Sekitar 26 Hektar Lahan di Kawasan Gunung Ciremai Terbakar, TNGC Ungkap Penyebab Kebakaran

Adapun akibat kebakaran lahan hutan, kata dia, tidak sedikit dipicu oleh warga saat melakukan pencarian madu hutan dengan cara tradisional.

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Mumu Mujahidin
ISTIMEWA
Ilustrasi: Relawan penjinak api berjibaku memadamkan kobaran api di Gunung Ciremai. 

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN – Balai Taman Nasional Gunung Ciremai mencatat ada sekitar 26 hektare lahan di kawasan Gunung Ciremai terbakar.
“Catatan itu merupakan akumluasi peristiwa kebakaran beberapa bulan lalu hingga saat ini,” ungkap Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC), Kuswando saat ditemui kantornya, di Desa Manislor Kecamatan Jalaksana, Kuningan-Jawa Barat.   
Musibah kebakaran, kata dia, tentu menjadi perhatian petugas dan merasa kecolongan.
“Sebab yang terjadi kebakaran itu, di wilayah sama Blok Pajaten daerah perbatasan Kuningan – Majalengka,” katanya.
Adapun akibat kebakaran lahan hutan, kata dia, tidak sedikit dipicu oleh warga saat melakukan pencarian madu hutan dengan cara tradisional.
“Kan biasanya, orang cari madu utan itu dengan menggunakan media pembakaran yang menghasilkan asap untuk mengusir lebah, mungkin darisana ada kelalaian dan terjadi kebakaran,” ujarnya.
Padahal, kata dia, pengawasan dan monitoring oleh petugas TNGC selau dilakukan lebih ketat. 
“Sehingga hal yang mencurigakan itu bisa kita antisipasi bahkan dengan tindakan pencegahan,” katanya.
Selain itu,kata dia, luas lahan yang terjadi kebakaran.
”Ini disebabkan tidak adanya pohon tumbuh besar,” katanya.
Sebab, lanjut ia kawasan tersebut didominasi oleh pertumbuhan rumut dan alang–alang yang terhimpun semak–semak.
“Nah, saat muim kemarau itu lahan kering rawan kebakaran. Dalam mengantispasinya, kami telah melakukan penanaman dengan cara bikin lubang yang disertai tanah sebagai media tanam,” katanya.
Karena, lahan tersebut merupakan bekas eruspi gunung sehingga menjadi larva atau banyak bebatuan yang kurang memberikan pertumbuhan pada tumbuhan disana.
”Cara penanaman itu dilakukan dengan cara tadi, bikin lobang sekitar 1-2 meter isi tanah dan kita tanam jenis pohon tertentu,” ujarnya.
Dalam tindakan pemadaman hutan lahan disana, kata dia, ini dilakukan melalui kerjasama dari Kepolisian, Tentara dan masyarakat disana.
‘”Iya kami dibantu TNI-Polri dan MPA dalam memadamkan kebakaran disana,”katanya.
Terlepas musibah kebakaran di kawasan hutan lahan Gunung Ciremai, kata dia, ini tidak terdampak pada populasi hewan berada di habitat tersebut.
“Seperti jenis Elang Jawa saja, jumlahnya itu sekarang ada 10 ekor,” katanya.
Pantauan di lokasi hutan Gunung Ciremai, kata dia, bahwa karakter Elang Jawa ini memang memiliki titik beredar sebagai lahan mencari makan.
”Dalam kebiasannya, setiap dua tahun sekali itu bertelur atau berkembangbiak,” ungkapnya.
Menyinggung soal populasi monyet ekor panjang, kata Kuswandono mengaku bahwa populasinya kini bertambah pesat. 
“Kalau jumlah persis tidak tahu, namun banyak laporan warga bahwa monyet ekor panjang sering turun dan berada di kawasan pemukiman warga,” ujarnya.  
Sehingga, kata dia, banyaknya monyet ekor panjang ini disebut sebagai hama di lingkungan masyarakat. 
“Dari kejadian itu, kami tindaklanjuti dengan membuat surat ke BKSDA (Balai konservasi Sumber Daya Alam, red) di Cirebon, karena untuk masalah penangan itu ada di wilayah KSDA sendiri,” katanya. 
Kebakaran sebelumnya

Kebakaran hutan dan lahan yang berada di kawasan Gunung Ciremai diduga api berasal dari lahan warga.

