau Dinas Sosial ini bisa melakukan evaluasi dan gencar melakukan sosialisasi tentang ahlak atau moral generasi muda.
"Ya kami berharap mereka yang menggunakan anggaran pemerintah bisa tepat sasaran dalam melakukan pembinaan dilingkungan masyarakat. Baik sektor moral, kesehatan, ekonomi dan pendidikan,"ujarnya.
Berusia Tiga Hari
Mayat bayi perempuan yang dibuang ke sungai di Kuningan diduga berusia tiga hari dari waktu kelahiran.
Demikian hal itu dikatakan Wawan sekaligus pemulasara kamar jenazah di RSUD 45 Kuningan, Senin (26/10/2020).
"Iya kondisi mayat bayi sangat memprihatinkan, selain hilang kaki kiri juga telah mengeluarkan binatang kecil semacam belatung begitu," katanya.
Belatung keluar, kata dia, ini banyak ditemukan di dalam perut yang telah robek.
Baca juga: Kaki Kiri Mayat Bayi Perempuan di Kuningan Hilang Diduga Dimakan Biawak Saat Dibuang ke Sungai
Baca juga: BREAKING NEWS: Mayat Bayi dalam Karung Ditemukan di Sungai Ciporang Kuningan, Dikerubuti Biawak
"Uraian usus sudah keluar dan terlihat warna sudah banyak membiru," ujarnya.
Mengenai keanehan lain, kata Wawan, jasad mayat berjenis kelamin perempuan ini mengalami kerusakan di bagian organ lain.
"Iya, kami terima kaki kiri sudah tidak ada dan jumlah brenga muncul dalam perut korban itu juga sangat banyak," ujarnya.
Mengenai dimangsa hewan biawak, kata dia, ini akibat telah mengeluarkan bau tak sedap di aliran sungai.
"Sehingga didianggap jadi pakan hewan di peraiaran sungai tersebut," katanya.
Kaki Kiri Hilang dan Perut Robek
Kaki kiri bayi perempuan di dalam karung hilang diduga dimakan biawak.
Hal tersebut diungkap Kepala Desa Pajawan Lor, Kecamatan Ciawigebang, Yeser Munawar.
"Habis dimakan oleh sejumlah biawak," katanya saat dihubungi ponselnya, Senin (26/10/2020).
Yaser mengatakan, jasad bayi perempuan sempat terbawa arus dan dikerubuti biawak.
Baca juga: BREAKING NEWS: Mayat Bayi dalam Karung Ditemukan di Sungai Ciporang Kuningan, Dikerubuti Biawak
Baca juga: Gaji Karyawan Swasta, PNS, TNI, Polri akan Dipotong 2,5% Mulai Januari 2021, Jokowi Udah Setuju
"Tadi, selain Pak Wawan yang mengetahui awal, ada Pak Maman yang mengikuti jasad bayi hingga dievakuasi banyak warga," katanya.
Menurut keterangan saksi mata kaki kiri bayi perempuan hilang akibat dimakan biawak, kata dia, hal tersebut terlihat jelas saat dievakuasi warga.
"Kondisi jasad mayat sudah amburadul dan organ dalam, seperti usus sangat terlihat yang disertai kondisi perut robek," ujarnya.
Menurut perkiraan warga jika bayi perempuan tersebut dibuang tak lama setelah dilahirkan.
"Sebab tadi, ari-ari juga masih nempel di pusar jasa bayi tadi," katanya.
Kades memastikan bahwa tindakan ini bukan dilakukan oleh warga setempat.
Hal itu menyusul dengan kondisi mayat bayi yang sudah membiru di sejumlah bagian tubuh korban tadi.
"Gatau siapa yang buang mayat bayi ini, namun kemarin kan hujan besar dan arus sungai cukup deras dan warga tadi lihat jasad mayat dari jembatan," katanya.
Dikerubungi Biawak
Warga Desa Pajawan Lor, Kecamatan Ciawigebang, Kuningan digegerkan dengan penemuan mayat bayi dalam karung.
"Iya, tadi ramai - ramai ribut soal mayat bayi dalam karung," kata Yanto salah seorang desa setempat, Senin (26/10/2020) sekitar pukul 08 : 15 WIB.
Data terhimpun nenyebutkan bahwa mayat bayi dalam karung ditemukan di aliran Sungai Ciporang Dusun Karangsari RT 005/002.
Baca juga: Sutradara Film Dokumenter BLACKPINK Berani Bongkar Sifat Asli Jisoo, Rose, Lisa, Jennie, Mau Tahu?
"Katanya sama mang Wawan yang pertama menemukannya," ujar Yanto.
Sementara Wawan (45) warga setempat mengatakan, sewaktu melintasi jembatan sungai tadi melihat biawak.
"Melihat banyak biawak yang mengkerubuti karung, fokus perhatian dari sana saya ajak warga lain untuk meyaksikan sejumlah biawak tadi," katanya.
Tidak lama Adi yang juga teman Wawan langsung mengikuti karung yang terbawa arus tadi.
"Saat dibuka, ada mayat bayi dalam karung dengan kondisi tak utuh," katanya.
Setelah kejadian itu, warga langsung lapor ke Polisi Sektor Ciawigebang.
"Iya betul, ada temuan mayat dengan kondisi kaki hilang kiri hilang satu," ujar Kapolsek Ciawigebang Kompol Yayat Hidayat saat dikonfirmasi melalui sambungan selulernya.
Baca juga: Keberanian Serka Eri, Anggota TNI Masuk Got Kotor Menyelam 5 Kali Ambil Sampah, Ada Bangkai Tikus
Yayat mengatakan, Tim Inafis Polres Kuningan terjun dan melakukan penyelidikan di tempat kejadian perkara.
"Kita masih lidik dan sekarang, mayat bayi sekarang berada di RSUD 45," katanya. (*)