Hal itu menyusul dengan adanya sisanya pembakaran yang telah padam dan api cepat merambat ke atas atau ke kawasan Gunung Ciremai.

"Dugaan sementara kami temukan sisa kebakaran di lahan warga yang berakibatkan lahan hutan Gunung Ciremai kebakaran. Kebakaran itu menghabiskan sekitar 14 hektare. Lokasi kebakaran juga tidak jauh dari pemukiman warga atau sekitar 50 meteran," ungkap Humas BTNGC Kuningan, Agus Yudantara saat ditemui di Kantor Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC), yang terletak di Desa Manislor, Kecamatan Jalaksana, Selasa (18/8/2020).

 ZODIAK CINTA Besok, Rabu 19 Agustus 2020: Sagitarius Jangan Bertahan Pada Hubungan yang Tak Sehat

Agus mengatakan, saat melakukan pemadaman yang melibatkan petugas dari Kepolisian, TNI dan komunitas masyarakat peduli api.

"Dirasa sangat kesulitan, sebab selain kobaran api yang cepat membesar itu, juga anginnya tidak karuan saat berada di lokasi sekitar. Terkadang ke barat, utara dan tiupan angin sesekali ke arah timur," ungkapnya.

Agus mengklaim bahwa kobaran api benar-benar jinak sekitar pukul 20 : 30 WIB.

Meskipun demikian, sejumlah petugas tetap melakukan pengawasan dan patroli lingkungan kawasan hutan dan lahan sekitar.

 Kabar Gembira! Seluruh Objek Wisata di Majalengka akan Dibuka Kembali Besok

"Untuk piket dalam berjaga kawasan hutan dan lahan Gunung Ciremai, ada sebanyak 6 petugas dan semalam Kapolres dan Pak Dandim juga terjun ke lapangan,"katanya.

Kapolres Kuningan Kejar Pelaku Karhutla

Kapolres Kuningan AKBP Lukman Syafri Dandel Malik berkomitmen untuk mengungkap dan memburu para pelaku pembakaran hutan dan lahan di Gunung Ciremai.

Sebagaimana diketahui, terjadi kebakaran hutan dan lahan di Blok Pajaten Padabeunghar Gunung Ciremai pada Senin (17/8/2020) siang.

Api berhasil dipadamkan petugas gabungan pada Senin malam.

"Sampai sekarang, kami terus lakukan penyelidikan dan mengumpulkan sejumlah keterangan di lapangan dan berbagai saksi di lokasi sekitar kebakaran," ungkap Lukman saat dihubungi ponselnya, Selasa (18/8/2020).

Lukman mengatakan, kobaran api yang cepat melahap rumput dan ilalang kering di kawasan hutan dan lahan tersebut diduga merambat dari bawah.

"Kemudian tersapu angin hingga kobaran cepat membesar, kalau untuk siapa pelakunya, kita masih pengembangan," ujar Lukman.

 Sopir Mobil Kijang yang Sengaja Halangi Ambulans di Garut Diburu Polisi, Pelat Nomor Asal Sumedang

 Tabrakan Beruntun Baru Saja Terjadi di Jalur Maut Gekbrong Cianjur, Satu Orang Dilaporkan Tewas

 Daftar Harga Hp Oppo Terlengkap Agustus 2020, Mulai dari Oppo A5, A9, F11, F15 Reno3 hingga Reno4

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved